25. jajan

0 0 0
                                    

Besoknya. sebelum berangkat ke sekolah. isha memberikan uang 5.000 kepada putrinya. disha.

"kok cuman segini uangnya kurang ma. masa uangnya cuman 5. 000 sih. kata disha."

"kalau uangnya kurang. kamu maunya uang berapa? isha bertanya kepada putrinya. disha."

"10.000 ma soalnya 10.000 uangnya baru cukup, kalau 5.000 baru kurang. kata disha lagi."

karena putrinya protes karena isha hanya memberikan disha uang 5.000. isha langsung memberikan uang 10.000 kepada putrinya itu.

"nah kalau gini baru pas uangnya. makasih uangnya mam. ujar disha."

"ya. kata isha."

"ya udah aku langsung berangkat ke sekolah ya mam. kan aku udah sarapan di rumah. ujar disha lagi."

"iya hati-hati di jalan. kata isha lagi."

sebelum keluar dari rumah. disha salim kepada orangtuanya dan juga kakek dan neneknya. selesai salim kepada mereka bertiga. disha langsung pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah. disha langsung masuk ke dalam kelas 7F.

"Assalamualaikum. kata disha."

"Waalaikumsalam. kata semua teman-teman disha di kelas."

Selesai mengucapkan salam di kelas dan dijawab oleh semua teman-temannya di kelas. disha langsung duduk dibangkunya. tapi saat disha sudah duduk dibangkunya. tiba-tiba wali kelas 7F Bu pika datang.

"Assalamualaikum. ujar bu pika."

"Waalaikumsalam. kata disha dan semua teman-temannya."

"Anak-anak ibuk sudah menbuat jadwal pelajaran untuk kalian dan mulai besok pelajaran pertama baru dimulai. karena sekarang hari terakhir mpls. karena itu pelajarannya mulai besok. ujar bu pika lagi."

karena sudah menulis jadwal pelajaran untuk besok dikertas putih. bu pika langsung menulis jadwal pelajaran di papan tulis yang berwarna putih. bu pika menulis jadwal pelajaran dipapan tulis menggunakan spidol tanpa permanen berwarna hitam. agar bisa dihapus.

"dicatet ya jadwalnya anak-anak. kalau udah dicatet jadwalnya. jangan lupa jadwalnya dibawa pulang ke rumah kalian dan jangan sampai jadwalnya hilang. kalau sampai jadwalnya hilang. ibuk tidak akan menulis jadwal lagi. kata bu pika."

"iya bu. kata disha dan semua teman-temannya."

"ini kenapa dijadwal olahraganya hari senin sih. piket senin, olahraga juga hari senin. aku pasti capek. Piket sama olahraganya sama-sama hari senin. mana olahraganya habis upacara lagi. disha berbicara dalam hati."

"Dis lagi mikirin apa sih. kok malah bengong. riri bertanya kepada sahabatnya. disha."

"ini ri aku lagi mikirin olahraga sama piket. kenapa ya olahraga sama piket sama-sama hari senin. aku pasti capek kalau lagi piket sama lagi olahraga di sekolah. mana olahraganya habis upacara lagi. kata disha."

"tauk tuh. aku sebenarnya gak suka olahraga hari senin. harusnya olahraganya hari Jumat sih. soalnya kan hari Jumat pulangnya cepet di sekolah. tapi menurut aku ya dis olahraganya lebih cocok hari Jumat, daripada hari senin. kata riri."

"apa kita protes aja ya ke bu pika RI soal jadwal pelajaran di sekolah. kata disha lagi."

"gak usah dis karena percuma kalau kita protes bu pika gak mungkin mau ngubah jadwalnya. karena yang berhak nentuin jadwal di sekolah ini kan guru. bukan kita. karena kita di sini cuman murid. jadi kita gak berhak di sini buat protes soal jadwal sekolah. kata riri lagi."

"iya sih ri. terus gimana dong. masa olahraga sama piketnya hari senin sih. males tau olahraga sama piket di hari senin."

"ya mau gimana lagi dis. jadwal piket sama jadwal pelajarannya udah ada. jadi kita gak bisa apa-apa di sini."

"tapi kamu masih mending ri. piketnya bukan hari senin. lah aku piket hari senin, olahraganya juga senin pula."

"mending sih mending tapi tetep aja aku gak suka kalau olahraganya hari senin. kenapa gak kelas lain aja sih yang olahraganya hari senin. kenapa malah kelas kita yang olahraganya senin."

"udah takdir mungkin dis."

"tapi ada yang aku takutin sih kalau kita mulai olahraga di hari senin."

"takut. takut kenapa dis? riri bertanya kepada disha. sahabatnya."

"takut olahraganya pake urutan absen. apalagi sekarang kita udah tau absen kita masing-masing di kelas ini."

"kamu takut ya karena nama panjang kamu awalannya D, tapi aku enggak takut kok dis. aku malah biasa aja."

"kamu gak takut karena nama panjang kamu R. ririana novembrelia. mangkanya kamu biasa aja."

"iya dong."

"kamu lebih enak kamu huruf R. sedangkan aku yang huruf D. gak enak ri. mana aku absen 6 lagi. bisa-bisanya aku absen 6. harusnya aku absennya 6 ke atas bukan malah absen 6."

"kan huruf D wajarlah kalau absen 6."

"tapi gak cocok. soalnya absen 6 cocoknya buat nama panjang yang awalannya A bukan D."

"mungkin ya dis yang nama panjangnya A dikit kali di kelas kita. mangkanya absen kamu no 6."

"bisa jadi sih."

"Dis. aku cuman ngingetin. senin kan kelas kita mulai olahraga di sekolah. jangan lupa bawa baju olahraga. takutnya kamu lupa. mangkanya aku ingetin. soalnya kan kamu orangnya pelupa."

"makasih ya udah ngingetin aku"

"sama-sama dis."

Disha dan semua teman-temannya sudah menulis jadwal pelajaran di kelas. karena sudah menulis. bu pika langsung menghapus tulisan yang ada dipapan tulis.

Tiba-tiba bu pika berbicara kepada semua murid-muridnya di kelas.

"anak-anak hari ini hari terakhir mpls. dan hari ini juga ini tugas mpls yang terakhir buat kalian. ujar bu pika."

"Mpls berakhir hari ini di sekolah dan aku belum siap buat olahraga Minggu depan. karena sekarang udah hari rabu dan Minggu depan hari senin. hari senin itulah aku dan temen-temenku mulai olahraga di sekolah ini. disha berbicara dalam hati."

"tugas kalian hari ini ibu yang kasih tugas buat kalian di kelas ini. ujar bu pika lagi."

"baik bu. kata semua murid bu pika."

Bu pika langsung memberikan tugas mpls kepada semua murid-muridnya di kelas dan ternyata tugasnya adalah mereka menghiasi kelas agar kelas 7F menjadi indah dan juga bagus.

"Bu. tugasnya dihiasi kaya gimana. Disha bertanya kepada bu pika."

"terserah. yang penting ibuk mau kelas kita ini dihiasi dengan sebagus mungkin. kalian kerjakan sekarang ya. ibuk keluar dulu ya. ada urusan. kata bu pika."

"iya buk. kata semua murid bu pika lagi.'

"tapi alat sama bahannya kan belum beli. gimana mau ngerjain tugas di sini. ujar sana."

"beli lah. kata disha."

"beli di mana dis? riri bertanya kepada disha."

"toko lah ri. tapi bentar dulu. sebelum kita beli alat sama bahannya coba kita tanya anak-anak dulu. takutnya mereka udah punya alat sama bahannya kalau kita pengen beli di toko. kata disha lagi."























Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang