24. uang

0 0 0
                                    

"emang gak ada hubungannya dis. tapi maksud mama itu. kalau hari jumat pulangnya cepet gara-gara sholat Jumat. mangkane iku mama ngasih uang kamu hari Jumat dis. kata isha."

"tapi ma. masa hari Jum'at sih. aku gak mau nunggu hari Jumat ma. kata disha."

"kan cuman nunggu 2 hari sayang. dua hari cepet kok dis. kata isha lagi."

"iya ma. aku tau 2 hari emang cepet. tapi aku gak mau ah nunggu sampe 2 hari. masa harus nunggu 2 hari baru dikasih uang sama mama. kata disha lagi."

"cuman nunggu 2 hari dis. kamu harus sabar."

"gak bisa lah mah. mamah kan tau aku orangnya gak sabaran, gak suka nunggu juga. masa orang gak sabaran kaya aku harus nunggu cuman supaya aku dikasih uang sama mamah supaya aku bisa jajan di sekolah."

"kalau kamu emang gak bisa sabaran dan gak bisa nunggu sampe 2 hari lagi. jangan marah-marah sama mama ya kalau kamu gak dikasih uang sama mama."

"lho kok gitu sih ma. gak bisa gitu dong. lagian aku ada alasan kok kenapa aku pengen jajan di kantin."

"supaya kamu bisa makan-makanan yang lebih enak kan. karena makanan di kantin kan lebih enak daripada makanan di rumah."

"itu alasan yang pertama mam. aku ada alasan lain selain itu mam."

"alasannya apa dis? isha bertanya kepada putrinya."

"karena aku malu makan bekal di kelas mam."

"kamu kenapa malu dis? isha bertanya kepada putrinya lagi."

"karena temen-temenku di sekolah kebanyakan makan makanan dari kantin bukan dari bekal kaya aku. aku malu kalau cuman aku aja yang bawa bekal di sekolah mam."

"kamu malu karena kamu bawa bekal ke sekolah karena teman-teman kamu kebanyakan makan makanan dari kantin. masak cuman gara-gara itu kamu malu dis."

"aku malu karena takut diliatin orang-orang di sekolah mah."

"ndak usah direken dis."

"meskipun gak aku ladenin kalau misalkan aku diliatin orang-orang di sekolah cuman gara-gara bawa bekal ke sekolah. lagian ya aku punya mata ma. aku pasti sadar kalau misalkan aku lagi diliatin di sekolah."

"Dis dulu waktu SD kamu juga pernah bawa bekal lho tapi kamu gak malu. kenapa tiba-tiba sekarang jadi malu gini."

"dulu sama sekarang beda ma. aku malunya sekarang ma bukan dulu. tapi karena sekarang mama udah tau kenapa aku pengen jajan di kantin. supaya aku gak malu kalau diliatin sama orang-orang kalau lagi jajan di kantin."

"atau gini aja dis. gimana kalau dijadwal aja. dijadwal ada tulisan kapan kamu bawa bekalnya atau kapan kamu bawa uang buat jajan di kantin."

"ma buat apa sih pake jadwal segala. ribet ma. lagian aku males nulis jadwalnya."

"Dis nulis jadwal kan supaya kamu tau hari apa aja dikasih uang sama mama."

"kan cuman ngasih uang mam. jadi gak usah pake jadwal segala."

"kamu mau uang gak? bukannya kamu pengen mama kasih uang kan buat jajan di kantin."

"ya aku emang pengen uang sih ma. tapi gak pake jadwal juga mam."

"ya udah kalau kamu gak mau. gak mama kasih uang."

"ya udah deh ma pake jadwal ma. tapi mama aja yang buat. aku males buat sendiri."

"iya dis."

"hadeh. ribet banget sih. kalau aja aku gak butuh uang buat jajan. gak mungkin aku setuju aku dapet uang dikasih jadwal sesuai kemauan mama. disha berbicara dalam hati."

"ya udah mama buatin sekarang jadwalnya dis. dis pinjem pulpen."

"pulpennya mama mana. disha bertanya kepada ibunya."

"udah gak punya dis. mama kan udah gak sekolah lagi kaya kamu sayang."

"sebentar pulpennya di kamar. aku ambilin dulu pulpennya.

Disha langsung pergi ke kamarnya yang kedua karena pulpennya berada di sana. sesampainya di kamarnya yang kedua. disha langsung mengambil pulpennya ditasnya dan dia langsung keluar dari kamarnya dan dia juga langsung memberikan pulpen itu kepada ibunya.

"ini mah pulpennya. ujar disha."

"makasih dis. kata isha."

"sama-sama mah. ujar disha lagi."

Isha langsung membuat jadwal dibuku tulisnya."

"mama punya buku buat nulis. tapi pulpen kok gak punya. positif thinking aja. mungkin pulpennya habis kali ya dan mama males beli pulpen yang baru buat nulis. disha berbicara dalam hati lagi."

tiba-tiba isha membuat jadwal sampai selesai.

"kok cepet banget nulisnya mam? disha bertanya kepada ibunya."

"kan cuman nulis jadwal doang dis mangkanya cepet. sekarang coba kamu liat tulisannya mama. kata isha."

Disha langsung melihat jadwal yang sudah ditulis oleh ibunya. isha. disha terkejut melihat jadwal itu yang tidak sesuai dengan harapannya.

"lha kok gini ma. mama yang bener aja dong masa di jadwal. aku jarang pake uang. berarti aku bawa bekal terus dong? disha bertanya kepada ibunya lagi."

"iya. kata isha."

"ganti dong jadwalnya mam. aku gak setuju kalau jadwalnya kaya gini. kata disha."

"gak bisa diganti dis kan jadwalnya udah mama tulis sampai selesai. jadi gak bisa diganti. kata isha lagi."

"tulis ulang. kata disha lagi."

"gak. enak ae nyuruh-nyuruh mama. kan salah awakmu lapo nyuruh mama sing nulis."

"nulis jadwal kan cuman sebentar ma. plis ya ganti jadwalnya."

"enggak. lek awakmu pengen ganti jadwale dis nuliso dewe."

"ya udah deh ma jadwalnya tetep diganti. tapi aku yang nulis mam. aku gak setuju sama jadwal yang udah mama tulis buat aku."

Disha langsung menulis jadwal yang sesuai dibuku tulis ibunya sampai selesai.

"udah nih tinggal aku fotoin jadwalnya. ujar disha."

"ngapain difotoin? isha bertanya kepada putrinya."

"supaya gak lupa mam. soalnya ini kan buku tulisnya mama bukan buku tulisku. ujar disha lagi."

Disha langsung membuka kamera dihpnya dan dia langsung memfoto jadwal yang sudah dia tulis dibuku tulis ibunya itu.

"udah aku tulis jadwalnya. jangan lupa uangnya besok dikasih. soalnya dijadwal aku nulis buat besok. kata disha."

"ya. kata isha."

Isha pun akhirnya mengalah dan besok dia akan memberikan uang untuk putrinya agar disha bisa jajan di kantin sekolah.

"Yes. aku seneng banget besok aku makan-makanan lagi dari kantin. jadi aku bisa ke kantin besok. soalnya besok kan aku gak bawa bekal ke sekolah. disha berbicara dalam hati."

"sebenarnya aku gak pengen ngasih uang buat anakku besok. tapi mau gimana lagi. aku takut disha marah sama aku dan kita malah berantem cuman gara-gara uang. mangkanya aku terpaksa ngasih uang buat dia besok. isha juga berbicara dalam hati."










Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang