26

233 25 7
                                    

Zuohang kembali ke rumah dengan wajah lelah. Chengxin yang kebetulan pulang lebih awal hari ini memandang adiknya dengan aneh.

“Kenapa wajahmu seperti itu, Azuo?” tanya Chengxin sambil memperhatikan Zuohang yang sedang menyimpan sepatunya.

“Kak, kenapa nasibku selalu sial? Kenapa aku harus dipasangkan dengan mereka... Aku tidak mau...," keluh Zuohang pada Chengxin.

"Hah? Dipasangkan? Dengan siapa? Coba Azuo beritahu kakak apa yang sebenarnya terjadi," kata Chengxin. Dia membimbing Zuohang untuk duduk di sebelahnya. Zuohang menceritakan semuanya pada Chengxin.

"Ha ha ha!"

Chengxin terkekeh setelah Zuohang selesai berbicara. Zuohang menatap kakaknya dengan kesal dan memukul tangan kakaknya.

"Ishh kakak bukannya membantu Azuo, tapi malah tertawa ngaku jelas," rengek Zuohang. Dia benar-benar kesal pada kakaknya.

Chengxin yang tidak tahan gemas dengan adiknya, langsung mencubit pipi Zuohang. Wajah Zuohang menjadi semakin kesal setelah Chengxin mencubit pipinya.

"Kakak! Jangan mencubit!” marah Zuohang. Chengxin segera mengakhiri aksi 'ayo cubit pipi Zuohang' karena tidak ingin membuat adiknya semakin cemberut.

“Baguslah kamu terpilih menjadi partner Azhi bersama Aji. Lagipula, menurutku kamu cocok dengan mereka. Mereka berdua sangat tampan dipasangkan dengan kamu yang sangat cantik dan manis. Kombinasi yang sangat cocok," puji Chengxin.

Namun, pujian Chengxin tidak membuat Zuohang senang, malah menambah kegelisahannya. Andai kakaknya menyukai keduanya, bukankah ini akan membuatnya semakin sulit untuk menjauh dari Fj4.

“Jangan terlalu memikirkannya. Yang penting sekarang kamu fokus pada drama sekolah. Tidak masalah siapa pasangan kamu. Kamu tinggal menjalaninya. Tapi jika kamu menyukainya, aku tidak peduli jika kamu berpasangan dengan mereka di dunia nyata," goda Chengxin. Chengxin segera lari dari Zuohang karena melihat Zuohang berencana melempar bantal ke arahnya.

.

Zhangji memasuki kamar Zhixin. Dia bisa melihat bahwa Zhixin sedang berkutat di meja belajarnya. Dia duduk di tempat tidur Zhixin sambil memperhatikan gerakan Zhixin. Tidak dapat menahan keheningan yang tercipta, Zhangji memulai percakapan.

“Azhi, apa rencana kita selanjutnya?”

Zhixin menoleh ke Zhangji. Tiba-tiba, Zhixin tersenyum mengerikan sambil menatap langsung ke arah Zhangji. Zhangji terdiam melihat ke arah Zhixin. Zhixin dalam suasana hati seperti itu adalah sesuatu yang berbahaya.

“Kita akan melanjutkan rencana sebelumnya. Namun, ada sesuatu yang aku ingin kamu lakukan,”

Zhixin mendekati Zhangji lalu membisikkan sesuatu kepada Zhangji. Mata Zhangji terbelalak setelah mendengar apa yang ditanyakan kakaknya.

"Kamu yakin ingin melakukan ini?" tanya Zhangji yang masih meragukan perkataan Zhixin.

"Apakah aku pernah bermain-main dengan si manis kita?" tanya Zhixin. Zhangji menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Zhixin.

Zhixin membelai wajah Zhangji sambil menatap pupil mata Zhangji. Zhangji hanya membiarkan tindakan Zhixin karena percuma jika dia melawan, dia mungkin akan dihukum oleh saudaranya.

“Malam ini seperti biasa, Aji,” kata Zhixin. Zhangji hanya menganggukkan kepalanya. Namun, tanpa peringatan, Zhixin meraih pipi Zhangji sambil mengangkat kepala Zhangji untuk melihatnya.

"Jika ditanya, sebaiknya kamu menjawab dengan mulutmu,"

"Ba…baiklah Azhi," jawab Zhangji sambil menahan rasa sakit di wajahnya.

"Anak baik,"




















Akhirnya bisa update. Selamat membaca semuanya. Jangan lupa tinggalkan jejak ye selepas membaca 😉

Transmigrasi ZuohangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang