6. Aphrodite

2.8K 384 62
                                    

"Jangan dulu ambil yang di Roma, aku sedang mempertimbangkan tempat lain." Jeno berbicara dengan salah satu asistennya lewat telpon.

"Tapi tetap italy." Jeno menekankan hal ini sekali lagi sebelum menutup panggilan.

Jeno duduk di single sofa di kamarnya, karena posisinya yang mengahadap pada ranjang. Tentu ingatannya langsung memutar persetubuhannya dengan Renjun kemarin siang, mengingat itu Jeno mendengus tak percaya. Bahwa selain bisa bertemu lagi dengan Renjun, ternyata ia juga bisa mencium dan merasakan nikmatnya tubuh itu.

Tubuh Renjun benar-benar begitu nikmat diingatan Jeno, hangat lubangnya yang meremas kejantanannya, ciuman manisnya, juga pada kegiatan untuk mencapai kepuasan mereka yang lain Renjun ikut bergerak liar membuat persetubuhan mereka begitu penuh desah dan peluh.

Dan yang membuat Jeno semakin dipenuhi letupan bahagia di dadanya, adalah bahwa Renjun memintanya menjadi teman tidurnya selama anak itu berlibur disini.

Artinya Jeno masih bisa merasakan seluruh basah dan panasnya Renjun di ranjangnya nanti, ia masih bisa menghirup wangi tubuh Renjun sebanyak yang ia mau.

Permintaan Renjun itu bukanlah hal sulit, dan justru menyenangkan untuk Jeno juga.

Tadinya Jeno nyaris tak percaya bahwa Renjun akan meminta itu padanya, karena meski ia bisa dengan mudah menemukan dan membaca raut wajah Renjun, tapi ia tak bisa membaca isi pikiran anak itu. Dan ajakan menemani Renjun selama sisa liburannya itu sungguh tak terduga bagi Jeno.

Mengenai ia yang tau bahwa selama ini Renjun waspada padanya, kemarin sore Renjun hanya tertawa pelan menyahuti pertanyaannya. Dan setelahnya Renjun mengatakan untuk Jeno tak mencari tau lebih lagi tentangnya.

"Jadi, apalagi yang sudah kau tau tentangku Jeno?" Renjun mengusap surai Jeno dengan mata yang menatap mata Jeno, ingin melihat nantinya jawaban Jeno jujur atau tidaknya.

"Tak ada, aku hanya mencari tau alasan kau pergi dariku. Dan aku menarik kesimpulan bahwa kau khawatir tentang keluargaku yang seorang pembunuh bayaran."

Renjun menyelami netra Jeno, kemudian mengecup bibirnya sekilas. "Baiklah, maka jangan mencari tau lebih."

Meski Renjun pun kerap mencari tau identitas oranglain, tapi ketika ada oranglain yang mencari tau tentangnya ia jelas tak suka.

Dan Jeno menjawabnya dengan gumaman suara rendahnya.

Jeno melirik jam tangannya, melihat jarum jam menunjukkan pukul lima sore. Ia ingat Renjun yang mengatakan bahwa seharian ini akan berkeliling resort sendirian, dan ingin Jeno menemuinya di sore hari.

Maka Jeno langsung beranjak dari kamarnya, untuk menuju tempat yang Renjun beritaukan lewat pesan pendek.

Tubuh tegap Jeno dilapisi kemeja tipis yang dua kancing teratasnya ia biarkan terbuka, menampilkan dada bidangnya. Sementara kakinya hanya berbalut celana hitam pendek selutut.

Kakinya melangkah menuju pantai yang mulai dihiasi cahaya keemasan sore hari, mencari tempat yang Renjun maksud. Itu tempat yang berada di dekat gazebo kemarin, bedanya kali ini Renjun duduk di atas kain yang dibentangkan di atas pasir. Ada beberapa makanan ringan yang menemani Renjun disana.

"Bagaimana harimu?" Tanya Jeno berbasa-basi ketika ia duduk di samping Renjun.

Dan begitu Jeno duduk, Renjun langsung menarik kerah kemejanya agar dominan itu sedikit menunduk dan ia bisa menciumnya.

Jeno menaikan sebelah alisnya ketika Renjun langsung menciumnya bahkan saat ia baru datang. "Harimu, buruk." Komentar Jeno setelah Renjun melepas ciuman mereka.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang