68. Album

14 3 0
                                    

*
*
*
Seperti biasa, sebelum baca,
Janlup vote★, komen di setiap paragraf
Tandai typo dan juga kalimat rancu

Terima kasih

***

☬•A&N•☬

Sudah terhitung setengah jam Nara mencoba menghubungi nomor kekasihnya, Alvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah terhitung setengah jam Nara mencoba menghubungi nomor kekasihnya, Alvin. Namun, tidak kunjung diterima.

"Ish, nyebelin!" Kesal Nara yang menyimpan kasar ponselnya keatas meja.

Zoe yang ada disebelahnya pun tersentak karna suara benda dari meja.

"Kenapa sih lo, Ra? Dari tadi ngegerutu Mulu" ujar Zoe.

"Alvin nggak ada kabar. Telpon gw juga nggak diangkat-angkat. Bahkan, di juga belum masuk sampe sekarang. Sebentar lagi, Bu Dina masuk" jelas Nara sambil melipat kedua tangannya.

"Ya udah sih. Mungkin dia bolos" petik Zoe.

"Nggak mungkinlah" hardik Nara, karna Alvin adalah murid teladan dan tidak pernah bolos.

>★<

Singkat cerita. Kini jam pelajaran sudah selesai, semua murid SMA Radeya berbondong-bondong untuk pulang, meninggalkan sekolah.

Sama halnya dengan ketiga gadis yang kini tengah berjalan menuju parkiran.

"Udahlah, Ra. Muka Lo jangan ditekuk terus. Jelek tau nggak" ujar Airy Zoe yang langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Nara.

Pasalnya, Nara tidak henti-hentinya menggerutu karna Alvin tidak masuk, bahkan tas lelaki itu ada di bangkunya.

"Mungkin Alvin ada hal penting. Jadi, nggak sempet buat ngabarin Lo" timpal Airy yang memang sudah tau soal Nara saat dikantin tadi.

"Kalo Reyhan? Dia masuk nggak?" Tanya Nara pada Airy.

"Rey, izin hari ini. Dia harus ikut bokap ke New York" jawab Airy.

"Pada kemana sih? Si Cindy juga nggak masuk tuh bocah. Kenapa?" Gumam Zoe.

Lalu, terdengar suara seseorang yang memanggil nama Nara.

"UIN!"

Ketiga gadis itu pun sontak membalikkan tubuhnya menghadap pada dua lelaki yang tengah berjalan kearah mereka.

"Epan! Alka!"

"Pulang bareng ya. Gw nggak bawa mobil" ujar Evans pada Nara.

"Iya" jawab Nara ketus.

Kafi yang menyadari wajah masam Nara, lantas menyentuh kening Nara menggunakan punggung tangannya. Emang si Kafi ini sangat peka terhadap teman masa kecilnya itu.

ALVINARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang