44

238 31 4
                                    

Zuohang membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dilihatnya setelah membuka matanya adalah wajah tampan Zhixin yang sedang tertidur. Wajahnya terlihat begitu damai saat tidur, berbeda dengan saat bangun tidur yang wajahnya selalu datar dan tidak bersahabat.

Jika kalian bertanya di mana Zhangji berada, dia sudah bangun lebih awal karena ada urusan lain yang harus diurus. Jadi Zhangji meninggalkan Zuohang dan Zhixin terlebih dahulu.Zuohang mendekatkan tangannya ke pipi Zhixin. Dia dengan lembut membelai pipi Zhixin sambil memperhatikan wajahnya.


"Walaupun beberapa kali aku mencoba menyangkalnya, tapi tidak bisa dipungkiri kalau kau sangat tampan. Namun, sikapmu yang memaksa membuatku muak padamu dan adikmu," kata Zuohang perlahan seolah berbicara pada dirinya sendiri. Zuohang terus mengamati wajah tenang Zhixin yang tertidur.


"Puas melihat wajahku?" ucap Zhixin yang sebenarnya masih memejamkan matanya. Zuohang yang mendengarnya sungguh terkejut dan langsung ingin menarik tangannya dari wajah Zhixin, namun tangan Zhixin menahannya sehingga tangan Zuohang masih berada di wajahnya.


"K...kau sudah bangun? Sejak kapan kamu bangun?" tanya Zuohang. Zhixin yang mendengar pertanyaan itu membuka matanya dan menatap langsung ke pupil coklat Zuohang. Zuohang yang dipandang seperti itu merasa malu sesaat. Wajahnya kini dihiasi rona merah yang terlihat jelas di wajahnya karena kulitnya yang sangat putih.


"Sebelumnya selamat pagi cantik! Aku sudah bangun sejak Zhangji meninggalkan ruangan ini," jawab Zhixin sambil tersenyum kecil hingga membuat Zuohang tertegun sejenak melihat senyuman itu.


'Dia sudah bangun sejak Zhangji meninggalkan ruangan ini? Itu berarti dia sudah terjaga sejak lama. Mungkin dia baru saja mendengar kata-kataku. Ahhh aku benar-benar malu!' Zuohang bermonolog dalam hatinya.


"Halo sayang! Kenapa melamun, hmm?" Zhixin memanggil sambil melambaikan tangannya di depan wajah Zuohang. Zuohang segera terbangun dari lamunannya. Wajahnya memerah saat mendengar panggilan Zhixin.


"T...tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin mandi," kata Zuohang sambil buru-buru bangkit dari tempat tidur mereka.


"Bagaimana kalau kita mandi bersama?" Zhixin bertanya dengan nada menggoda.


"Yah!!! Dasar mesum! Pergi sana kau! Tidak ingin aku mandi bersamamu!" Zuohang marah sambil berlari ke kamar mandi. Zhixin yang tidak menyerah segera mengejar Zuohang. Seketika terjadilah peristiwa kejar-kejaran di dalam apartemen. Mari kita tinggalkan sesi kejar-kejaran mereka.


.


Zuohang tiba di sekolahnya bersama Zhixin. Dia sudah menolak ajakan Zhixin untuk pergi ke sekolah bersamanya, tapi seperti yang kalian tahu betapa kerasnya kepala Zhixin lebih keras dari batu, Zuohang tidak bisa menolak ajakan tersebut.


Mereka berdua berjalan berdampingan menuju halaman sekolah. Setiap langkah yang mereka ambil diperhati oleh para siswa. Kebanyakan dari mereka berbisik kagum pada kecocokan antara Zuohang dan Zhixin. Oh jangan lupakan Zhangji yang muncul entah dari mana dan berjalan di sisi kiri Zuohang.


Zhixin dan Zhangji mengirim Zuohang ke depan kelasnya. Sebelum Zuohang memasuki kelasnya, Zhangji berpesan


"Tunggu kami setelah sesi sekolah. Kita akan pulang bersama,"


Zuohang menganggukkan kepalanya dan segera memasuki kelasnya. Setelah memastikan Zuohang berada di tempatnya, keduanya kemudian bergerak menuju kelasnya.


"Cie...cie yang berangkat sekolah dengan kesayangannya. Bukan hanya satu tapi dua!" Xinhao menggoda begitu Zuohang duduk. Zuohang yang mendengarnya langsung memerah karena malu karena godaan Xinhao.


"Ssst! Tutup mulut Xinxin! Aku malu!" ucap Zuohang sambil mencubit tangan Xinhao sebagai cara untuk mengatasi rasa malunya.


"Cie.. mukanya merah! Harusnya direkam lalu diperlihatkan ke para kesayangannya, bukan Xinhao," goda Zeyu pada Zuohang. Dia bersiap-siap untuk merekam wajah merah Zuohang. Zuohang yang melihat itu langsung menutup wajahnya dengan tangan kecilnya.


"Zey! Hentikan itu! Aku sangat malu!"


Wajah Zuohang semakin memerah. Xinhao dan Zeyu tertawa melihat kelucuan Zuohang. Bukan hanya mereka berdua, tapi seluruh kelas menahan gemas melihat tingkah Zuohang.

















Hello ii! Min kembali lagi dengan buku ini. Ada yang kangen dengan story ini tak? Btw jangan lupa vote dan comment supaya min lebih semangat ngetiknya. Sampai jumpa nanti semuanya.

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang