Chapter 33: The Emptiness and Anxiety

43 3 0
                                    

Greyson sudah membelikannya satu buah koper lagi yang paling besar yang dimiliki oleh Tumi, tetapi tetap saja tidak dapat memuat semua barangnya.

Kini Valerie benar-benar ada diposisi frustasi. Terlepas dari nanti akan ada banyak bala bantuan untuknya di bandara, tetapi melihat bahwa belum semua barangnya—kini tinggal tersisa tiga paper bag besar dari Dior dan Vivienne Westwood—masuk ke dalam koper membuatnya kehilangan akal.

  "Apa yang harus aku lakukan, Ya Tuhan?"

Mungkin memang sudah takdirnya untuk dirinya menenteng ketiganya. Valerie menghela napasnya, setelah itu ia meraih telepon di atas nakas yang langsung terhubung pada semua telepon kamar pekerja di mansion itu, termasuk juga seluruh kamar yang ada di dalam sini.

Saat ia hendak menekan nomor yang terhubung pada telepon para pelayan, ia mendengar ketukan di pintunya yang terbuka. Valerie menoleh dan menemukan Ryke yang sedang bersandar di pintu tersebut.

  "Damien memintaku untuk mengantarmu ke bandara," ucap Ryke sambil tersenyum karena ia sangat senang saat mendapatkan kesempatan untuk bersama dengan Valerie untuk terakhir kalinya sebelum mereka dapat bertemu lagi, entah kapan saatnya. "Kau tidak perlu meminta pihak maskapai untuk menjemputmu."

Valerie ikut tersenyum dan meminta Ryke untuk masuk ke dalam kamarnya agar ia dapat memeluknya. Ryke pun langsung menutup pintu di belakangnya dan memeluk wanita itu singkat.

  "Ayo," ajak Ryke sembari menangkup wajah Valerie yang masih melingkarkan kedua tangannya pada tubuhnya. "Aku tidak dapat memprediksi jalan, Valerie."

Mau tidak mau, Valerie melepaskan pelukannya itu untuk memakaikan sneaker pada kakinya. Sesudah itu, Valerie ingin mengambil salah satu kopernya untuk ia bawa, tetapi Ryke tidak memperbolehkannya.

"Kau tunggu saja di dalam mobilku. Ini semua biar aku yang membawanya. Okay?"

"Aku bisa membantumu membawa paper bag ini," kata Valerie, tetapi Ryke bersikeras agar ia tidak perlu membawa satu barang pun.

"Tunggu aku saja di dalam mobil." Setelah menerima anggukkan dari Valerie, ia mencium bibir Valerie sebelum wanita itu pergi.

Saat Valerie baru saja hendak membuka pintu mobil hitam tersebut, ia sudah mendapati Ryke yang berjalan melaluinya dari belakang dengan kedua koper besar miliknya. Ryke membuat kedua koper tersebut terlihat sangat ringan.

"Bagaimana kau tidak keberatan membawa dua koper itu sekaligus?" tanya Valerie yang hanya dibalas dengan tawa oleh Ryke sebelum pria itu harus kembali ke atas lagi untuk kedua kalinya.

Valerie pun masuk ke dalam mobil tersebut dan duduk manis di kursi penumpang selagi menunggu Ryke kembali bersama barang-barang miliknya yang masih tertinggal di atas.

Valerie menunggu pria itu sambil memainkan ponselnya. Saat ia sedang membaca jadwalnya untuk satu minggu ke depan yang dikirimkan oleh Fionna, tiba-tiba saja ia mendapatkan notif yang muncul dari atas layar ponselnya dari nomor yang tidak ia simpan di dalam kontaknya.

+1 626 *** ****

Valerie-Ann Branson.
Is that you?
*a video*

Awalnya, ia tidak dapat melihat jelas video apa yang dikirimkan padanya dari nomor yang tidak dikenal ini. Pada saat ia memutar video tersebut, rasanya semua isi perutnya ingin keluar begitu saja. Jantungnya berdebar. Tangannya bergetar.

Ia tidak dapat mengatur napasnya dengan baik. Bahkan, saat ia mendengar bagasi mobil yang terbuka, ia semakin tidak dapat mengaturnya.

Tetapi, Ryke tidak boleh melihatnya seperti ini karena pria itu pasti akan menanyakan apa yang membuatnya seperti ini dan Valerie takut Ryke akan meninggalkannya.

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang