18. mama

1 0 0
                                    

"kok mama kamu dis? riri bertanya kepada sahabatnya. disha."

"karena emang sifat penakut aku nurun dari mama aku ri. kata disha."

"kok bisa. riri bertanya kepada sahabatnya. disha lagi."

"namanya juga ibu dan anak pasti ada kesamaannya. kata disha lagi."

"Dis kalau boleh tau mama kamu takut sama apa. soalnya kita udah temenan dari lama kan dan aku baru tau kalau mama kamu orangnya penakut. soalnya keliatannya sih mama kamu orangnya pemberani."

"mama aku takut naik motor karena gak bisa nyetir lho ya. soalnya kan mama aku takut naik motor dan mama juga gak bisa nyetir sama kaya aku."

"pantesan aja disha gak bisa nyetir ternyata dia kaya ibunya. aku udah tau dari lama sih kalau dia gak bisa nyetir. karena kita kan udah temenan dari lama. tapi aku baru tau kalau Tante isha juga gak bisa nyetir kaya disha. karena mama gak pernah cerita sama aku mangkanya aku kaget pas disha ngasih tau soal ibunya. riri berbicara dalam hati."

"pantesan aja dis aku gak pernah liat kamu ke sekolah pake kendaraan pribadi. ternyata kamu gak bisa nyetir kendaraan. aku baru tau sih dari cerita kamu barusan. ujar sana."

"udah lama sih aku gak bisa nyetir na. kata disha."

"kenapa gak latihan nyetir dis biar bisa nyetir gitu? sana bertanya kepada disha sahabatnya."

"aku udah sebesar ini nyetir kendaraan na. gak bisa lah kan aku udah gede, bukan anak kecil lagi. kata disha lagi."

"latihan dong dis. pasti bisa kok. ujar sana lagi."

"latihan sama siapa. orang gak ada yang ngajarin aku latihan nyetir. gimana mau latihan coba."

"sama mama kamu dis."

"mama aja gak bisa nyetir. gimana mau ngajarin aku nyetir."

"minta ajarin orang-orang yang ada di rumahmu disha."

"gak ada yang bisa ngajarin aku di rumah nenek aku na."

"kamu di rumah nenek kamu tinggal sama siapa aja sih dis.? sana bertanya kepada sahabatnya. disha."

"mama, nenek sama kakek aku. cuman itu aja sih na."

"di rumah nenek kamu cuman tinggal sama mereka aja? sana bertanya kepada sahabatnya. disha lagi."

"iya na kan barusan aku ngasih tau kamu."

"emangnya mama kamu gak punya saudara gitu. kok kamu tinggalnya cuman sama mereka aja."

"enggak punya. mamaku kan anak tunggal."

"oala pantesan. tapi kamu kan pernah cerita sama aku, kalau kamu punya kakak. kenapa gak sama kakak kamu aja belajar naik kendaraannya."

"kan kakak aku di jakarta. gimana mau belajar. kalau mau belajar aku harus ke sana lah kalau aku mau belajar nyetir."

"iya sih. tapi masalahnya jakarta jauh dis. gimana kamu mau ke sana."

"ya. aku harus ke jakarta. tapi kan masih lama. karena sekarang aja aku masih tinggal di jawa."

"kamu sebenarnya bisa sih dis pergi sekarang ke Jakarta. tapi kamu sama mama kamu harus ada orang yang jemput kamu sama mama kamu."

"siapa yang jemput na. disha bertanya kepada sana."

"kakak kamu."

"mana bisa kakak jemput aku sana. kakak aku sibuk kerja. mana bisa jemput. lagian kakak sibuk banget orangnya. lagian juga kakakku kerja nya di jakarta, bukan di bangil. mana bisa jemput aku sama mama dari Jakarta ke bangil."

"lho kakak kamu kerja kan. kenapa gak pesenin tiket aja buat kamu sama mama kamu."

"gak usah lah. ngapain coba kakak pesenin tiket buat aku sama mama buat pergi ke Jakarta. orang aku sama mama bisa kok mesen tiket sendiri buat pergi ke Jakarta."

"berarti kamu sama mama kamu gak bisa pergi ke Jakarta sekarang dong? sana juga bertanya kepada disha."

"iyalah na. orang aku masih sekolah di sini. aku kan baru masuk sekolah. mana bisa langsung pindah sekolah."

"terus kapan kamu sama mama kamu ke Jakarta dis.? sana bertanya kepada disha."

"kapan-kapan sih."

"kapan-kapan itu kapan dis? sana bertanya kepada disha lagi."

"gak tau sih kapan. yang pasti kapan-kapan aku sama mama ke jakartanya."

"ngapain sih sana nanya soal jakarta ke disha. kan aku gak mau disha pergi dan ninggalin aku lagi kaya dulu waktu masih SD. aku gak siap ditinggal pergi lagi sama sahabat aku. riri berbicara dalam hati."

"oh iya dis. gimana kalau ke Jakartanya barengan aja. ujar sana."

"barengan gimana na? disha bertanya kepada sana. sahabatnya."

"maksud aku itu barengan ke jakartanya itu. gimana kalau kamu, riri, aku, keluarga kamu, keluarga aku dan keluarganya riri juga ikut ke Jakarta. gimana. kamu setuju gak? sana bertanya kepada disha."

"kalau aku sih setuju ya. kata riri."

"Duh. gimana nih. aku mana bisa ke Jakarta bareng riri sama sana. soalnya kan aku pergi ke sana habis lulus sekolah SMP. jadi aku gak bisa pergi bareng riri sama sana dan juga keluarga mereka. disha berbicara dalam hati."

"kalau kamu gimana dis? sana bertanya kepada disha lagi."

"aku juga setuju. ujar disha."

"oke. karena kalian udah setuju. kapan-kapan kita langsung berangkat ke sana. kata sana."

"maafin aku riri , sana. aku terpaksa bohong sama kalian. kalau aku gak bohong. kalian pasti curiga sama aku. mangkanya aku langsung setuju kalau aku mau ke Jakarta bareng kalian sama keluarga kalian. disha berbicara dalam hati."

Tiba-tiba bel masuk berdering dan ada guru yang masuk ke dalam kelas. guru yang masuk ke dalam kelas adalah wali kelas dari 7F.

"Selamat siang anak-anak. kata bu pika."

"Siang bu. kata disha dan semua teman-teman sekelas disha."

"piye mpls dina iki? bu pika bertanya kepada murid-muridnya."

"Alhamdulilah lancar bu. kata disha dan semua teman-temannya."

"Ibuk seneng yen MPLS dina iki lancar. kata bu pika lagi."

karena senang mendengar jawaban dari murid-muridnya. bu pika langsung keluar dari kelas 7F.

"kirain ngasih tugas buat mpls. ternyata cuman nanya gitu doang. disha berbicara dalam hati."

"ini kita belum ada jadwal pelajaran ya. kapan kita tau jadwal pelajaran di sekolah kita itu apa. soalnya sampai sekarang kita belum tau jadwal pelajaran apa aja di sekolah ini. riri bertanya kepada kedua sahabatnya. disha dan juga sana."

"iya ya baru sadar aku kalau kita belum dapet jadwal pelajaran sama sekali di sekolah ini. ujar disha."

"terus kita kapan dapet jadwalnya. mpls di sini cuman sebentar lho. masa nunggu mpls selesai baru kita dapet jadwalnya. kata riri."

"bentar lagi kali ri. ujar disha lagi."

"bentar lagi itu kapan lho dis? riri bertanya kepada disha."

"lho kok kamu malah nanya aku sih soal jadwal pelajaran di kelas 7F. harusnya kamu tanya wali kelas 7F. bu pika bukan malah nanya aku. aku kan bukan wali kelas 7F. aku kan cuman pelajar di sini. kata disha."



















Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang