Chapter 32: Greek Yoghurt Bowl

60 4 0
                                    

"I'll see you in the morning." Ryke kemudian mencium semua fitur di wajah Valerie sebelum meninggalkan Valerie sendiri di dalam kamarnya.

Setelah pintu kamarnya tertutup, Valerie menghela napasnya dan tersenyum sambil menatap langit-langit. Semua kecemasannya akan apa yang terjadi diantara dirinya dan Ryke kini sudah jelas.

Tidak ada lagi perasaan ragu akan perasaan Ryke terhadap dirinya. Ryke dan dirinya memiliki perasaan yang sama. Dan Valerie sangat bersyukur akan hal itu.

Ditambah lagi dengan Ryke yang ingin mencoba untuk mengusahakan hubungan mereka yang kelihatannya sangat mustahil untuk berjalan.

Semuanya memang tidak mudah bagi mereka berdua—dari bagaimana mereka menjalani hidup dan hubungan mereka yang mereka tutupi dari semua orang—tetapi setiap hubungan diperlukan sebuah perjuangan.

Untuk itu, Valerie dan Ryke sama-sama berjuang.

A happy ending takes a lot of effort.

*****

Pagi ini, sama seperti pagi sebelumnya, Ryke melakukan aktivitas lari pagi bersama dengan Damien. Di tengah udara pagi yang masih sangat dingin, keduanya berlari menyusuri jalan setapak yang terdapat di hutan kecil yang berada di belakang mansion.

Melihat Damien yang merupakan perokok berat—setidaknya dulu karena sekarang ia sudah mencoba untuk mengurangi rokoknya—serta peminum, ia cukup takjub bahwa pria itu masih sangat kuat untuk mengimbangi kecepatannya dalam berlari, walau setelah itu Damien memintanya untuk beristirahat sebentar.

Kini mereka duduk di kursi taman yang berada tidak jauh dari kolam renang. Ryke yakin air yang mengisi kolam cukup untuk membuat otaknya beku.

"Labonair." Tiba-tiba saja, Damien menepuk bahunya. Dengan perlahan ia menatap mata atasannya itu. "Aku tahu apa yang kau sembunyikan dariku."

Sial.

Ryke mengumpat di dalam hatinya. Bohong sekali jika ia mengatakan bahwa ia tidak panik. Namun, ia tidak memperlihatkannya kepada Damien. Ia menunjukkan wajahnya yang keras dan datar, seperti biasa.

Dari raut wajah Damien, ia tidak melihat adanya kemarahan atau merasa terkhianati oleh apapun itu yang Damien ketahui akan apa yang ia sembunyikan darinya.

"Sejak kapan kau bekerja untuk CIA? Untuk Cooper?" tanya Damien.

  "Salah satu bawahan Cooper menemui saya setelah misi penyelamatan Miss Stella di Temecula, Boss."

  "Kau seharusnya tidak perlu menutupinya dari saya, Labonair. Saya tidak masalah dengan semua ini selama kau tidak mengkhianati saya."

Ryke menundukkan kepalanya. "You have my loyalty."

Damien melepaskan cengkraman tangannya dari bahu Ryke. "Kalau begitu, apa alasanmu menerima mereka untuk mempekerjakanmu?"

  "Cooper sedikit mengancan saya dengan kehidupan personal kami. Anda tahu mengenai apa."

Damien mengangguk.

"Dan ini menyangkut kasus perdagangan anak yang dijadikan budak seksual oleh Alasteir Brown. Fucking Jeffrey Epstein 2.0." Ryke menggelengkan kepalanya. "Walaupun hal itu bukan yang terutama bagi CIA. Tetapi, bagi saya, hal itu lah yang membuat saya menerima untuk menjalankan misi ini. Cooper tahu kelemahan saya."

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang