Hari itu, cuaca mendung, menciptakan suasana suram yang tidak biasa di mansion keluarga Zhang. Zuohang, meski telah diberi peringatan untuk tetap di rumah, merasa gelisah. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar halaman belakang rumah keluarga Zhang, berharap udara segar dapat meredakan pikirannya.
Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara kecil dari semak-semak. Suara itu terlalu samar untuk didengar jelas, tetapi cukup untuk membuatnya waspada. Sebelum ia sempat bereaksi, sepasang tangan kuat melingkari tubuhnya dari belakang, menahannya dengan paksa. Zuohang berusaha melawan, tetapi serangan itu terlalu mendadak. Sebelum segalanya menjadi gelap, ia sempat mengenali aroma parfum yang familiar—aroma yang pernah ia cium sebelumnya di dekat Zimo.
.
.
.
Di dalam rumah, Zhixin sedang sibuk membaca dokumen-dokumen lama ditemani Zhangji, sementara Yuhan berada di dapur bersama Junhao. Keempatnya langsung panik ketika mendengar suara benda jatuh dari halaman belakang. Mereka berlari keluar, tetapi yang mereka temukan hanyalah ponsel Zuohang yang tergeletak di tanah.
"Zuohang!" teriak Zhixin, memandang sekitar dengan cemas. Zhangji memeriksa sekitar semak-semak, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan adiknya.
Junhao mengambil ponsel Zuohang dan menunjukkan layar yang penuh dengan goresan. "Ini... pasti terjadi sesuatu. Dia tidak mungkin meninggalkan ponselnya begitu saja."
Zhixin mengepalkan tangan. "Ini pasti ulah Zimo."
Zhangji dan Yuhan menatap tajam ke arah gerbang. "Kita tidak punya banyak waktu. Jika dia menculik Zuohang, kita harus segera menemukannya sebelum terlambat."
.
.
.
Zuohang menggigil dalam kegelapan. Tangannya masih terikat di belakang kursi, tetapi pikirannya tidak tenang memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Saat ini, ia tidak hanya khawatir akan keselamatannya sendiri, tetapi juga tentang Zhixin dan Zhangji, dua orang yang telah mencintainya dengan sepenuh hati, meskipun dalam hubungan rahasia.
Ketika Zimo mendekatinya, senyum licik menghiasi wajah pria itu. "Kau tahu," katanya pelan, "aku tidak hanya menculikmu untuk balas dendam. Aku ingin mereka datang. Aku ingin melihat sejauh mana cinta mereka padamu. Karena itu, aku tidak menyentuhmu lebih dari ini."
Zuohang hanya terdiam, meskipun hatinya dipenuhi kecemasan. Zimo tahu tentang hubungan rahasia itu, dan sekarang ia memanfaatkannya sebagai senjata.
Mansion Zhang...
Malam itu, rumah keluarga Zhang diselimuti keheningan yang penuh ketegangan. Setelah mendengar kabar bahwa Zuohang diculik oleh Zimo, suasana rumah berubah menjadi medan perencanaan perang. Zhixin, Zhangji, Junhao, dan Yuhan, keempat saudara Zhang, berkumpul di ruang tamu dengan tatapan serius. Meskipun mereka berbeda dalam cara mereka mengungkapkan emosi, satu hal jelas: mereka semua sepakat bahwa menyelamatkan Zuohang adalah prioritas utama.
Yuhan, yang biasanya tenang, membuka percakapan dengan suara penuh amarah. "Kita sudah terlalu lama membiarkan Zimo bergerak. Ini sudah melampaui batas. Zuohang tidak bersalah, tapi sekarang dia menjadi target."
Junhao menimpali dengan tegas, "Zimo tahu sesuatu tentang kita, terutama hubungan antara Zhixin, Zhangji, dan Zuohang. Dia sengaja menyerang titik terlemah kita. Kita harus bertindak sekarang."
Zhixin dan Zhangji saling bertukar pandang. Mereka tidak pernah menyangka bahwa hubungan rahasia mereka dengan Zuohang—yang selama ini mereka simpan rapi—akan menjadi alasan ancaman seperti ini. Namun, di balik rasa bersalah, mereka tahu bahwa perasaan mereka terhadap Zuohang adalah nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zuohang
FanfictionAkibat mengutuk sebuah novel yang dibeli olehnya, Zuoshan secara tidak sengaja bertransmigrasi ke dalam novel tersebut. Nasib sial tidak berhenti di situ.. dia yang ditakdirkan mati di akhir cerita disebabkan antagonis cowo, kini menjadi rebutan par...