Setelah pergumulan panas mereka, Renjun dan Jeno melanjutkan percakapan mengenai kerja sama yang belum mencapai kesepakatan akhir.
"Kita sudah dalam kesepakatan bukan? Tanpa kertas yang harus aku tanda tangani, kita mencapai kesepakatan begitu sampai di ranjang." Jeno memulai pembicaraan.
Renjun mendengus geli mwndengar ucapan Jeno. "Ya, jadi kalau sampai kau melanggar kesepakatan dengan membunuhku. Di surga aku akan meminta Tuhan membakarmu hidup-hidup bersama ranjangmu ini."
Mendengar ancaman Renjun yang terdengar lucu itu Jeno tertawa singkat. "Benar, pastikan kau meminta itu pada Tuhan."
Ucapan Jeno itu membuat kepercayaan Renjun semakin didorong maju pada Jeno, ia tak melihat gelagat Jeno untuk melanggar ucapannya sendiri yang tak akan membunuhnya.
Renjun menoleh pada Jeno dengan posisi berbaringnya itu, menatap Jeno yang duduk sembari menyisir rambutnya dengan jari.
"Katakan, siapa pasangan aphrodite yang paling tampan?" Tanya Renjun tiba-tiba.
Jeno menoleh dengan kening berkerut, dan ketika melihat bahwa mata Renjun terpaku padanya, Jeno dipenuhi euforia menyenangkan, Renjun tengah memuji wajahnya secara tak langsung.
"Aphrodite begitu nakal, ia memiliki banyak orang yang ia tarik dalam gairahnya." Jeno menatap Renjun dengan sorot geli di matanya, semakin merasakan persamaan aphrodite dengan Renjun.
Kemudian Jeno melihat Renjun yang bangun dan posisinya untuk merangkak naik pada pangkuannya, Jeno pun memeluk pinggang telanjang Renjun tak keberatan.
Tangan Renjun mengusap rahang Jeno, menatap wajah itu dengan lebih dekat. "Ya, dan siapa yang paling tampan?" Seingat Renjun pun aphrodite memiliki banyak pasangan yang pernah bersamanya.
"Untuk apa mencari tau?" Jeno mencoba bertanya, dan apa anak itu akan menjawabnya atau tidak.
Renjun semakin mendekatkan wajah mereka. "Kau begitu tampan." Ujar Renjun dengan penuh gairah, tepat di depan bibir Jeno.
Jeno menarik pinggang Renjun agar tubuh bagian bawah mereka kembali bersentuhan. "Apa ini karena aku sudah membuatmu merasakan kepuasan berkali-kali?" Tanya Jeno dengan senyum tertahan.
"Sepertinya iya, tapi aku memang mengakui kau tampan." Jawab Renjun tanpa menutupi apapun, bahkan desahannya pun tak ia tahan ketika Jeno sengaja menggesekkan kejantanannya pada bukti gairahnya.
"Terimakasih, kau juga begitu cantik." Jeno mengatakannya dengan mata yang sama terpaku di wajah Renjun, memuja wajah itu dengan matanya juga dengan kalimatnya.
Renjun mendesah puas mendengarnya. "Aphrodite mungkin iri padaku karena aku mendapat pujian dari dewa tampan sepertimu."
Tawa Jeno kembali menguar mendengar ucapan Renjun. "Kau begitu menyenangkan, Renjun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Do You Want
FanfictionNOREN [LEE JENO - HUANG RENJUN] ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ mature bxb mature dark mature