Chapter 42: Daddy Issues

49 6 0
                                    

Selagi menunggu Valerie menemui ibunya di Bergdorf Goodman, Ryke mendengarkan percakapan antar ibu dan anak itu sambil mengintai supir dan penjaga Lexi Branson yang akan menjadi peluangnya untuk mengintai pergerakan Lexi Branson dan dimana wanita itu berada karena ternyata aktris senior itu selalu mengganti tasnya setiap harinya. Jadi, pelacak yang ia masukkan ke dalam tasnya sudah tidak berguna lagi.

Mungkin kalian bertanya-tanya bagaimana Ryke dapat mendengar percakapan Valerie dan Lexi Branson. Sebelum Valerie turun dari mobilnya, ia menempelkan penyadap di belakang kerah baju Valerie saat mereka berciuman.

Saat ia melihat ada pergerakan pada supir yang bekerja untuk Lexi Branson, ia langsung keluar dari mobilnya dan mengikuti pria paruh baya tersebut. Pria itu mengarah ke toilet gedung.

Ryke menepuk bahu pria itu dari belakang seraya menempelkan benda kecil tersebut yang bahkan tidak dapat terlihat saat sudah menyentuh pakaian.

Pria itu menoleh dan menatapnya sambil tersenyum.

"Apa yang dapat saya bantu, anak muda?"

Apakah Ryke tidak terlihat seperti pria yang sudah berkepala tiga?

"Apakah anda melihat ada gadis kecil berambut merah jalan ke arah sini, pak?"

Tidak mungkin Ryke bertanya dimana toilet berada, bukan? Karena toilet sudah ada di depan matanya sekarang.

Supir tersebut menggelengkan kepalanya dan tersenyum sebelum mengatakan bahwa ia tidak melihat gadis kecil dengan ciri-ciri yang diberikan oleh Ryke padanya.

Kemudian setelah itu Ryke melepaskan pria yang kelihatannya sudah ingin sekali untuk membuang air dan kembali ke dalam mobilnya. Belum juga ia mengunci pintunya, ia mendengar pintu mobilnya terbuka dengan sangat kencang dan selanjutnya terdengar pintunya tertutup dengan tidak kalah kencang.

Ryke mengubah posisi duduknya agar ia dapat melongok ke kursi belakang dan mendapati Valerie yang sedang menatapnya dengan mata yang memerah. Ia dapat melihat Valerie sedang menahan tangisannya.

  "Baby, what happened?"

Setelah pertanyaan itu keluar dari mulut Ryke, wanita itu menangis dan membuat Ryke berpindah tempat ke belakang untuk memeluknya.

Ryke memberikan Valerie waktu untuk menceritakan apa yang terjadi yang membuatnya nangis seperti ini dengan tetap mendekap tubuh Valerie. Valerie tidak henti-hentinya menghentikan tangisannya sehingga ia harus menghabisi berlembar-lembar tisu yang diberikan oleh Ryke padanya.

Selang beberapa saat, Valerie mencoba untuk mengatur napasnya setelah ia merasa semua emosinya sudah ia tumpahkan lewat air mata dan hidung yang berubah menjadi merah, seperti bekantan.

  "Can we go back to your hotel now?" tanya Valerie sebelum Ryke mengiyakannya dan pergi dari tempat itu

Setelah sampai kembali di kamar hotel Ryke, Valerie langsung membuka alas sepatunya serta membuangnya ke sembarang tempat, lalu naik ke atas tempat tidur dan meringkuk.

Ryke menghela napasnya.

Ia memandangi Valerie dengan penuh simpati karena ia mendengar percakapan wanita itu dengan ibunya, dan Valerie memiliki alasan yang kuat untuk semarah ini dan juga sesedih ini.

Saat Valerie mengangkat wajahnya dan melihat Ryke yang sedang menyenderkan tubuhnya pada tembok disampingnya dan melihat ke arahnya dengan tersenyum lemah, ia membalas senyumannya sambil melebarkan kedua lengannya—meminta agar Ryke memeluknya.

Valerie sangat membutuhkan itu.

Ryke pun langsung menghampiri Valerie di atas tempat tidur mereka dan memeluknya untuk beberapa saat sampai wanita itu yang melepaskannya lebih dulu.

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang