Bagian: 2
"Kata Bibi kemarin kamu pulang di anter cowo? Jeremy kan? Masih Jere anter jemput kamu?"
Cesie yang tadinya enak mengunyah roti lapis buatan Mami nya mendadak tak berselera makan. Padahal ia kira Mami nya tidak akan tau hal ini karena kemarin saat makan malam Mami tak menyinggung hal ini. Tapi mengapa harus sekarang? Lagian Jeremy memang akan mengantar nya ke sekolah hari ini.
Mata nya berhadapan langsung dengan Sagara yang memainkan alisnya. Kenapa laki-laki itu seolah senang sekali jika Mami atau Papa menunjukkan ketidaksukaan mereka pada Jeremy. Padahal kan bukan urusan Sagara.
"I--itu...maaf Mami. Aku kemarin udah mau pulang sama Supir tapi Jere bilang dia udah deket. Kasian Mi dia udah jauh-jauh ke Champion buat jemput aku masa aku tolak"
"Nah itu tau, kamu gak kasihan sama dia. Arcadia sama Champion itu cukup jauh loh Cey"
"Kasihan Mi. Tapi dia tetep mau anter jemput aku"
"Pagi ini? Jangan bilang dia mau kesini?"
"Iya" jawab Cesie pelan
Papa Sadam yang melihat keributan itu dan merasa kasihan dengan Cesie berusaha menenangkan Agnes yang sudah naik pitam. "Udahlah sayang, biarin aja dulu. Nanti kalau udah lewat seminggu Cey sekolah di Champion, aku yang bakal bilang sama Jeremy itu"
"Gapapa Pa, aku bisa bilang sendiri" bantah Cesie saat itu juga
Sagara meneguk habis susu putih miliknya. "Gara juga bisa bilangin ke dia" ujar Sagara lalu pergi untuk mengeluarkan motor nya dari garasi
Cesie melototkan matanya pada Sagara yang memeletkan lidah nya ke arah Cesie. Kenapa dia mendapatkan Saudara seperti ini. Padahal hidupnya aman-aman saja saat menjadi Putri tunggal Mami nya. Ponsel nya tiba-tiba bergetar, nama yang muncul dilayar membuat Cesie mendadak panik.
"Si Jere?" tanya Mami sewot
Cesie mencium pipi Mami nya. "Pamit ya Mi" dia juga menyalami Papa nya, "Cey sekolah dulu ya Pa"
"Hati-hati, yang rajin sekolah nya"
"CESIE--"
"Dadah Mami sayang! Love you!" dia mengedipkan satu mata nya dan segera kabur untuk menemui Jeremy di depan
Senyuman nya mengembang saat melihat Jeremy sudah duduk di atas motor nya. Sepatu nya bahkan belum terpasang rapi tapi Cesie langsung menghampiri Jeremy dan memeluk Jeremy.
"Jere!" panggilnya semangat
Jeremy terkekeh dan mencium puncak kepala Cesie. "Udah pamit sama Mami?"
Cesie mengangguk. "Ayo pergi nanti kamu telat kalau anter aku mepet waktu nya"
Jeremy melihat jam di pergelangan tangan nya. "Aku mau ketemu Mami sama Papa kamu boleh?"
Cesie meringis. Jangan dulu deh sekarang. "Mami sama Papa mau pergi Je, nanti aja ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
le mien
Teen FictionGenre: romance, youth, love, enemies Rolfagez dan Hesvior adalah dua Geng motor yang sudah menjadi musuh sejak lama. Bagaimana jika seorang Gadis tiba-tiba terlibat dan menjadi pemicu berkobar nya api permusuhan antara Michael Januarta (Ketua Rolfag...