05. aneh

2 0 0
                                    

"kenapa kamu ngomong gitu sayang? isha bertanya kepada putrinya."

"karena aku ngerasa aku ini aneh ma. kata disha."

"tapi kamu normal sayang, kamu kan manusia. kata isha."

"aku tau aku emang manusia, yang bilang aku setan juga siapa. lagian aku masih hidup belum meninggal. kata disha lagi."

"cuman karena kamu takut sama eskalator kamu ngerasa kalo kamu aneh?. isha bertanya kepada putrinya lagi."

"iya mah."

"sebenarnya ada sih caranya supaya kamu bisa gak takut sama ketinggian."

"caranya gimana mah? disha juga bertanya kepada ibunya."

"caranya kamu harus ke psikiater ya sayang."

"tapi aku gak gila mah."

"mama gak bilang kamu gila sayang. mama pengen bawa kamu ke psikiater, supaya kamu cepet sembuh sayang, supaya kamu gak takut lagi sama ketinggian."

"tapi ke sana harus ada uang mah, emang mama punya uang buat ke sana? disha bertanya kepada ibunya."

"belum ada sih sayang, tapi kalo uangnya udah ada mama langsung bawa kamu ke sana sayang."

"dulu uangnya udah ada, mama gak bawa aku ke psikiater, giliran sekarang uangnya gak ada mama pengen bawa aku ke sana."

"uang yang dulu. uang yang mana. isha bertanya kepada putrinya."

"uang waktu mama ke bali itu lho mah, dulu mama kan ke bali waktu aku masih SD, terus mama nitipin aku ke kakek sama nenek."

"oh yang itu, uangnya udah habis sayang."

"tapi dulu kan uangnya ada ma, kenapa uangnya habis ma? disha bertanya kepada ibunya."

"kan dipake buat kebutuhan kita sayang, mangkanya uangnya habis."

"terus kalo sekarang uangnya gak ada gimana caranya ke psikiater, kalo uangnya habis. disha bertanya kepada ibunya lagi."

"kan sekarang mama kerja jualan baju orang-orang buat dapet uang dis."

"tapi kan mama jarang jualan kaya gitu. orang setiap hari mama di rumah mulu."

"tapi kan mama lagi usaha dis buat dapet uang, meskipun jualannya kaya gitu."

"ya udah kalo uangnya gak ada, gak usah ke psikiater, dikira ke psikiater gampang apa. kalo udah ada uangnya baru kita ke sana, kalo gak ada mending gak usah ke sana."

"iya sayang kita ke sana kalo mama udah dapet uang."

"semoga cepet dapet uangnya ma."

"amin sayang."

"amin juga ma."

"kira-kira cari psikiater enaknya di mana ya, coba nanti aku cari psikiaternya. isha berbicara dalam hati."

"emangnya kalo aku ke psikiater aku bisa sembuh apa. psikiater kan bukan dokter yang bisa nyembuhin penyakit orang. aku gak yakin sih kalo aku bakalan sembuh kalo aku mau ke psikiater. disha berbicara dalam hati."

"aku harus bahas soal ini ke mas dega/rekan atau kakaknya disha juga karena bagaimanapun mereka harus tau soal disha yang takut sama ketinggian. isha berbicara dalam hati lagi."

Tiba-tiba isha mengirim pesan kepada mantan suaminya dan juga mantan anak tirinya alias kakak disha yang pertama.

Isha: Assalamualaikum, halo.

Dega: waalaikumsalam sha.

isha: aku mau bicara soal disha. penting banget soalnya.

dega: emangnya disha kenapa?

Isha: dia gak kenapa-kenapa kok mas, dia baik-baik aja kok. cuman aku mau ngasih tau kamu sama anak pertama kamu yang belum tau soal disha yang sekarang.

Dega: kirain disha kenapa-napa sha, soalnya tiba-tiba banget kamu wa aku sama anak aku.

Isha: karena ini penting banget, kalian berdua berhak tau soal disha yang sekarang. aku jelasin ya kalau sebenarnya disha kenapa sekarang.

dega: iya.

Isha pun langsung menjelaskan cerita yang sebenarnya kepada mereka berdua bahwa disha sebenarnya takut dengan ketinggian. contohnya seperti takut naik pesawat, naik eskalator, naik wahana permainan yang ada sangkut-pautnya dengan ketinggian.

"aku baru tau lho buk, kalo adek aku takut sama ketinggian, soalnya papa, disha, sama ibuk gak pernah cerita soal ini. ujar kakaknya disha yang pertama."

"papa aja baru tau kalo adek kamu takut sama ketinggian, soalnya disha gak pernah cerita sama papa. kata dega."

"kok bisa pa, dulu papa kan tinggal sama disha pa, papa udah lama tinggal bareng dia, masa papa baru tau kalo dia takut sama ketinggian pah. kata diko kakak disha."

"karena adek kamu gak pernah cerita, mangkanya papa baru tau di. papa gak pernah liat adek kamu takut sama ketinggian, mangkanya papa kaget kok dia bisa takut sama ketinggian. kata dega lagi."

"harusnya aku yang kaget sih pah, bukan papa karena papa lebih lama tinggal sama disha, sedangkan aku dari kecil aku pisah sama adek aku pah, karena aku di Jakarta sekarang, sedangkan dia di bangil. aku punya adik tapi malah LDR-an. kata diko."

"kamu pengen ketemu sama adek kamu di. isha bertanya kepada diko."

"iya buk. kata diko lagi."

"kapan-kapan ibuk sama disha ke jakarta ya, nyamperin kamu sama sama papa kamu ke sana karena disha pengen ke sana ketemu sama kamu, papa kamu, istri kamu, sama anak kamu juga di. kata isha."

"iya buk. kata diko."

"ya udah ibuk akhiri pesan ini ya, ibuk chat kalian cuman ngasih tau soal disha. kata isha lagi."

"iya buk. kata diko."

Pesan pun berakhir dan isha langsung berhenti mengirim pesan kepada mereka berdua.

Di rumah diko. diko sedang memikirkan adeknya. dia kepikiran pembicaraan dia, ayahnya, dan juga mantan ibu tirinya dichat.

tiba-tiba istrinya diko menghampiri suaminya yang sedang melamun.

"mas kenapa bengong? istri diko bertanya kepada suaminya."

Diko langsung menceritakan tentang disha yang punya fobia ketinggian.

"jadi kamu baru tau adek kamu itu takut sama ketinggian mas? risha bertanya kepada suaminya."

"iya ris aku baru tau, karena ibuk, sama disha gak pernah cerita, mangkanya aku baru tau kalo adek aku satu-satunya ternyata punya fobia. ujar diko."

"mungkin karena kamu sama disha pisah dari dulu mas, mangkanya dia gak pernah cerita sama kamu mas. mau ketemu aja susah karena beda kota. kata risha."

"tapi dulu aku pernah ke Probolinggo ketemu sama adek aku sebelum kita kenal, habis itu kita nikah. kata diko."

"kalo soal itu aku gak tau sih mas kenapa disha gak pernah cerita sama kamu. aku aja kakak iparnya disha gak pernah tau kenapa adek kamu gak pernah cerita ke kamu soal ini. kata risha lagi.".

"karena hubungan aku sama disha jauh mangkanya dia gak pernah cerita sama kakaknya. tapi ibuk cerita katanya disha pengen ketemu sama kita, sama anak kita, sama papa juga ris."











Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang