le mien: 33

222 44 23
                                    

Bagian: 33

Sagara duduk di pinggir tempat tidur sambil mengusap kepala Cesie yang masih belum sadar dari pingsan nya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sagara duduk di pinggir tempat tidur sambil mengusap kepala Cesie yang masih belum sadar dari pingsan nya tadi. Saat pulang tadi dia dikejutkan dengan kabar Cesie yang tiba-tiba menjerit dan akhir nya pingsan. Sagara sangat khawatir, dia merasa dia belum menjadi Adik yang baik, dia belum tau apapun mengenai Cesie. Teman-teman Sagara baru saja pulang, mereka tidak enak jika ikut campur urusan keluarga Sagara walau mereka juga kaget dan khawatir dengan keadaan Cesie.

Sagara meraih satu tangan Cesie dan mengusap lembut punggung tangan Gadis itu. "Cey, gapapa istirahat dulu. Tapi cepet sadar ya..." dia mencium punggung tangan Cesie dan meletakkan kembali tangan Cesie di atas perut Gadis itu

Sagara ingin mengetahui semua hal yang belum ia ketahui itu. Dia pun segera berjalan menuju kamar Orang Tua nya. Dari depan pintu, Sagara dapat melihat Papa sedang menenangkan Mami yang terisak di kamar mereka.

Sagara mengetuk pelan pintu yang sedikit terbuka itu dan mendorong nya secara perlahan. Mami Agnes menatap nya dengan mata memerah. Sagara rasanya ingin menangis juga. "Mami kenapa?" dia menghampiri Papa dan Mami lalu duduk di sebelah Mami

Mami tersenyum lalu menggeleng. "Gapapa Gara" Mami mengusap lembut pipi Sagara. "Gara mandi aja sana, temen-temen kamu gimana? Jangan di tinggal temen nya..." suara Mami sangat serak

"Temen-temen aku udah pulang, maaf kalau mereka gak izin sama Papa sama Mami" Sagara mendengus pelan. "Mami kenapa mau ngehindari aku? Aku bukan anak kecil Mami, Mami bisa cerita keluh kesah Mami ke aku"

Papa menatap Sagara dengan senyuman tipis. Anak nya yang tak pernah serius ini ternyata bisa berubah menjadi sosok pengertian dan dewasa. "Mami kamu masih belum bisa cerita Sagara, nanti aja ya?"

Sagara terdiam, dia ingin tau tapi tidak mau juga memaksa Mami. "Oke...Mami istirahat aja nanti aku yang jagain Cey, dua puluh empat jam! Janji!"

Mami terkekeh samar, dia meraih wajah Sagara dan mengecup lama kening Putra nya itu. Walau Sagara itu Putra tiri nya, Agnes sangat menyayangi Sagara sama seperti dia menyayangi Cesie. "Makasih ya Gara udah nerima Mami sama Cey di hidup kamu" mata Mami berkaca-kaca, suara nya sangat gemetar. "Mami bersyukur banget ada kamu sama Papa kamu di hidup Mami dan Cey..." air mata Mami menetes begitu saja. "Hidup kami dulu sangat menderita..." Mami beralih menatap Papa Sadam. "Mas makasih sudah mau menyayangi Cesie dan mencintai aku. Terima kasih banyak"

Papa Sadam ikut meneteskan air mata, dia menarik Mami kedalam dekapan nya dan mencium puncak kepala Mami berulang kali. Sagara jadi ikutan sedih dan bergabung ke pelukan pasangan itu.

"Justru kami yang bersyukur ada kamu dan Cesie di hidup kami Agnes...terima kasih sudah menjadi sosok Ibu yang baik buat Sagara. Makasih juga karna kamu telah menyayangi Sagara segenap jiwa kamu. Kamu meluangkan waktu untuk mengurus keluarga ini di tengah kesibukkan kamu. Kamu gak perlu berterima kasih, kami juga sangat berterima kasih sama kamu dan Cesie"

le mien Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang