36. matematika

0 0 0
                                    

"kalau aku bisa balik ke TK lagi aku pengen balik kok. tapi masalahnya kan aku udah besar. jadi aku gak bisa jadi anak TK lagi. kata riri."

"ya emang gak bisa. kalau kamu pengen balik jadi anak TK lagi. kita gak ketemu dong kalau kamu jadi anak TK lagi. soalnya kita aja ketemu waktu kita jadi anak SD bukan jadi anak TK. kata sana."

"tapi gak bisa lah balik ke TK lagi. orang aku cuman manusia biasa. aku bukan manusia yang bisa memutar waktu supaya aku balik ke TK lagi. kata riri lagi."

"aku tau kamu cuman manusia biasa ri. karena gak ada manusia yang bisa mutar waktu supaya bisa balik lagi ke masa lalu. karena sekarang kamu lagi dimasa sekarang bukan lagi dimasa lalu. kata sana lagi."

"ini kita kenapa malah jadi bahas soal ini ya. tadi kita kan lagi bahas soal pelajaran matematika."

"iya juga ya. tapi kan aku duluan yang mulai bahas soal rajin belajar. tapi topik selanjutnya malah bahas soal masa lalu."

"udahlah kita fokus aja bahas soal matematika. gak usah lagi bahas masa lalu."

"oke. kita lanjut soal yang tadi ya? sana bertanya kepada riri. sahabatnya."

"Iyah."

Mereka berdua pun langsung lanjut membahas soal pelajaran matematika.

"Ri kamu sama disha pengen pinter matematika kan? Sana bertanya kepada riri. sahabatnya. lagi."

"iya dong. supaya aku sama disha gak diomelin sama orang tua kita."

"kamu sama disha pernah diomelin?."

"pernah. gara-gara dulu waktu SD nilai kita jelek mangkanya kita diomelin. tapi aku sama disha ada bedanya ya. kalau aku diomelin sama mama sama papa. kalau yang ngomelin disha cuman mamanya. soalnya papanya disha lagi di jakarta."

"papaku soal nilaiku selalu sabar gak kaya mama. ujar disha."

"serius dis? sana bertanya kepada sahabatnya. disha."

"serius lah. masa bercanda. ujar disha lagi."

"kalau nilai kamu jelek gimana dis? sana bertanya kepada sahabatnya. disha. lagi."

"gak bakalan diomelin. soalnya papa aku itu orangnya sabar ke aku kalau soal nilai."

"kalau mama kamu gimana dis? sana bertanya kepada disha."

"kalau mama aku pasti marah sih kalau nilai aku jelek. soalnya mama sama papa kan beda. kalau papa biasa aja, sedangkan mama galak kalau nilaiku jelek. kata sana."

"yaiyalah dis. lagian kok bisa sih nilai kamu jelek? sana bertanya kepada disha lagi."

"gara-gara males belajar mangkanya nilaiku jelek.  kata disha."

"gara-gara itu kamu sampe pernah ngumpetin nilai kamu kan soalnya nilai kamu jelek. kata riri."

"kapan? kata sana."

"udah lama waktu aku SD. kejadiannya itu sebelum aku pindah ke sekolah kamu. kata disha lagi."

"udah lama banget ternyata ya? kata sana."

"iyah. kata disha."

"Dis. kamu pengen gak aku bantuin kamu supaya kamu gak dimarahin sama mama kamu gara-gara nilai kamu jelek. kata sana lagi."

"pengen dong. tapi caranya gimana? Disha bertanya kepada sana."

"caranya gampang kok dis. riri kamu mau juga gak aku bantuin? Sana bertanya kepada riri."

"mau lah. ujar riri."

"karena kalian berdua mau aku bantuin. caranya aku kasih tau ya. kata sana."

"iya. kata riri dan juga disha."

"caranya adalah kalian berdua cobak ikut les. siapa tau aja kalian berdua bisa pinter kalau kalian berdua ikut les. kata sana lagi."

"les di mana? disha dan riri bertanya kepada sahabatnya. sana."

"terserah kalian les di mana. les di rumah kalian masing-masing boleh atau kalian bisa les yang kalian dateng ke guru lesnya. kata sana."

"dulu aku pernah les waktu SD. tapi aku berhenti karena percuma aku les hasilnya tetep sama. sama-sama gak pinter sampai sekarang. jadi percuma aku les. kalau akunya aja gak bisa. kata disha."

"sekarang aku tanya riri ya? sana bertanya kepada sahabatnya. riri."

"iya. ujar riri lagi."

"kalau riri pernah les gak? sana bertanya kepada sahabatnya. riri. lagi."

"pernah. dulu kan aku pernah les bareng disha waktu di Probolinggo. tapi semenjak aku sama disha pindah ke bangil. kita gak pernah les lagi. kata riri."

"oh gitu ceritanya. oh iya dulu kalian pernah les bareng kan. waktu kalian berdua les bareng. kalian yang dateng ke rumah atau guru lesnya yang dateng. kata sana."

"kita yang dateng. kata disha dan riri."

"Les di rumahnya siapa? Sana bertanya kepada kedua sahabatnya."

"rumahku. kata disha."

"Oh. di rumahnya disha. disha, riri aku boleh nanya lagi gak? kata sana lagi."

"boleh dong. kamu mau nanya apa lagi? Sana bertanya kepada kedua sahabatnya."

"yang nyari guru les buat kalian siapa? sana bertanya kepada mereka berdua."

"orangtua kita berdua. kata disha dan riri lagi."

"lesnya berapa harganya? Sana bertanya kepada mereka berdua lagi."

"gak tau. kita gak pernah nanya soal itu. kata riri."

"kamu kenapa na tiba-tiba nanya harga les aku sama riri dulu. kamu pengen les juga sama kayak kita dulu? Disha bertanya kepada sahabatnya. sana."

"enggaklah. aku cuman nanya doang kok. tapi emang bisa kalau misalkan aku les bareng guru kalian yang dulu waktu kalian les bareng. ujar sana."

"gak bisa dong. kan dulu kita les-nya di Probolinggo bukan di bangil. kata sana."

"oke-oke. makasih infonya. kata sana."

"iya sama-sama. kata disha dan riri."

"ada yang mau ditanyakan lagi? Disha bertanya kepada sana."

"enggak ada lagi kok dis cuman itu aja kok. kata sana."

karena tidak ada topik lagi yang dibahas mereka pun langsung memilih diam dan tidak berbicara.

tiba-tiba riri menoleh ke arah kanan dan tanpa sengaja dia melihat satu cowok yang dia kenal melewati kelas 7F.

"dia kok bisa ada di sekolah ini sih? Riri berbicara sendiri."

"dia. dia siapa yang kamu maksud ri? disha bertanya kepada sahabatnya. riri lagi."

"bukan siapa-siapa. mungkin aku cuman salah liat aja. kata riri."

"mulai main rahasia-rahasiaan ya sekarang sama akuh. kata disha."

"apa sih dis kok kamu ngomognnya gitu sih. siapa juga yang main rahasia-rahasiaan. kata riri lagi."

"ya kamu lah. malah nanya lagi. kata disha lagi."

"aku gak main rahasia-rahasiaan kok dis. lagian aku cuman salah liat aja kok."

"Oh. bagus deh kalau kamu jujur."

"untung aja disha langsung percaya kalau aku bohong. maafin aku dis. aku bohong sama kamu. sebenarnya orang yang aku liat barusan itu evir. evir kok bisa ada di sini ya. bukannya dia tinggal di Probolinggo. apa dia juga tinggal di bangil sekarang sama kaya aku sama disha. riri berbicara dalam hati."

Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang