37. bersalah

0 0 0
                                    

"kok aku ngerasa riri nyembunyiin sesuatu dari aku ya. tapi rahasia apa yang riri sembunyiin dari aku ya. sampe-sampe dia gak ngasih tau aku barusan riri liat apa di kelas. sampe-sampe dia ngomong-ngomong sendiri di kelas. tadi kenapa aku gak liat sih waktu riri liat dia. meskipun aku gak tau siapa yang riri maksud. disha berbicara dalam hati."

"Ri kamu tadi liat orang kan? Sana bertanya kepada riri."

"iyalah. masa aku liat setan. kata riri."

"orang yang kamu liat siapa? Sana bertanya kepada riri lagi."

"sorry aku gak bisa cerita. kata riri lagi."

"kok riri boong sih. katanya cuman salah liat pas aku tanya. giliran sana yang nanya. dia malah jujur. pas aku yang nanya kenapa dia malah bohong sih. Disha berbicara dalam hati lagi."

"pasti orangnya kamu kenal kan? Sana bertanya kepada riri. sahabatnya."

"iya aku kenal kalau aku gak kenal. ngapain aku kaget liat dia ada di sini. ujar sana lagi."

"kayanya aku harus pancing terus supaya riri jujur siapa orang yang dia liat barusan sampe dia kaget gitu. sana berbicara dalam hati."

"ini sana kayanya mancing riri gak sih supaya dia mau buka mulut. tapi bagus sih kalau sana ngelakuin itu. semoga aja riri kepancing dan dia mau jujur. disha berbicara dalam hati."

"kamu kenal orang yang kamu liat itu darimana? sampe kamu bisa ngenalin dia. kata sana."

"kan dia temen aku waktu SD namanya ev. riri memotong pembicaraan."

"oh. evir. makasih ya kamu udah jujur. meskipun yang nanya sana sih. tapi kenapa kamu boong kalau aku yang nanya, giliran sana yang tanya. kamu malah jujur. kata disha."

"aduh. kok bisa sih aku pake keceplosan segala. gara-gara sana sih pake nanya segala. jadi aku keceplosan kan. riri berbicara dalam hati."

"kok diem ri. berarti bener kan evir orang yang kamu liat di sekolah kita. kata disha lagi."

"kok kamu tau evir orangnya. kan aku belum selesai ngomong. kata riri."

"kamu kan nyebut nama ev dan kamu juga bilang kalau orang yang kamu liat itu teman SD. temen SD yang namanya ev. cuman evir, gak ada nama yang lain. kata disha."

"yah ketahuan deh. padahal aku gak pengen ngasih tau. tapi udah keburu ketahuan. kata riri lagi."

"karena kamu keceplosan ri. mangkanya cepet ketahuan."

"Aku ketahuan kan gara-gara ditanya. coba aja gak ada yang nanya. gak mungkin ketahuan kalau evir sekolah di sini juga bareng sama kita bertiga. meskipun kita bertiga beda kelas sama dia."

"kenapa bohong sama aku. kenapa gak jujur? Disha bertanya kepada riri. sahabatnya."

"takut kamu marahlah dis. kalau kamu tau evir ada di sekolah kita."

"kok evir bisa ada di sekolah kita ya."

"pindah ke bangil kali dia sama kaya kita dulu waktu SD kita pindah sekolah."

"tapi kenapa harus di sekolah kita sih. kenapa gak sekolah lain aja. sekolah di kota ini kan banyak. bukan cuman 1."

"mana aku tau lah. aku kan bukan saudaranya. bukan keluarganya juga."

"tapi kalian berdua penasaran gak sih dia kelas 7 berapa di sekolah kita. kata disha berbicara kepada sana dan riri."

"bukannya kamu benci sama dia dis gara-gara ayahnya evir yang udah bikin keluarga kamu hancur. ujar sana."

"emang aku masih benci dia kok sampai sekarang. tapi aku cuman penasaran aja. kelas dia di mana sekarang. kata disha."

"masih benci kok tapi penasaran. atau jangan-jangan. sana memotong pembicaraannya sendiri."

"jangan-jangan apa? Disha bertanya kepada sahabatnya. sana."

"kamu masih ada rasa ya sama evir. ujar sana lagi."

"ya enggaklah na. ya kali aku masih suka sama anak yang udah hancurin keluarga aku. kata disha."

"bohong kamu ya? Sana juga bertanya kepada disha."

"enggak. aku gak bohong. ngapain juga aku bohong soal perasaan. kata disha lagi."

"kalau emang kamu beneran udah gak ada rasa sama dia. kenapa kamu kepo kelas dia di mana sekarang."

"karena kita kan satu sekolah sama dia.

"cuman karena itu kamu kepo dis? Sana bertanya kepada disha."

"enggak. ada lagi kok. aku kepo karena."

"karena apa? Sana bertanya kepada disha lagi."

"orang belum selesai ngomong malah dipotong."

"sorry-sorry."

"aku lanjutin ya."

"Iyah."

"Oke aku ulang. sebenarnya aku kepo karena aku cuman gak mau aja ya kelas kita sama kelas nya evir sebelahan."

"emangnya kalau kelasnya sebelahan kenapa dis? Sana bertanya kepada disha sahabatnya."

"karena aku gak mau ketemu sama evir lagi."

"segitu bencinya kamu sama evir sampe kamu gak mau ketemu sama dia lagi. padahal yang salah ayahnya bukan evirnya."

"Evir juga salah. karena dia nyembunyiin kalau ayahnya yang udah hancurin keluarga aku. evir gak jujur sama aku yang artinya dia juga salah."

"namanya juga seorang anak. pastinya nyembunyiin rahasia soal ayahnya lah."

"meskipun ayahnya bersalah karena udah hancurin keluarga orang. tetep harus dirahasiain gitu."

"ya enggak sih. evir emang harusnya jujur sama kamu. meskipun dia salah. tapi gak sepenuhnya evir salah dis. soalnya kan ayahnya yang udah hancurin keluarga kamu. mangkanya evir bingung harus gimana."

"kok kamu jadi belain evir sih. sahabat kamu sebenarnya itu aku apa evir sih."

"kok malah jadi kaya gini sih. kalau dibiarin yang ada disha sama sana malah ribut lagi. lagian sana juga. pake acara ngebela evir segala. padahal jelas-jelas evir salah kok. tapi aku harus ngelakuin sesuatu dan aku gak bisa diem aja dong. kalau aku diem mereka pasti berantem dan kalau mereka berantem berarti gara-gara evir nih. Riri berbicara dalam hati."

"aku gak ngebela evir dis. ujar sana."

"tapi omongan kamu ngebela evir loh. kata disha."

"ngapain aku ngebela evir. dia kan bukan siapa-siapa aku. ketemu aja gak pernah. jangankan ketemu evir. evir aja gak kenal sama aku. ujar sana lagi."

"tapi kamu kan pernah liat fotonya evir. kata disha lagi."

"pernah liat fotonya bukan berarti ngebela kan? Sana bertanya kepada sahabatnya. disha."

"gak tau. karena aku gak tau suara hati kamu kaya gimana. tapi sana sikap kamu nunjukkin kalau kamu suka sama evir."

"cuman karena sikap aku. mangkanya kamu ngomong kaya gini sama aku dis? Sana bertanya kepada sahabatnya. disha lagi."

"iya."

"tapi aku gak mungkin suka sama evir."

"kalau suka beneran gak papa kok na. lagian itu hak kamu kan suka sama siapa aja. walaupun aku gak tau sih. kamu suka sama evir apa enggak."

Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang