38. suka

0 0 0
                                    

"gak mungkinlah aku suka sama evir. ketemu aja belum pernah. aku aja belum tau sifat asli dia kaya gimana. lagian ya aku gak mungkin suka sama orang yang belum pernah aku termuin sama sekali. kata sana."

"bagus deh kalau kamu gak suka sama evir. kata disha."

"bagus kenapa? Sana bertanya kepada disha. sahabatnya."

"cuman bagus aja. kata disha lagi."

"oh. kata sana lagi."

"Dis. daripada kamu penasaran sama kelasnya evir di mana. mending kamu tanya evirnya langsung kalau misalkan kalian gak sengaja ketemu di sekolah. ujar riri."

"ogah. males aku. ngapain nanya kelasnya evir ke orangnya langsung. gak penting banget. kata disha."

"loh. tapi kamu kan penasaran kan sama kelasnya dia. ujar riri lagi."

"iya aku emang penasaran sama kelasnya evir. tapi kalau aku harus tanya ke evirnya langsung. mending rasa penasaranku aku hilangin aja. kata disha lagi."

"kok gitu dis? Sana bertanya kepada disha."

"soalnya aku males banget ketemu sama evir di sekolah. kata disha."

"Dis. kalau kamu males ketemu sama dia di sekolah. terus tiba-tiba kamu sama evir dipertemukan di sekolah gimana. secara kalian berdua kan satu sekolah. kata sana."

"ngehindar lah. bukan cuman ngehindar aja sih kalau aku. tapi pura-pura gak liat dan pura-pura gak kenal sama dia kalau suatu saat aku ketemu lagi sama dia. kata disha lagi."

"meskipun kamu pura-pura dis. evir pasti ngenalin kamu. karena kalian udah kenal dari zaman SD. kata sana lagi."

"tapi aku gak peduli evir masih bisa ngenalin aku atau enggak."

"yakin gak peduli kalau misalkan beneran ketemu sama dia."

"yakinlah masa enggak."

"tapi aku gak percaya sama ucapan kamu sih dis. karena ucapan seseorang kan bisa berubah kapan aja."

"tapi kalau ucapan aku tetep sama dan gak berubah gimana? Disha bertanya kepada sahabatnya. sana."

"berarti kamu jujur dis."

"halah. palingan juga nanti ucapan kamu berubah dis. ujar riri."

"kenapa kamu bisa ngomong gitu ri? Disha bertanya kepada riri."

"karena kamu sahabat aku dis dan aku tau banget kamu gimana orangnya. soalnya kamu kan orangnya tipe orang kalau lagi ngomong gak sesuai dengan kenyataannya dis. ujar riri lagi."

"tapi kali ini beda dan aku yakin ucapan aku gak bakalan berubah sampai kapanpun. kata disha."

"tapi kalau berubah gimana? Riri juga bertanya kepada disha."

"kalau ucapan kamu berubah dis. aku sama sana berhak ngasih kamu hukuman kalau ucapan kamu gak sesuai dengan kenyataannya. kata riri."

"hukumannya apa kalau boleh tau? Disha bertanya kepada riri lagi."

"kamu harus maafin evir dan kamu harus dengerin penjelasan evir. kenapa dia rahasiain soal ayahnya yang udah hancurin keluarga kamu. kata sana."

"aku gak setuju kalau hukuman buat disha yang itu. kata riri."

"kenapa malah jadi kamu yang gak setuju sih. ini hukuman buat disha, bukan buat kamu. kata sana lagi."

"kan aku sahabatnya disha na. wajar kalau aku gak setuju kalau kamu kasih hukuman kaya gini ke disha. kata riri lagi."

"riri. sahabatnya disha bukan cuman kamu aja. tapi aku juga. aku aja sahabatnya disha setuju kalau disha maafin evir."

"Sana kalau emang kamu beneran sahabat aku sama sahabatnya disha. kenapa kamu malah pengen disha maafin evir. padahal evir udah salah nyembunyiin rahasia soal ayahnya."

"karena kita kan harus dengerin penjelasan evir dulu. supaya kita tau kenapa dia ngelakuin itu semua."

"gak perlu na. lagian buat apa coba kita dengerin penjelasan evir."

"supaya gak ada kesalahpahaman diantara kita sama evir. karena aku yakin kita bertiga salah paham sama evir."

"kesalahpahaman kamu bilang na. apanya yang salah paham."

"kesalahpahaman karena kita bertiga gak mau dengerin penjelasan evir."

"ini bukan salah paham. tapi enang kebenarannya kalau evir tega sama sahabat kita. disha."

"tega. karena evir gak jujur sama disha. itu maksud kamu kan ri."

"iyalah malah nanya lagi."

"ini bukan tega namanya ri. tapi evir lakuin ini karena dia takut disha benci sama dia. karena ayahnya evir orang jahat."

"wajar kalau disha benci sama evir. karena evir gak jujur sama disha. ayahnya evir juga tukang tipu. jadi gak salah kalau disha benci sama evir."

"Evir gak jujur karena dia takut kehilangan disha dan evir juga pasti ada alasannya kenapa dia jaga rahasia ayahnya sampai bikin disha kecewa."

"bukan cuman disha yang kecewa. aku juga kecewa ri. tapi kamu juga kecewa kan awalnya sama evir. karena dia udah gak jujur sama disha. tapi kenapa sekarang kamu malah belain evir sih."

"karena evir itu."

"itu apa? riri bertanya kepada sahabatnya. sana."

"gak jadi. maaf aku gak bisa cerita ke kamu ri."

"sana kenapa ya. kaya ada rahasia yang dia tutupin. dia mau ngasih tau soal evir. tapi malah gak jadi. disha berbicara dalam hati."

"kamu punya hubungan khusus sama evir ya? riri bertanya kepada sana. sahabatnya."

"hubungan khusus. hubungan khusus apaan? Sana juga bertanya kepada riri sahabatnya."

"pacaran mungkin. kata riri."

"pacaran. gak mungkinlah aku pacaran sama evir. kata sana."

"kenapa gak mungkin? Riri bertanya kepada sana sahabatnya lagi."

"karena aku kan gak pernah ketemu sama evir. masa tiba-tiba aku pacaran sama dia. kata sana lagi."

"kalau kamu gak punya hubungan khusus sama  dia. kenapa kamu kaya mau ngasih tau sesuatu soal evir yang sebenarnya. kata riri lagi."

"aku cuman asal ngomong aja barusan."

"Na kamu jujur aja gak papa kok. ujar disha."

"jujur soal apa dis? Sana bertanya kepada sahabatnya. disha."

"jujur kalau kamu punya hubungan sama evir. meskipun hubungan kamu sama dia gak harus pacaran. ujar disha lagi."

"Aku sama evir gak ada hubungan apa-apa dis. kata sana."

"percuma juga kayanya aku nanya. sana gak mau jujur. padahal tadi dia udah mau jujur. tapi dia kayanya keceplosan deh. mangkanya sana gak jadi jujur. disha berbicara dalam hati."

"hampir aja sana jujur soal evir yang sebenarnya.  tapi dia pake acara berhenti ngomong waktu dia mau ngasih tau soal evir. riri juga berbicara dalam hati."

"Mereka gak boleh tau soal evir yang sebenarnya. kalau mereka sampe tau siapa evir yang sebenarnya. kebenaranku juga bakal terbongkar dan aku gak siap kehilangan riri sama sana kalau mereka sampe tau siapa aku yang sebenarnya. Sana juga berbicara dalam hati."

Selesai berbicara dalam hatinya. disha langsung mengalihkan topik pembicaraan.

"sekarang jam berapa ya? Disha bertanya kepada kedua sahabatnya sana dan juga riri."

"setengah 7. ujar sana."

Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang