Bagian 33

869 42 3
                                    

Asal Istri dan keluargaku tidak boleh tahu 33

========

Aku butuh waktu sepersekian menit menyadari situasi. Emosi dan kendali diriku jugia perlu kauajak kompromi, karena yang kulihat di depan mata adalah pemandangan yang beratus hari yang lalu ingin kulihat, tetapi sulit untuk kulihat. Ada apa sebenarnya ini?

“Lo..ayo Bu dokter Andita, di jawab dong pertanyaan Pak Pria,” timpal Pak Tagor yang makin membuatku merasa sedang menggenggam bara api. Aku sungguh tidak paham ini. dr. Andita? Dita istriku? Kapan? Ini, apa yang terjadi sebenarnya?

Pandanganku masih tetap memaku Dita. Berharap ia tahu posisi dan juga tempatnya, dan bahwa tidak seharusnya dia bekerja tanpa sepengetahuanku, apalagi di perusahaan bersamaku? Apa dia tidak berpikir resiko besar jika terjadi pemecatan dan sebagainya? Apa yang sebenarnya ada di pikirannya?

“Saya yakin, Pak Pria tahu berapa kilogram emas yang pantas buat saya, memangnya Pak Pria mampunya berapa kilogram, Pak? Saya berat banget loo Pak timbangannya,”jawab Dita lancar. Ini makin membuatku ingin menariknya dari sana.

“Mau seberat apapun Bu dokter pasti diusahain lah, gimana yang lain? Setuju nggak? Kalau saya kumpulin emas buat Bu dokter kita?”

“Setuju pak,”sahut salah satu pria entah siapa. Yang jelas pasti salah satu dari kami bukan hantu, apalagi orang yang tidak di undang. Kurasa kepalaku akan pecah.

“Seeettuuujjuuuuu, gas, Pak. Gass, jangan sampai lolos Pak,”teriak salah satu suara lagi

Ya, hatiku retak. Bukan pecah.

“Wah pak, Pria baru kali ini nih, bikin kita ketawa begini, biasanya nyeremin Pak.”

“Masa iya? Saya se seram itu ya?”

“Sudah-sudah, ini masih ada puluhan slide yang harus saya sampaikan ke bapak dan ibu sekalian, kalau kita ngga tenang, gimana mau nyampeinnya?,”terang Dita, seolah dia sudah terbiasa menghadapi hal semacam ini. Oh, kepalaku benar-benar pusing.

“Maaf Bu dokter, saya terlalu antusias, pas nemu ibu Dokter langsung segar mata saya, silahkan dilanjut, maaf atas keributan tadi, tapi soal berapa kilogram, kali aja bu dokter Andita mau mempertimbangkan.”

“Aseeekkkkk pak.”

“Jangan sampai kendor pak, pepet terusss.”

Lalu keadaan kembali heboh. Rasanya aku ingin mengecil sekarang juga sertelah stroke spontan yang kualami beberapa detik tadi.

Aku kembali mengedarkan pandanganku pada Dita, istriku. Ah…ternyata selama enam bulan ini, dia memang benar-benar sedang sibuk. Aku tahu dari divisi lain jika tim inti pengembangan klinik memang sedang berjibaku dengan target demi peresmian klinik yang diusahakan akan bertepatan dengan ulang tahun perusahaan beberapa bulan lagi.

Suaranya berubah. Tidak lagi manja seperti yang biasanya kudengar. Sebaliknya suaranya terkesan seperti wanita pekerja yang telah berkali-kali melaksanakan presentase di hadapan klien. Aku tahu Dita pintar, tapi belum pernah secara langsung melihatnya seperti ini. Dia benar-benar tidak terduga.

Yang paling membuat hatiku teriris adalah, karena sesuatu yang sejak lama kuharapkan. Dita berhasil menurunkan berat badannya, selama tidak bersamaku. Anehnya bukan senang yang kurasakan. Ada rasa sakit menyelebungiku melihatnya tidak lagi terlalu sesubur biasanya. Apa saja yang telah kamu lakukan sayang? Andai aku bisa mengembalikan waktu, aku pasti akan berpikir jutaan kali sebelum mengutarakan kata-kata yang menyakiti hatimu.

Apakah kata-kataku membuatmu sesakit itu?

Apa benar karena itu? Ya Tuhan, jika memang benar, aku benar menyesalinya.

LUKA HATI DITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang