11. manja

1 0 0
                                    

Disha menghampiri ibunya yang sedang di ruang tamu.

"mah. kata disha dengan nada manja."

"mulai manjanya kumat. kata isha."

"mah aku udah nyanyi di kamar tetep aja suaraku fals mah. kata disha lagi."

"kalau gitu kamu harus latihan nyanyi terus dis supaya fibrasi kamu naik dan suara kamu gak fals lagi. kata isha lagi."

"latihan terus ma, aku aja jarang nyanyi gimana latihan terus."

"karena kamu jarang nyanyi kamu harus latihan terus sayang supaya suara kamu enak didenger dan fibrasi kamu bisa naik. kalau perlu latihan nyanyi setiap hari dis."

"gak bisa setiap hari kali ma, aku kan sekolah ma."

"waktu lagi istirahat di sekolah bisa kan? isha bertanya kepada putrinya."

"bisa sih tapi aku malu masa aku nyanyi di kantin, kantin kan rame."

"nyanyi di kelas bisa dis habis istirahat di kantin habis itu kamu langsung balik ke kelas dan kamu latihan di kelas."

"di kelas juga gak bisa ma, soalnya temen-temenku juga pasti balik ke kelas ma. aku malu kalo nyanyi di kelas pasti rame kalo ada temen-temenku di kelas."

"kalau kamu malu gimana kamu bisa nyanyi sayang. kamu harus pede dis. kamu pengen jadi artis kan soalnya kamu suka akting. jadi artis kan harus percaya diri, kalau kamu malu gimana kamu mau jadi artis. kalau kamu pengen jadi artis harus kumpul rame-rame sayang."

"ma aku tau jadi artis emang harus pede. tapi aku aja gak yakin kok bisa jadi artis apa enggak. akting aja gak bisa ma, aktingku aja kaku ma."

"bukan gak bisa tapi belum dicoba sayang, coba kamu latihan akting dulu lama-lama pasti bisa dis."

"latihan akting lebih susah daripada latihan nyanyi ma. aku bisa nyanyi meskipun suaraku gak enak, kalau akting aku gak bisa karena aku belum pernah sekolah akting."

"coba kamu latihan akting dulu kan barusan mama udah bilang dis."

"akting gak segampang itu mom harus ada orang yang ngajarin ma, aku gak bisa latihan sendiri. harus ada yang ngajarin ma, tapi siapa yang ngajarin ma. mana ada yang bisa ngajarin aku di bangil, ini bangil kota kecil gak ada orang yang bisa ngajarin aku di sini. yang bisa ngajarin aku akting cuman di jakarta bukan di sini karena di sini gak ada yang ngajarin."

"iya sih dis tapi kan 4 tahun lagi kita pindah ke Jakarta sayang."

"4 tahun itu masih lama lho ma, 4 tahun bukan waktu yang sebentar. aku aja masih kelas 1 SMP ma. naik kelas 2 sama kelas 3 SMP juga belum, SMK apalagi."

"cuman 4 tahun dis kalau 4 tahun udah selesai kita bisa langsung tinggal di Jakarta dan kamu bisa latihan akting sama nyanyi dan ada orang yang ngajarin kamu di sana."

"nunggu 4 tahun gak sebentar ma, tapi ya udahlah aku udah terlanjur sekolah di sini dan aku gak bisa pindah sekolah ke Jakarta karena kejauhan."

"Jakarta bukan cuman jauh. ongkos ke sana juga jauh karena mama tau kamu ke sana gak pengen naik pesawat karena kamu takut sama ketinggian dis. dis mama tau kamu pengennya kalo gak naik kereta naik bus."

"iya tapi aku pengennya naik kereta ma, soalnya naik kereta cuman nyampe 1 hari."

"kalau naik kereta mama setuju aja dis daripada naik bus karena naik bus nyampenya lebih dari 1 hari."

"naik bus nyampenya lama karena harus ngisi bensin kalo bensinnya habis, kalo naik kereta kan enggak perlu ngisi bensin soalnya bukan di jalanan tapi di rel kereta soalnya di rel kan gak ada tempat buat ngisi bensin."

"oke. berarti kita naik kereta aja daripada naik bus."

"iya mah."

Besok harinya di pagi hari disha sedang sarapan di ruang tamu. tiba-tiba sunja menghampiri cucunya. disha.

"Dis ibumu ngendika yen kowe mlebu SMK kowe sekolah ing Jakarta? sunja bertanya kepada cucunya."

"nggeh nek karena dari dulu kan aku pengen tinggal di Jakarta tapi sekarang belum bisa karena aku udah sekolah di bangil. ujar disha."

"Dis nenek seneng yen sampeyan manggon ing omahe nenek amarga sampeyan putune nenek amarga sampeyan pengin pindhah ing kono. nenek seneng yen sampeyan manggon ing omahe nenek amarga sampeyan putune nenek nanging sampeyan pengin pindhah ing kono. kata sunja."

"maafin aku sama mama ya nek karena kita mau pindah ke sana kalau aku udah lulus SMP. kata disha."

"Ora perlu njaluk ngapura, iki dudu salahmu utawa ibumu. kata sunja lagi."

"nek sebenarnya aku sama mama gak mau ninggalin nenek karena kita sayang sama nenek. kata disha lagi."

"Dis nenek tau kamu sama mama kamu sebenarnya emang sayang sama nenek. tapi kamu sama mama kamu harus pergi ke sana ya, karena dari dulu kan kamu pengen ke Jakarta. lagian nenek sama kakek juga pasti seneng kalau kamu pergi ke sana."

"iya nek aku sama mama tetep pergi kok ke sana meskipun aku sama mama pasti berat ninggalin kakek sama nenek karena dari bangil ke jakarta jauh. kalau aku sama mama udah pergi. tolong nenek sama kakek jaga diri baik-baik ya nek!."

"iya dis semoga kamu sama mama kamu betah ya tinggal di Jakarta bareng kakak kamu."

"Amin. nenek aku cuman ngingetin nenek kalau nenek harus sering-sering ngingetin kakek supaya sering-sering istirahat di kamar karena nenek tau sendiri kalau kakek punya riwayat jantung."

"iya dis makasih udah ngingetin nenek."

"sama-sama nek."

"ya udah habisin makanannya habis itu kamu langsung berangkat ke sekolah."

"tapi aku belum mandi nek."

"kalau kamu belum mandi dis habis makan langsung mandi, habis mandi langsung siap-siap ya ke sekolah."

"siap nek."

"Dis nenek ke dapur ya mau masak pagi-pagi buat makan siang nanti."

"iya nek."

Sunja langsung pergi ke dapur, sedangkan disha langsung menghabiskan makanan yang sudah dimasak oleh ibunya. isha. khusus untuk disha karena disha akan berangkat ke sekolah.

Tiba-tiba isha menghampiri putrinya yang sedang berada di ruang tamu.

"sayang. ini mama bawain bekal buat kamu jangan lupa di makan di sekolah. kata isha."

"tapi aku pengen makan di kantin ma. kata disha."

"gak. kamu gak boleh makan di kantin, kalau kamu makan di kantin nanti kamu jajan di kantin. mama gak mau ngasih kamu uang buat jajan di kantin karena mama udah siapin bekal buat kamu. kata isha lagi."





























Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang