69. Kecelakaan

14 2 0
                                    

*
*
*
Seperti biasa, sebelum baca,
Janlup vote★, komen di setiap paragraf
Tandai typo dan juga kalimat rancu

Terima kasih

***

☬•A&N•☬

Malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari.

Disebuah ruangan kosong, terdapat dua remaja yang tengah disekap dengan tangan yang terikat kebelakang serta kaki yang juga terikat.

"Dika! Dika! Dika bangun, dik!" Panggil seorang gadis yang tak lain adalah Cindy, ia berusaha untuk membangunkan Dika yang masih pingsan.

Namun, Cindy kembali berdecak kesal karna Dika masih belum terbangun.

Cindy kembali mencoba untuk membangunkan tunangannya itu. Kini, ia mencoba untuk melempar kerikil menggunakan kakinya yang terikat. Semoga saja kali ini usahanya berhasil.

Tuk

Kerikil itu berhasil mengenai bagian wajah Dika dan itu juga membuat sang empu terbangun. Terdengar Dika meringis kesakitan, mungkin karna efek benturan yang sangat keras mengakibatkan pusing yang begitu amat pada kepalanya.

"Dika!" Panggil Cindy saat mengetahui usaha terakhir berhasil.

Dika yang masih merasa nyeri pada kepalanya, sontak mencari sumber suara.

"Cindy!"

"Akhirnya, kamu bangun. Apa kepalamu masih sakit?" Ujar Cindy.

Dika mengangguk lesu.

"Kamu nggak pa pa kan?" Tanya Dika memastikan.

"Nggak. Aku nggak pa pa"

Tiba-tiba, suara pintu terbuka mengejutkan keduanya. Terlihat tiga pria masuk kedalam ruangan itu.

"Kalian sudah bangun rupanya" ujar salah satu dari mereka yang masih berada dibagian gelap. Jadi, Cindy dan Dika tidak tau siapa dia.

Saat orang itu muncul dari kegelapan, Cindy sontak terkejut saat tau siapa orang itu.

"Om Anton!"

Anton tersenyum. "Hallo keponakan om yang cantik" sapa Anton.

"Lama kita nggak ketemu ya. Sekarang, kamu udah gede aja" lanjut Anton sambil mengelus-elus rambut serta pipi milik keponakannya itu, Cindy.

"Apa om, yang men-menculik kita?" Tanya Cindy dengan nada bergetar.

"Tidak. Om tidak menculik kalian. Om hanya menjadikan kalian sebagai tebusan" jawab Anton.

"Apa Om masih menginginkan aset papa lagi?"

Mendengar itu, Anton sontak mencengkram kedua pipi Cindy dan itu membuat Dika marah.

ALVINARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang