le mien: 21

347 58 4
                                    

Bagian: 21

Jeremy memandangi rumah dua tingkat yang terpasang tulisan akan disita itu dengan perasaan tak enak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeremy memandangi rumah dua tingkat yang terpasang tulisan akan disita itu dengan perasaan tak enak. Jeremy menekan bel rumah tersebut dan tak lama kemudian seseorang keluar dari dalam.

"Kak Jere? Ada perlu apa Kak? Ayo masuk dulu"

Jeremy tersenyum tipis kepada Perempuan yang berumur setahun lebih muda darinya itu. "Gue mau nanya sama lo Lan, diluar aja mau gak?"

"Boleh Kak"

Mereka duduk berdampingan di kursi depan teras. Jeremy menaruh seluruh atensi nya pada Alana, adiknya Alard.

"Sebelumnya gue ikut berduka atas meninggalnya Alard. Maaf kemarin gak bisa dateng Lan, gue masih ikut ngurus kasus waktu itu"

Alana menunduk tak enak. "Justru gue yang minta maaf sebesar-besarnya mewakili Kak Al, Kak Al udah ngecewain kalian semua, dia khianati kepercayaan kalian" mata Gadis itu berlinang air mata, dia sedih dan kecewa pada Kakak nya. "Mama sama Papa masih berduka, mereka lebih terpukul lagi Kak. Anak mereka meninggal, sebelum itu juga ngelakuin perbuatan gak bener, gue minta tolong buat Kak Jere jangan ungkit ini di depan mereka" dia menyeka air mata nya dan berlutut di depan Jeremy

"Berdiri Lan" Jeremy membantu Alana berdiri kembali dan duduk di kursi nya lagi. Jeremy menghela pelan. "Gue memang mau bahas Alard tapi sama lo. Gue juga gabakal ngungkit itu ke Mama sama Papa lo Lan. Lo tenang aja"

"Kakak mau nanya apa?"

"Beberapa hari atau minggu terakhir ada gak keanehan yang Alard tunjukin? Lo sebagai Adek nya mungkin ngerasa ada sesuatu yang beda dari Al?"

Alana terlihat berpikir. Dia seolah mengingat sesuatu. "Akhir-akhir ini Kak Al ngelakuin kegiatan nya kayak biasa. Tapi---seperti yang lo liat Kak, rumah kami hampir disita karena perusahaan Papa bangkrut kelilit hutang. Kak Al selalu bilang kalau dia pasti bisa bantu biar rumah kami kembali, kami gak berharap banyak karena cara satu-satu nya ya kami pindah rumah dan relain rumah ini. Tapi pagi tadi orang bank datang dan ngabarin kalau hutang kami semua sudah lunas, kalau urusan nya sudah di urus rumah kami dan barang-barang yang di ambil bakal di balikin sepenuhnya. Gue nanya sama pihak bank nya siapa yang lunasi, katanya yang lunasin temen nya Kak Al. Gue udah hubungi semua nomor temen Kak Al yang gue tau tapi katanya mereka gak bantu itu. Gue sama Mama dan Papa bersyukur banget Kak, tapi kami takut uang untuk ngelunasin itu ada sangkut paut nya sama kejadian Kak Al ini"

Alard, Kasus, Hutang sepertinya memang benar pendapat yang di utarakan Alana. Seolah-olah tiga hal itu memang ada hubungan nya, Jeremy berusaha menyusun tiga kata itu menjadi kalimat yang saling berhubungan.

"Apa mungkin, Alard ngejebak Hesvior dengan naruh narkoba di markas karena disuruh orang dan orang itu yang bantu ngelunasi hutang kalian dengan syarat saat tindakan dia ketauan Alard harus bunuh diri dan tutup mulut atas semua yang terjadi?"

le mien Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang