16. mie

1 0 0
                                    

"tapi aku suka makan mie. kata disha."

"bukan cuman kamu yang suka makan mie. aku juga suka makan mie lho. kata riri."

"aku juga suka makan mie. dipikir-pikir kita sama ya. sama-sama suka makan mie. kata sana."

"karena anak zaman sekarang kan banyak yang suka makan mie. tapi meskipun kita bertiga sama-sama suka makan mie. jangan sering-sering lho ya makan mie ya bahaya. soalnya mie dikasih bahan pengawet. karena gara-gara bahan pengawet bisa bikin orang sakit kalau sering-sering makan mie. kata riri lagi."

"iya ri aku sama sana pasti tau kok. lagian siapa juga yang sering-sering makan mie. aku aja jarang makan mie di rumah ataupun di sekolah. kata disha lagi."

"sama. aku juga jarang makan mie kok. karena meskipun aku suka makan mie. aku sayang sama tubuh aku. mangkanya aku jarang makan mie. kata sana lagi."

"sangking jarang makan mie ya. aku sampe disuruh sama mama makan sayur, padahal kan aku gak suka makan sayur. karena gara-gara aku gak suka makan sayur. aku pernah disuapin sama mama supaya aku bisa makan sayur."

"lho kenapa kamu gak suka makan sayur dis, padahal makan sayur enak lho. sana bertanya kepada sahabatnya. disha."

"karena gak suka aja na, seenak apa pun sayur-sayuran aku gak pernah suka makan sayur kecuali wortel. karena yang aku suka cuman makan wortel aja. yang lainnya enggak."

"aku baru tau sih kalau kamu gak terlalu suka makan sayur. ya wajar sih. kalau aku baru tau. karena kita kenal kan gara-gara kamu pindah ke sekolah aku, sedangkan riri pasti udah tau dari lama kalau kamu gak suka makan sayur. secara kalian udah temenan dari lama daripada temenan sama aku. ujar sana."

"na meskipun kita temenan gak terlalu lama. aku sama riri seneng kok punya sahabat kaya kamu. karena kamu orangnya baik, kamu juga orangnya tulus na. karena kamu baik dan tulus. itu yang bikin aku, sama riri bisa nyaman temenan sama kamu. kata disha."

"beneran?. sana bertanya kepada kedua sahabatnya riri dan juga disha."

"iya. kata disha dan riri."

"oh iya aku mau bahas hal penting ke kalian. kata disha lagi."

"soal apa. riri dan sana bertanya kepada disha."

"kalau kapan-kapan aku pindah sekolah lagi. terus kita pisah gimana ya. ujar disha."

"kamu mau pindah kota lagi ya dis. kamu mau ninggalin aku lagi kaya dulu ya. dulu waktu SD kita sempet pisah lho gara-gara orangtua kamu pisah. terus kamu mau ninggalin aku lagi gitu. kata riri."

"enggak. kata siapa aku mau pergi. orang aku cuman nanya aja ri. ujar disha lagi."

"terus kenapa kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu dis. biasanya kan orang kalau mau pergi ada yang ngomong kaya gitu. kata riri lagi."

"tapi aku gak pergi ri kan cuman nanya doang."

"beneran? riri bertanya kepada sahabatnya. disha."

"iya."

"bagus deh kalau kamu beneran gak jadi pergi. aku sampe kaget tau gara-gara kamu ngomong kaya gitu."

"maaf ya ri."

"iya aku maafin."

"maafin aku ri. aku terpaksa bohong. mangkanya aku ngomong kaya gitu. aku gak mungkin bilang yang sebenarnya ke kamu sama sana kalau aku pengen pindah ke Jakarta kalau udah lulus nanti. tapi kamu tenang aja ri. kamu gak sendiri kok, kalau aku tinggalin kamu ke jakarta nanti. karena ada sana. jadi kamu ada temennya di sini. semoga kamu bahagia ya ri kalau misalkan aku udah ninggalin kamu ke jakarta. yah. kita LDR-an lagi ya. sebenarnya aku gak sanggup sih kalau LDR-an lagi sama kamu sama sana. tapi mau gimana lagi. aku harus ke jakarta dan sekolah di sana. kalau aku udah di jakarta tolong jangan lupain aku ya ri, sana kamu juga jangan lupain aku juga ya. tolong jaga riri kalau aku udah gak tinggal di sini lagi. semoga kalian berdua sama-sama bahagia selama aku tinggal di Jakarta dan semoga kita masih sahabatan ya meskipun kita nanti jauh dan jangan sampai kita lost contact ya. disha berbicara dalam hati."

"Aneh. kenapa tiba-tiba disha ngomong kaya gitu sih. kaya orang mau pergi jauh aja. tapi kan dia bilang kalau dia cuman nanya doang. tapi buat apa juga ya disha nanya pertanyaan kaya gitu. kaya gak ada pertanyaan lain aja. kok aku jadi curiga kalau disha bakal pergi jauh dan ninggalin aku sama riri dan aku gak tau dia mau pergi ke mana. kalau emang beneran dia mau pergi jauh. kenapa dia gak jujur sama aku sama riri dan kenapa juga malah main rahasia-rahasian segala sama kita. sana berbicara dalam hati."

Tiba-tiba riri bertanya kepada kedua sahabatnya.

"ini istirahat jam berapa sih. ujar riri."

"nanti istirahatnya. ini masih pagi lho. kata disha."

"iya aku tau dis ini masih pagi. tapi aku laper pengen makan di kantin. kata riri."

"sabar-sabar-sabar riri. nanti kan juga istirahat di kantin kok. oh iya tapi aku gak ikut makan di kantin ya. kata disha lagi."

"lho kenapa dis. riri bertanya kepada sahabatnya. disha."

"malu."

"ngapain malu sih. orang ini bukan pertama kali makan di kantin lho. kamu pernah gitu makan bareng aku sama sana makan di kantin bareng tapi kamu gak malu tuh, kenapa sekarang tiba-tiba malu sih."

"kan yang itu kan aku gak bawa bekal. aku aja bawa uang terus makannya di kantin kalau sekarang beda cerita ri."

"beda gimana? riri bertanya kepada sahabatnya. disha lagi."

"kan sekarang aku bawa bekal, jadi aku gak berani makan di kantin, mangkanya aku pengen makan di kelas aja biar gak malu."

"cuman karena bawa bekal kamu malu. emangnya kenapa sih kalau bawa bekal."

"karena anak-anak di kantin gak ada yang bawa bekal sama sekali cuman aku aja yang bawa. aku malu gara-gara itu sih."

"tapi kalau kamu sendirian di kelas gimana disha. yang lain pada ke kantin semua. masa cuman kamu yang di kelas, mana sendirian lagi."

"gak papa kok aku sendirian di kelas yang penting aku gak ke kantin."

"oke. kalau itu mau kamu. tapi kamu jangan teriak-teriak ya di kelas sendirian. malu diliatin orang kalau kamu sampe teriak-teriak di kelas."

"iya ri aku gak bakal teriak di kelas kok tenang aja. meskipun aku orangnya penakut. lagian ya mana berani aku teriak-teriak di kelas, apalagi ini di sekolah."























Disharmonious family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang