Bagian 34

762 35 3
                                    

Asal Istri dan keluargaku tidak boleh tahu 34

Spontan aku berdiri dan membalikkan badan saat melihat Mas Dygta masuk ruangan. Besok-besok aku akan meminta Dr.Fadly tidak langsung keluar ruangan jika melihat Mas Dygta tiba-tiba datang.

Kami bertatapan lama. Aku merasa dejavu saat melihatnya berdiri di hadapanku lalu perlahan selangkah demi Langkah memilih tempat duduk persis di hadapanku.

“Coba kamu jelasin, Dit, apa maksud dari semua ini?,”tanyanya pelan. Sorot matanya mencerminkan jika dia benar-benar butuh jawabanku sekarang juga.

“Apa yang butuh penjelasan?,”jawabku. Berusaha menahan kekesalan dan kembali duduk.

“Kenapa kamu bisa ada di perusahaanku, dan apa maksud semua ini? bagaimana bisa?,”bisiknya perlahan dengan mata menatap tajam ke arahku

“Dr.Fadly seniorku, menawariku pekerjaan, gajinya besar, sekaligus pengalaman baru untukku, lagipula sejak dulu aku ingin kembali bekerja,”jawabku berusaha menutupi debar dalam hatiku. Sungguh mencengangkan bagaimana aku bisa tetap menyembunyikan harapan jika pria di hadapanku ini akan segera menyesali kesalahannya, mengakui kesalahan, dan memohon maafku setelah lama tidak bertemu denganku. Kupikir aku hanya menaruh harapan palsu dalam hatiku.

“Lalu, kenapa kamu tidak memberitahuku? Apa kamu pikir karena sudah bisa cari uang sendiri, sehingga bisa melakukan semua hal tanpa ijinku?”sergahnya dengan nada suara meningkat satu oktaf.

“Ouw, jadi, kamu merasa senang digoda atasanku, merasa hebat digoda semua pria kantorku, begitu? Ternyata segini rendahnya moral wanita yang kujadikan istri. Apa sih yang ada dalam kepalamu Dita?”sambungnya lagi

Sesak di dadaku seakan berlomba ingin keluar. Rasanya terlalu sakit jika kutanggung sendiri. Sebenarnya aku belum tahu apa yang kuinginkan sehingga masalah aku melihatnya dengan wanita itu belum saatnya kusampikan. Tetapi menyimak bagaimana amarah Mas Dygta padaku, kurasa ini saatnya kusampaikan padanya alasanku.

“Aku tahu tentang Mentari,”bisikku pelan, bisa kusaksikan kedua matanya membesar dan secepat itupula menutup. Ternyata apa yang dikatakan Bik Sati benar, jika kondisi Mas Dygta tidak baik-baik saja dua bulan belakangan ini.

“Apa yang kamu tahu tentang Mentari? Dia stafku, aku sudah bilang saat itu.”

“Aku melihat semuanya,”dustaku berusaha mengorek semua hal dari raut wajah Mas Dygta. Dan hatiku terasa di remuk oleh sesuatu saat melihat reaksi Mas Dygta. Aku tidak mungkin salah. Firasatku tidak salah.

“Apa yang kamu lihat?”

“Banyak.”

“Iya, tapi apa itu banyak? Apa defenisinya? Dan apakah yang kamu lihat bisa dijadikan bukti?”ucapnya membela diri. Aku tertawa dalam hati menangisi kebodohanku.

“Aku hanya ingin tidak terlihat menyedihkan, maksudku, aku hanya ingin dihargai tentang waktu satu tahun yang kuminta, Mas. Agar….”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUKA HATI DITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang