32. warna pink

0 0 0
                                    

"kalau warna pink iPhone berapa? Isha bertanya kepada putrinya."

"gak tau ma. orang aku aja belum pernah make iphone. kan tadi udah bilang. kata disha."

"tapi kalau mama belinya bukan warna pink gimana dis? isha bertanya kepada putrinya lagi."

"Aku gak mau kalau bukan warna pink. soalnya hp yang aku mau warna pink. kata disha lagi."

"kalau itu emang mau kamu dis. ya udah. mama beliin yang warna pink. kata isha."

"makasih banyak ma."

"sama-sama sayang. oh iya dis. besok kan kamu udah mulai pelajaran pertama di sekolah. kamu udah nata-nata buku belum buat ke sekolah besok."

"Belum sih ma. tapi nanti malem aku nata-nata buku kok. jadi mama tenang aja ya."

"besok pelajarannya apa aja dis? Isha bertanya kepada putrinya."

"gak tau."

"gak eroh. kan awakmu seng sekolah. masak gak eroh besok iku pelajaran opo ae."

"aku belum liat mam dijadwal besok itu waktunya pelajaran apa aja di sekolah."

"kok isok dorong liat lho dis? Isha bertanya kepada putrinya lagi."

"karena aku males liat mam. tapi ada satu pelajaran yang aku liat sih ma."

"pelajaran apa."

"olahraga."

"cuman olahraga aja yang kamu liat?"

"iyalah."

"pelajaran olahraga hari opoh?"

"Senin. habis upacara bendera."

"oala. kenapa olahraganya hari senin? Isha bertanya kepada disha."

"mana aku tau mam. kan yang buat jadwal pelajaran wali kelas aku. bukan aku sama temen-temenku."

"berarti kalau senin olahraga. kamu jangan lupa nyiapin baju buat olahraga ya dis."

"iya mah pasti aku siapin kok. kalau aku gak nyiapin baju olahraga buat dibawa hari senin. aku gak bisa ikut olahraga ma di sekolah."

"semangat ya olahraganya ya putri mama."

"iya ma. ma aku pengen cerita."

"cerita soal apa dis? Isha bertanya kepada disha lagi."

"soal olahraga aku mah."

"emangnya olahraga kamu kenapa sayang."

"olahragaku kan Senin. nah. hari senin sebelum olahraga kan aku piket. soalnya piket aku Senin ma. habis piket langsung upacara kan ma. habis upacara langsung olahraga. aku pasti capek ma karena hari senin banyak ikut kegiatan di sekolah."

"bagus dong kalau gitu."

"kok malah bagus sih mam? Disha juga bertanya kepada ibunya."

"ya karena mama seneng kamu lebih banyak kegiatan di sekolah, daripada di rumah. soalnya di rumah kamu kan hp-an mulu. jarang ada kegiatan di rumah. bersih-bersih rumah aja jarang."

"tapi aku pernah lho ma. bersih-bersih rumah. nyapu, ngepel, cuci piring, bersih-bersihin meja belajar aku."

"tapi kan jarang."

"tapi kan pernah ma."

"pernah. karena mama suruh. coba kalau mama gak nyuruh. kamu gak mungkin bersih-bersih rumah."

"karena aku orangnya males. mangkanya jarang bersih-bersih rumah."

"Dis. lek awakmu males resik-resik omah. emgkok lek nikah yaopo."

"masih lama ma. mama kenapa sih tiba-tiba bahas nikah? Disha bertanya kepada ibunya."

"karena suatu saat pasti kamu pasti nikah dis. mangkanya mama bahas nikah."

"masih lama ma. aku aja masih SMP sekarang."

"meskipun sekarang kamu masih SMP gak ada salahnya kan mama bahas soal nikah. lagian mama cuman pengen tau aja nanti kalau kamu nikah yang beres-beres rumah siapa. kalau bukan kamu yang beresin. tapi kamu males beres-beres rumah. gimana mau nikah nanti."

"tinggal pake art aja ma. biar gak ribet. kalau pake art kan enak. aku bisa santai-santai."

"lek nggawe art. seng urus suamimu art juga? isha bertanya kepada putrinya."

"ya enggaklah ma. aku gak mau suami aku dilayanin sama art. takutnya ada apa-apa lagi. apalagi zaman sekarang banyak pelakor di mana-mana."

"bagus sih kalau kamu yang layanin suamimu nanti. kamu tau cara layanin suamimu dis kalau kamu udah nikah nanti."

"tau kok ma. kan caranya gampang banget ma. ngambil tas suami kalau suami mau berangkat kerja, makanan udah ada dimeja makan buat ngelayanin suami. masangin dasi kalau suami mau berangkat kerja. gitu kan caranya ma."

"iya bener gitu caranya dis. tapi kamu kan gak bisa masak sama masang dasi. masak di rumah aja mama sama nenek yang masakin buat kamu, kalau dasi kamu masih inget gak dis. mama lho yang masangin dasi sekolah buat kamu. karena mama tau kamu gak bisa masang sendiri."

"soal masak tinggal pake art aja mah kalau aku udah nikah, kalau masang dasi aku pasti belajar kok masangin dasi buat suami aku nanti. lagian mama tau kan kenapa aku gak bisa masang sendiri dasinya. soalnya dasi sekolah aku rusak buat penutupnya. harus pake peniti baru bisa masang dasinya. lagian aku aja gak bisa make peniti karena takut kena leherku."

"sampai sekarang masih gak bisa make."

"iya. orang masang dasi gak segampang itu. tapi untung lho ada mama yang masangin aku dasi waktu aku SD."

"tapi sekarang kamu udah SMP bukan anak SD lagi, tapi kamu masih gak bisa make dasi. padahal sekarang kamu udah make seragam SMP lho bukan seragam SD lagi."

"karena tanganku gak nyampe ma buat nutupin penutup dasinya."

"kok isok ora nyampe? isha bertanya kepada putrinya."

"bisa lah emang dari dulu tanganku kaya gini mam kalau lagi pengen masang dasi. jangankan buat masang dasi, aku aja kalau lagi mandi di kamar mandi. tanganku megang tubuh sendiri bagian belakang aja gak nyampe kok."

"pantesan mandi kurang bersih."

"aku mandi kurang bersih kan gara-gara tanganku gak nyampe kalau lagi megang. padahal aku udah usaha kok supaya tubuhku bersih. lagian aku gak suka tubuhku jadi bau badan gara-gara kurang bersih."

"bukan cuman bau badan aja yang kurang bersih dis. wajah kamu juga harus diperhatiin."

"emangnya apanya yang kurang sih ma? Disha bertanya kepada ibunya."

"wajah kamu kurang diperhatiin. soalnya kamu jarang dandan, jarang make up. mama ngomong gini karena mama itu cuman mau kamu kaya yang lain itu lho yang suka dandan, suka pake bedak. biar wajah kamu enak dilihatnya."

"ma dari dulu kan emang aku kaya gini. jadi susah diubah."

"ya. belajar dong sayang pake make up sama pake bedak juga."

"gak usah belajar mah. orang aku sebenarnya pengen dandan kok. cuman aku lagi males aja."

"kalau kamu males terus. kapan dandannya dis? isha juga bertanya kepada putrinya."

"gak tau."

"lho kok gak tau sih? isha bertanya kepada putrinya."

"emang aku gak tau mam kapan aku pengen dandan. tapi kalau mama pengen aku pake bedak, sama pake make up. kenapa gak mama aja yang dandanin aku biar aku cantik."











Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang