Bagian: 34
"Mika aku ada saran nih, gimana kalau Champion Healing nya dicepetin aja? Biasanya kan tuh dua bulan lagi, kalau untuk tahun ini sekitar minggu depan kamu bisa gak bilang ke pihak sekolah?" Amora melirik Michael yang terlihat tidak tenang entah memikirkan apa, tapi Amora harus berusaha agar kegiatan kali ini dipercepat karena dia mau menjalankan rencana nya. "Atau kamu bujuk Opa kamu, boleh gak Mika? Aku banyak nih denger Anak-anak bilang mau Champion Healing nya di percepat karena kalau semakin lama dilaksanain nanti ngeganggu persiapan kelulusan sama masuk univ"
Michael memang mendengarkan ucapan panjang yang keluar dari mulut Amora. Tapi sedari tadi Michael terus memandangi pintu kelas 12 Ipa 1 dimana sejak awal dia duduk di kursi pinggir lapangan, dari tadi juga dia tidak menemukan Cesie keluar dari kelas.
"Mika denger aku gak sih?"
Michael gelagapan, untungnya ucapan Amora beberapa nyangkut di kepala nya sehingga dia langsung mengangguk pelan. "Iya..."
"Nah kalau CH nya di percepat kita bisa healing juga, jujur aku juga pingin CH dalam waktu dekat, aku denger dari Kak Ola kalau tahun kemarin mereka party bareng, seru banget gak sih? Tempat nya di dekat pantai juga kan? Kita bisa lihat sunset sama sunrise bareng. Terus Villa nya besar banget dan luas, aku bener-bener mau CH Mikaa...ayo bujukk yaa?"
Michael sebenarnya malas dengan kegiatan seperti itu walau semua orang Champion pasti sangat menginginkan kegiatan itu cepat dilaksanakan. Tapi yang Amora katakan juga tidak salah, tapi ya dia malas. "Tapi Mor, bukan nya udah pas dua bulan lagi? Sekarang masih intensif belajar, nanti kita ketinggalan pelajaran"
Amora mendengus pelan. Satu yang Amora kurang suka dari Michael, dia selalu memikirkan belajar dan belajar, sangat tidak asik. "Mika banyak loh temen-temen yang mau Champion Healing sekarang. Apa salahnya sekarang sama dua bulan lagi? Kalau sekarang dilaksanain, kita bisa fokus ke bulan depan-depan nya. Gimana?"
"Gue memang Cucu nya Opa tapi peraturan sekolah mana bisa gue ganggu Mor. Udahlah nanti aja mikirin itu" matanya mendapati Kayla yang baru saja keluar dari kelas sendirian lalu berjalan menuju toilet. Dahi Michael mengernyit heran, kenapa Cesie sama sekali tidak keluar kelas
"Bukan nya Rolfagez suka party?" Amora menyunggingkan senyum. "Kamu bayangin deh kita bisa bikin party sepuas kita tanpa ada larangan kayak di club luar sana. Itu acara kita Mika, semua yang kita lakuin disana gak ada urusan nya sama sekolah. Kita bebas disana, kamu gak mau ajak temen-temen kamu seneng-seneng disana?"
Amora melihat Michael sedikit mencerna ucapan dia. Tapi masih belum menjawab dengan pasti saran dari Amora saat ini. Amora sudah lelah, sepertinya dia harus mencari cara lain untuk membalas Cesie. "Kalau kamu gamau gapapa sih, tapi aku yakin semua orang bakal suka kalau ini dipercepat"
"Oke gue akan coba bilang sama Opa. Tapi gue gak janji bisa dipercepat atau enggak"
Bibir Amora membuat senyuman yang cukup lebar saking senang nya Michael ingin berusaha demi keinginan nya. Dia melingkarkan kedua tangan nya di pinggang Michael dan menaruh kepala nya di bahu Laki-laki itu. "Makasih banyak Mika..."
KAMU SEDANG MEMBACA
le mien
Teen FictionGenre: romance, youth, love, enemies Rolfagez dan Hesvior adalah dua Geng motor yang sudah menjadi musuh sejak lama. Bagaimana jika seorang Gadis tiba-tiba terlibat dan menjadi pemicu berkobar nya api permusuhan antara Michael Januarta (Ketua Rolfag...