"Aku janji akan berhati-hati, Jes."
"Tidak."
"Tapi, bocah itu seperti ingin memberitahuku sesuatu."
"Cukup dengan semua alasan, Bible." Andradite tajam si Detektif memandang pria yang sedikit lebih pendek darinya itu. "Dengarkan aku baik-baik. Saat ini, statusmu adalah saksi mata satu-satunya dalam kasus Maretta dan timku pasti membutuhkan pernyataanmu."
"APA? Tapi bagaimana bi–"
"Karena kaulah orang yang memberikanku bukti keberadaan Maretta."
"Kau tau benar kalau itu bukan diriku, Jes."
"Tapi, kau tidak bisa menampik bahwa memang kau yang menemukan jepit rambut itu, Bible."
Si Aktor berdecak.
"Kedua, orang-orang dari Dinas Keselamatan Ewa-Lani masih mengawasi semua gerak-gerikmu jadi penting untuk menjaga sikap. Dan terakhir -" Jes memiringkan kepalanya. Posisi keduanya yang sedang berdiri di sudut mati dapur dengan tubuh si Detektif yang menutupi Bible akan membuat siapapun yang melihat mereka berpikiran ambigu. "Aku tidak ingin melihatmu terluka lagi."
"Kalau ini ada kaitannya dengan keistimewaan yang kau bilang, jan-"
"Karena aku mengkhawatirkanmu."
Seandainya Barcode melihat ekspresi Bible sekarang, remaja itu pasti tak henti menjadikannya bahan olokan selama setahun penuh.
"Errrr... Kau tidak lupa kalau aku adalah seorang pria dewasa yang tau cara berkelahi, kan?"
"Dan haruskah aku mengingatkanmu tentang hasilnya, Wichapas Sumettikul?"
Masalah bertubi dan cedera tak berkesudahan.
Oke! Bible tak akan menyangkalnya.
"Bagus! Kalau begitu, ikuti semua perintahku dan pastikan kau selalu berada dalam radar pengawasanku."
Brengsek!
Apa Bible terlalu mendalami perannya sebagai gadis yang butuh perlindungan atau karena nada bicara Jes yang penuh ancaman? Sebab kalau bukan keduanya, mengapa kepala Bible langsung mengangguk patuh tanpa perlawanan?
"Sepertinya Scottish Fold peliharaanmu ini sebegitu tak berdayanya sampai kau harus menggandengnya kemana-mana, Tilapornputt."
Kombinasi kalimat sarkas juga tatapan mencela dari Mantrisanu membuat Jes berbalik. Gestur tubuhnya yang seolah berusaha menyembunyikan Bible di balik punggung agar terhindar dari gonggongan pyrenees lagi-lagi mengundang decihan dari si patologi forensik. Justru faktanya, Jes sedang menahan si Aktor yang sudah bersiap mengayunkan kepalan tangan.
"Apa yang kau perlukan, Soranun? Apa kau tidak melihat kami sedang berbicara?"
"Ahh, maaf, kupikir kalian sedang asyik melakukan hal yang tidak senonoh selagi kami disibukan dengan kasus Maretta."
"Bahkan sekalipun kami benar-benar melakukannya, itu sama sekali bukan urusanmu."
"Kalau begitu aku tidak keberatan membayar tiket untuk menonton."
Keduanya beradu pandang sengit. Dan hal yang terjadi selanjutnya, sungguh diluar prediksi Mantrisanu.
Bagaimana tidak?
Si Detektif menarik tengkuk Bible lalu menyatukan kedua bibir mereka membuat si Aktor yang tidak siap dengan serangan brutal semacam ini terlambat untuk memberikan perlawanan. Masalahnya, Jes bukan sekedar mendaratkan kecupan ringan tetapi ciuman penuh gairah seolah pria berambut auburn tersebut benar-benar menumpahkan selurut hasrat yang sudah sangat lama dipendam. Ia bahkan tak membiarkan lawannya untuk sekedar menghirup oksigen sehingga ketika aktifitas intim itu selesai, Jes harus menyangga tubuh Bible yang hampir melorot ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star in the Water | JESBIBLE
FanfictionKetika pemuda yang selalu dikuntit maut itu akhirnya bertemu dengan seseorang yang dinaungi oleh cahaya, bagaimanakah jalinan takdir yang akan tercipta ditengah kematian yang mengelilingi? ---------------------------------------------------------- L...