Rini Selani- Nama itu tercetak jelas di batu nisan yang terbuat dari batu granit silver, tangan Buntet mengusap ukiran nama tersebut dengan lembut dan tatapannya yang sendu.
"Mah, Moi dateng buat jenguk Mamah." Sapa nya pada kuburan Sang ibu yang di lapisi rumput hijau dan juga bunga mawar merah yang baru dia tabur, Aruna tersenyum tipis.
"Gimana kabar Mamah di sana? Pasti bahagia banget kan sama Ayah, hehe." Aruna sudah terbiasa untuk tanya jawab sendiri di kuburan Rini, itu sudah tidak aneh lagi, yang aneh adalah jika ada yang menjawabnya di bawah kuburan sana. Kan serem.
"Mamah tenang aja, Aku hidup dengan baik di sini sama anak-anak, cucu-cucu Mamah yang gemes itu... Mamah bener, masa lalu emang gak bisa di lupain. Di tambah lagi mereka mirip banget sama dia." Kata Aruna, tatapannya menerawang jauh ke belakang.
Ke sembilan belas tahun silam.
Flashback on;
Bibir merah itu tersenyum lebar saat melihat garis dua yang terbentang di tes kehamilan, dirinya positif hamil. Vir pasti akan senang. Aruna menyimpan testpack tersebut di dalam saku celananya dan akan pergi ke kamar Rini sebelum suara notifikasi ponselnya yang berada di atas nakas berbunyi.
Pesan vidio dari nomor asing, kedua alis Aruna mengkerut bingung. Aruna menekan video yang berdurasi hampir satu jam itu dan kedua kakinya langsung gemetar karena rasa syok dan tidak percaya saat menonton video tersebut.
Di dalam video tersebut adalah Vir yang tengah berhubungan intim dengan seorang wanita asing, mereka bercumbu dengan begitu panas dan bernafsunya. Suara-suara menjijikkan itu membuat Aruna mual.
Rasa marah, sakit hati dan rasa kecewa tercampur menjadi satu dalam emosi Aruna. Dia menangis tanpa suara, hatinya sangat sakit, sakit sekali. Aruna menghentikan Vidio tersebut dan mengirimkan satu kata umpatan pada Si pengirim.
Nomor asing itu melakukan panggilan Video call pada Aruna yang tentunya di tolak, si nomor asing tidak kenal kata lelah. Panggilan video itu terus menerornya tanpa henti hingga Aruna memutuskan untuk mengangkatnya.
Pemandangan seorang wanita yang terikat di kursi dengan mulutnya yang tersumpal kain putih, wajah wanita itu basah oleh air mata dan cairan merah.
"MAMAH!!" Jerit Aruna dengan rasa kejut yang begitu banyak, bagaimana ibunya bisa berada di sana? Apa yang terjadi pada ibunya? Aruna berlari dengan ponsel di genggaman tangannya ke dalam kamar Rini.
Kosong, tidak ada Rini di dalamnya. Ibunya di culik, itu yang ada di dalam logikanya.
"KAU, LEPASKAN IBUKU!!" Teriak Aruna penuh amarah pada si orang asing yang menculik ibunya itu, suara tawa keras seorang wanita terdengar di dalam sana.
Sesosok tubuh tinggi dan ramping berjalan dan berdiri di belakang kursi tempat Rini terikat, tangannya memegang belati tajam dan di mainkan di atas kulit wajah Rini.
Aruna melotot horor, dia menjerit dengan panik dan rasa takut. "HENTIKAN! Hentikan, lepaskan dia! jangan sakiti dia!! Apa yang kau inginkan?!! Katakan! KATAKAN PADAKU!!"
"Tinggalkan Vir dan pergi jauh dari hidupnya." Ujar Sosok itu dengan to the poin, wajah cantik itu tersenyum menyeringai keji dan meletakkan bilah tajam belati pada urat nadi Rini. "Jika tidak, maka wanita ini yang akan jadi korbannya. Understand?"
Aruna terdiam dalam dilema besar.
Wanita kejam di seberang sana tidak sabaran, dia menekankan bilah tajam itu hingga melukai leher Rini. Rini menggeram sakit tertahan.
Aruna melotot dan berkata cepat karena panik. "Oke, oke! Aku akan pergi, aku akan pergi dari Vir! Lepaskan ibuku sekarang!"
"Tidak semudah itu. Kau bereskan barang-barang mu dan ibumu, aku sudah menyiapkan kepergian kalian di sini. Villa kosong di dekat danau tidak berpenghuni, Danau Black roses."
"Cepatlah datang, I'm waiting for you~"
Panggilan video terputus, Aruna merasa buruk dan frustasi. Dia mengemasi barang-barang dan milik Sang ibu, menuliskan surat dan menyimpan barang-barang pemberian Vir, Suaminya.
Air matanya menetes saat melepaskan cincin pernikahan mereka. 'Maaf,.. Vir. Aku pergi.'
Aruna memberikan upah tiga kali lipat pada dua pembantu di rumah ini dan menyuruh mereka pergi sejauh mungkin, Aruna takut mereka di sakiti oleh Vir jika mengetahui dirinya pergi. Setelah itu Aruna juga pergi meninggalkan rumah dan segala kenangan indah itu di belakangnya.
Meninggalkan Vir, Suami-- mantan suaminya.
Aruna dan Rini kemudian benar-benar pergi jauh, sangat jauh sekali hingga Vir pun sampai tidak menemukan jejak mereka. Aruna sangat teliti, tidak, lebih tepatnya adalah wanita asing itu yang teliti. Dia yang mengurusi semua kepergian Aruna dan Rini.
Wanita yang bercinta dengan Vir dan juga wanita yang sama yang menculik dan menyakiti Rini.
Aruna benar-benar lenyap dari pandangan Vir, dari kehidupannya. Bahkan Vir yang mengobrak-abrik ke pelosok dunia pun masih tidak bisa menemukannya, Vir sudah kehilangan cahaya hidupnya.
Dia kembali ke Vir yang dulu, Vir yang tak tersentuh, Vir yang kejam tanpa perasaan. Vir si pemimpin dunia bawah, The Black Eagle King. Dia tidak pernah lagi muncul ke permukaan, dia bergelut lagi dalam kubangan merahnya.
Obsesi dan rasa cintanya pada Sang istri meningkat semakin tinggi, membuatnya tidak bisa membedakan mana cinta dan obsesi.
Aruna adalah istrinya, dan akan tetap seperti itu selamanya. Meskipun surat perceraian itu sudah sampai pada tangannya, tapi Vir membakarnya dengan ekspresi yang bagaikan salju di malam hari.
Vir hidup dalam kegelapan tanpa cahayanya lagi, dan Aruna hidup dalam kecerahan yang teduh dengan empat cahaya hidupnya.
Jarak memisahkan keduanya.
Flashback off.
____________________________________________________________________________________
Ada yang ingin di sampaikan oleh salah satu tokoh di sini;
Vir: Bukan jarak yang memisahkan kita, tapi elo, Dasar Author taik!!
Author: WKWKKWKWKWK.
Vir: Mau di jadikan daging cincang?
Author: /Minta maaf di atas materai (╥﹏╥)
Mungkin Flashback-Flashback lainnya akan menyusul di chapter-chapter mendatang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Montok Milik Presdir - END [SUDAH TERBIT]
Fanfic[SUDAH TERBIT E-BOOK, TERSEDIA DI GOOGLE PLAY STORE DAN PLAYBOOK] Namanya Aruna Cielo, yang kerap di panggil 'Gemoi' oleh ibunya karena tubuhnya yang montok dan juga kenyal jika di cubit. Aruna niatnya sih mau kerja dengan tekun di tempatnya bekerj...