46

188 27 5
                                    

Hello ii👋🏻 Min kembali lagi dengan cerita ini. Ada yang masih kangen cerita ini? Apapun selamat menikmati cerita ini semuanya😁















































Zhixin yang notabe ketos sedang bertemu dengan anggota osis lainnya di ruang pertemuan. Zhangji juga hadir di pertemuan tersebut sebagai  waketos. (Min mengubah waketos dari Junhao menjadi Zhangji untuk mempermudah jalan cerita)


Listen

Turn off my phone把它丢到窗外

看着灯塔慢慢坠入深海面

坐在摩天轮里摇晃

就在doomsday里

Doomsday里

不再想明天

Wanna move like this

Sing like this

Dance like this

You know

看着你like this

Love like this

Girl I need you know


Tiba-tiba, telepon Zhixin berdering. Zhixin mengangkat tangannya untuk memberitahu mereka agar menghentikan pertemuan mereka sejenak karena dia ingin menjawab panggilan tersebut.

‘Xinhao?’

Tanpa membuang waktu, Zhixin segera menjawab panggilan telepon tersebut. Entah kenapa dia merasakan sesuatu yang buruk sedang terjadi karena Xinhao tidak pernah menghubunginya saat mereka masih berada di halaman sekolah.

“Cepat kemari!”

Panggilan itu kemudian terputus secara sepihak. Zhixin yang mendengarnya tidak membuang waktu dan segera menuju ke kelas Zuohang. Matanya memberi isyarat kepada Zhangji untuk mengikutinya. Zhangji yang memahami isyarat itu segera mengikuti kakaknya meski masih bertanya-tanya apa yang membuat kakaknya begitu cemas.

Brakkk!!!

Zhixin membuka pintu kelas Zuohang dengan kasar. Zhixin dan Zhangji bisa melihat, Zuohang gemetar dalam pelukan Zeyu. Dia segera menuju ke tempat Zuohang dengan Zhangji mengikuti di belakangnya.

Zeyu yang melihat Zhixin dan Zhangji menghampiri mereka segera melepaskan pelukannya dari Zuohang karena ia yakin kedua orang tersebut lebih dibutuhkan oleh Zuohang saat ini. Dia juga yakin mereka berdua bisa membantu Zuohang menenangkan dirinya.

“Apa yang telah terjadi?” tanya Zhixin dengan ekspresi datar namun dalam hati dia sangat khawatir dengan Zuohang yang masih gemetaran dalam pelukan Zhangji meski tidak gemetar seperti saat mereka masuk tadi.

Xinhao yang mendengar pertanyaan itu segera menceritakan kepada mereka berdua apa yang terjadi. Dia juga menunjukkan kotak yang diterima Zuohang.

Zhixin segera menoleh ke kotak itu. Seketika wajahnya berubah saat melihat isi kotak itu. Tangannya memegang erat kotak itu sementara matanya melihat isi kotak itu yang membuat Zuohang ketakutan.

(Apakah kalian penasaran dengan isi kotak tersebut? Kalau iya, izinkan min menunjukkan isi kotak tersebut.)

(Kalian bayangkan ada lebih dari satu benda itu di dalam kotak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Kalian bayangkan ada lebih dari satu benda itu di dalam kotak. Jadi kalian bisa mengerti bukan, mengapa Zuohang begitu takut melihat isi kotak itu)

Zhangji yang melihat kotak yang dipegang oleh kakaknya langsung melihat isi kotak tersebut. Ia pun tak kalah kagetnya melihat isi kotak itu. Namun, Zhangji dapat melihat ada secarik kertas di antara isi kotak itu.

“Zhixin ge!”

Zhixin menoleh ke Zhangji yang memanggilnya. Dia bisa melihat Zhangji sedang menunjukkan sesuatu di dalam kotak. Zhixin kembali ke arah yang ditunjuk Zhangji. Setelah beberapa saat meneliti, dia menyadari ada secarik catatan di antara isi kotak itu. Tanpa membuang waktu, Zhixin segera mengambil catatan itu dan membacanya.


‘Bagaimana dengan hadiahku? Menarik bukan? Ini baru permulaan, Zuohang! Masih banyak lagi yang menunggumu, sayang!’


Zhixin segera meremas catatan itu dan menyimpannya. Dia tidak ingin Zuohang melihat isi catatan itu. Dia sudah cukup takut untuk melihat isi kotak itu, Zhixin tidak ingin Zuohang semakin takut melihat catatan itu karena dia tahu dia sedang diincar oleh seseorang.

“Ji, ayo bawa Zuohang pulang. Dan kalian berdua, tolong beritahu guru kalau Zuohang pulang lebih awal karena dia sakit,” perintah Zhixin yang disambut anggukan dari Xinhao dan Zeyu.

Zhangji segera mengangkat tubuh Zuohang yang tertidur karena kelelahan dan ketakutan. Zhixin memimpin jalan menuju tempat parkir. Keduanya segera kembali ke rumah Zhang karena di sana lebih damai dan tempat lebih tenang untuk Zuohang beristirahat.

Sementara itu…

Seorang pria sebelumnya memandang Zhixin, Zhangji, Zeyu, Xinhao dan Zuohang. Tidak lebih tepatnya ke arah si manis yang berada di pelukan Zhangji sambil meringis ketakutan.

Dia sangat menikmati raut ketakutan Zuohang yang terpampang jelas di wajah Zuohang. Dia telah mengawasi Zuohang sejak Zuohang didekati oleh temannya. Wajah ketakutan Zuohang menjadi favorit pria itu.

Namun, sesaat wajahnya yang menyeringai berubah datar ketika mengetahui bahwa Zuohang tidak membaca catatan yang ditinggalkannya, malah catatan itu ada di tangan Zhixin.

‘Tidak apa-apa jika kamu tidak membacanya. Aku masih punya banyak cara untuk menyadarkanmu akan kehadiranku. Tunggu aku, sayang!’










Jangan lupa tinggalkan vote atau komen selepas membaca. Sampai jumpa nanti semuanya.

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang