Bagian 25

219 27 0
                                    

Asal Istri dan keluargaku tidak boleh tahu 25

Hatiku panas bukan main menyaksikan pemandangan di depan mataku. Kata-kata sepupu Dita Bang Tarno tiba-tiba saja terlintas bagai slide video dalam kepalaku. Aku berusaha menetralkan debar jantungku yang tidak terkendali berharap bisa berpikir jernih sebelum melakukan sesuatu yang akan kusesali nanti. Butuh dua menit kupakai menekan amarah yang menggebu sebelum berjalan mendekati pemandangan memuakkan dihadapanku.

“Gunda! Manik!,” panggilku dengan suara sedikit meninggi.

“Wah…Papi…..,hore Papi datang. Papi datang,”sorak Gunda dan manik bersamaan. Aku tersenyum menyambutnya dan menggendong mereka berdua secara bersamaan. Mataku fokus melihat pria yang jujur, sangat, amat, tidak kusukai aromanya. Yah, aku sama sekali tidak menyukai pria beraroma rumah sakit. Radarku mengatakan ada yang tidak beres. Anehnya jika aroma rumah sakit tercium dari seorang wanita, bukan masalah bagiku. Sungguh aneh bukan?

Aku lalu menurunkan kedua anakku setelah membaui mereka. kupikir tindakanku lumayan berlebihan karena kami barus aja bertemu pagi tadi.

“Ini dengan…” sapaku mengulurkan tangan beserta menggantung kalimatku di udara.

“Fadli, senior Dita. Saya sekalian mengantar Dita, hanya mampir sebentar, kebetulan teman saya tetanggaan apartemen dengan Dita, kalau begitu saya permisi, dada kembar, lain kali Om balik lagi, ya.”

Wah…wah….aku dibuat terdiam karenanya. Butuh waktu lima detik bagiku menganalisis segala hal,  segala sesuatu, dan makin ku analisis makin tidak masuk akal bagiku. Aku bahkan mengikuti langkah pria itu hingga menaiki sebuah mobil yang aku yakin itu bukan mobil biasa. Tiba-tiba sebuah serbuan rasa marah menghampiriku. Pantas saja Dita tidak pernah lagi menggunakan uang yang kuberi, jadi ini sebabnya.

“Bik, yang tadi sering datang ke rumah?” kataku pada asisten Dita. Aku memegang kedua tangan anakku sebagai antisipasi jika mereka berlarian.

“Sepertinya baru kali ini tuan.”

“Ah, gak usah sembuyiin apa-apa dari saya, gak masalah kok.”

“Demi Squidwords dan puja dewa dewi tuan, Pak dokter handsome yang tadi baru kali ini datang ke sini.”

“Atau jangan-jangan kamu diminta Dita tidak boleh memberi info apapun pada siapapun termasuk saya?”selidikku penuh kecurigaan.

“Astaga Tuan, demi Tuhan, si Handsome baru kali ini kuliat datang, coba Tuan tanya ke Gunda sama Manik,” ujarnya meyakinkan.

“Benar gitu Gun?”

“Bener Pi. Gunda baru ketemu, terus..terus orangnya asik banget lo pi, aku senang ngobrol sama dia.”

“Bener apa yang dibilang Gunda, Manik?”koreksiku lagi

“Betul..betul Papi. Om itu baru datang ke rumah kita kok.”

“Terus yang kalian cerita ke papi tempo hari kalau ada teman Mami yang sering ngajak kalian renang itu siapa?”koreksiku lagi.

LUKA HATI DITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang