20

326 31 6
                                    

London…

Chengxin sedang beristirahat di tempat tidur setelah melakukan perjalanan cukup jauh sebelum tiba di London. Sebenarnya ada yang aneh di hati Chengxin.

Pertama, Jiaqi mengatakan bahwa mereka di sini untuk bekerja tetapi Chengxin memperhatikan bahwa Jiaqi tidak membawa apa pun yang berhubungan dengan pekerjaannya. Ia hanya membawa satu tas yang pasti berisi pakaiannya.

Kedua, Jiaqi hanya memesan satu kamar hotel sedangkan sebelum berangkat ke London, Chengxin sudah memastikan mereka memesan dua kamar terpisah. Pasalnya, Chengxin tidak ingin mengganggu istirahat Jiaqi dan sebisa mungkin ia tidak ingin berada satu ruangan dengan Jiaqi.

Ketiga, sejak tiba di London, Jiaqi belum buka suara sedetik pun. Dia hanya menunjukkan pesanan hotel melalui teleponnya dan langsung menuju kamar mereka. Sesampainya di kamar, dia langsung menuju kamar mandi.

Klik!!!

Chengxin mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Dia bisa melihat Jiaqi hanya mengenakan jubah mandi. Chengxin segera mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Dia bisa merasakan wajahnya semerah tomat. Jiaqi terkekeh melihat kelakuan Chengxin.

"Kenapa wajahmu merah? Apakah kamu tidak sehat?” tanya Jiaqi.

“Ti…tidak! A…aku sehat saja," jawab Chengxin tergagap. Wajah Jiaqi terus berubah datar saat mendengar jawaban Chengxin. Dia mendekati Chengxin tetapi Chengxin secara refleks menarik dirinya kembali. Semakin dekat Jiaqi ke Chengxin, semakin banyak Chengxin yang mundur.

Tiba-tiba langkah Chengxin terhenti. Dia menoleh ke belakang dan menemukan ada dinding yang menghalanginya. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke depan lagi dan terkejut karena wajah Jiaqi berada tepat di depan wajahnya.

"A...apa yang...kau...lakukan? K…kau…menjauhlah dariku,” ucap Chengxin sambil mendorong tubuh Jiaqi. Namun energinya tidak sekuat itu jika dibandingkan dengan Jiaqi. Buktinya, Jiaqi tak bergerak sedikit pun.

"Kamu tahu betul kalau aku tidak suka orang yang tidak berkata jujur, Ding'er," ucap Jiaqi dengan nada rendah. Matanya yang tajam menatap mata bulat Chengxin. Tubuh Chengxin sedikit gemetar saat mendengar nada suara Jiaqi.

"Argh!!!"

Tiba-tiba, Jiaqi mendorong tubuh Chengxin ke tempat tidur di sebelah mereka. Dia kemudian mengukung tubuh Chengxin. Chengxin segera memberontak untuk keluar dari kukungan Jiaqi.

"Mumphhh…,"

Tiba-tiba Jiaqi mencium bibir Chengxin dengan sangat ganas. Chengxin mendorong Jiaqi sekuat tenaga namun sekali lagi energinya tidak sekuat Jiaqi. Lidah Jiaqi berusaha masuk ke dalam mulut Chengxin namun ditutup rapat oleh pemilik tubuhnya. Meski demikian, Jiaqi tak kehabisan ide. Dia menggigit bibir Chengxin dengan keras dan lidahnya menembus ke dalam Chengxin ketika Chengxin membuka mulutnya. Ciuman yang berlangsung hampir lima menit itu kemudian berakhir karena Chengxin hampir pingsan.

Jiaqi tersenyum lebar saat melihat Chengxin yang sedang mengatur napas. Dia mendekatkan tangannya ke wajah Chengxin dan membelainya dengan lembut. Tangannya kemudian dibawa ke sisi wajah Chengxin.

"Aku tahu kamu sudah sadar kalau tujuan kita di sini bukan untuk  bekerja,"

Tanpa peringatan, dia mencengkeram wajah Chengxin dengan erat. Dia tertawa terbahak-bahak sambil berkata,

“Aku sudah lama menunggu momen ini. Kali ini aku tidak akan melepaskan mu. Sudah lama sekali sejak aku membiarkanmu terlalu bebas, Ding'er. Hari ini aku akan memberikan hukuman ringan sebagai peringatan awal, ”

Jiaqi mengambil sesuatu dari laci meja samping tempat tidur. Mata Chengxin mengikuti gerakan tangan Jiaqi. Sesaat matanya terbelalak karena melihat pisau lipat di tangan Jiaqi.

"Ma…Ma ge, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Chengxin yang setengah mati merasa takut. Jiaqi tersenyum licik dan mendekatkan pisaunya ke perut Chengxin.

“Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku ingin menghukummu karena kamu telah melanggar peraturanku. Jadi sekarang kamu hanya harus menjadi anak yang penurut, jika tidak ingin hukuman yang lebih berat akan aku berikan,"

Chengxin hanya mengangguk mengiyakan ucapan Jiaqi. Sekarang bukanlah waktu yang tepat bagi Chengxin untuk melawan Jiaqi. Dia melihat sekilas sorot mata Jiaqi yang berubah menandakan kalau dia serius sekarang.

"Hiss…"

Jiaqi menempelkan ujung pisaunya ke perut Chengxin. Dia kemudian mengukir namanya sebagai tanda kepemilikan atas Chengxin. Chengxin hanya bisa pasrah dengan kelakuan Jiaqi.

.

Sementara itu di rumah Zhang…

"Hanggie ge, bisakah kamu mengajari Yiran pertanyaan ini?"

Zuohang yang sedang melamun di halaman belakang terkejut dengan kehadiran Yiran. Dia bisa melihat Yiran berjalan ke arahnya sambil memegang buku. Zuohang terkekeh pada Yiran.

'Sepupu kak Jiaqi sangat manis. Rasanya seperti ingin ku culiknya,'

"Apa yang Yiran tidak mengerti. Sini gege lihat,"

Yiran menunjukkan bagian yang tidak dia mengerti. Setelah hampir setengah jam, Yiran akhirnya memahami apa yang diajarkan Zuohang.

“Akhirnya Yiran mengerti. Terima kasih Hanggie ge,”

Sebelum meninggalkan Zuohang, Yiran menyempatkan diri untuk mencium wajah Zuohang. Zuohang hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Yiran.

Zuohang lalu masuk ke rumah Zhang. Tiba-tiba…
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak apabila membaca. Selamat membaca semua. Sampai jumpa nanti 😁

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang