Part 45: I Love You, Pizza

46 4 0
                                    

Tinker Bell.

Tinker Bell adalah sebutan dan sekaligus panggilan termanis yang pernah ia dengar semasa hidupnya dan Ryke adalah pria termanis yang pernah ia temui selama hidupnya di dunia ini.

Selama acara, Valerie tidak terlalu mengikutinya karena ia terlalu sibuk untuk menahan senyumannya dan memikirkan gestur yang tadi Ryke lakukan di luar sana. Baru kali ini, untuk pertama kalinya setelah lima tahun berturut-turut ia menghadiri Met Gala, ia ingin cepat-cepat pulang dan juga tidak berniat pergi ke Boom Boom Room dan Up & Down untuk mengikuti after-party yang cukup dibilang 'sakral' bagi para tamu undangan Met Gala.

Semua itu hanya karena ia ingin sekali menghabiskan waktu bersama Ryke.

Setelah acara tersebut selesai, Valerie langsung menuju pintu keluar dengan langkah yang normal agar tidak ada salah satu dari kenalannya yang ada di tempat itu menghentikannya untuk mengingatkan dirinya akan after-party.

Ditengah-tengah misi melarikan dirinya, ia harus mengalami situasi yang tidak dapat ia tahan, yaitu membuang air kecil.

Valerie mengumpat di dalam hatinya seraya berjalan menuju kamar kecil yang sangat terkenal itu, dimana selebriti seperti dirinya, berfoto bersama dengan selebriti-selebriti lainnya.

The real party at the Met Gala was in the bathroom, they said.

Untungnya, sekarang ini toilet sedang tidak ramai, bahkan dapat dikatakan sepi sehingga Valerie dapat sedikit tenang. Namun, itu terjadi sebelum ia keluar dari bilik toilet karena setelahnya ia mendapati Jassim Fahd bersama dengan penyanyi pendatang baru yang belakangan ini sedang naik daun bernama Zahra Stewart, bercumbu.

Ia tidak peduli akan hal itu.

Hanya saja, ia sedikit jijik dengan bagaimana mereka bercumbu dan kasihan juga kasihan perempuan itu karena pria yang sedang bercumbu dengannya adalah pria berengsek.

Valerie tidak akan mencoba untuk memperingatkan perempuan itu karena yang pertama ia tidak mempunyai waktu dan yang kedua, dengan begitu Jassim tidak akan mengganggunya lagi. Memang egois, tetapi apa boleh buat?

Awalnya Valerie berpikir bahwa ia akan dapat pergi begitu saja tanpa Jassim sadari keberadaannya, tetapi nyatanya tidak.

Entah apa yang membuat pria itu menyadari keberadaannya, tetapi Valerie menyalahkan suara dari hak sepatunya.

"Valerie?"

Valerie mengutuki sepatu hak tinggi Christian Louboutin miliknya.

"Aku tidak bermaksud untuk mengganggu kalian berdua," kata Valerie yang sudah mengambil ancang-ancang untuk lari dari tempat ia berdiri sekarang. "Lanjutkan apa yang kalian lakukan. Sampai jumpa!"

"Tidak, Val. Tunggu!" seru Jassim Fahd.

Dan dengan seluruh kekuatannya, Valerie lari menuju pintu keluar. Ia tidak akan menoleh ke belakang sampai dirinya benar-benar keluar dari tempat itu dan menemui Keenan yang sudah ia hubungi untuk stand by di luar gedung sejak sepuluh menit yang lalu.

Setelah ia melihat adanya Keenan, disana lah ia mulai merasa tenang. Pengawalnya itu menuntun Valerie yang kesulitan dengan gaun putihnya, menerjang banyaknya paparazzi yang dapat membuatnya buta kalau saja ia tidak terbiasa dengan hal tersebut sejak belia.

"Antar aku kembali ke hotel ya," kata Valerie sebelum supirnya yang duduk di samping Keenan menjalankan mobil. "Setelah itu, kalian boleh istirahat. Tidak perlu mengantarku ke BBR atau Up & Down."

  "Tetapi di jadwal yang Miss Ehrlichmann berikan–"

Valerie mengangkat tangannya. "Maaf, tetapi aku harus mengatakan ini. Kalian berdua bekerja untuk...?"

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang