15. "Want to?"

2K 260 49
                                    

Setelah percakapan itu, Renjun memilih menikmati makanan ringan yang dibawakan pelayan mansion milik Jeno.

Sementara itu, Jeno yang menyandarkan punggungnya pada sofa kini menatap laptopnya dengan kening berkerut. Memperkirakan siapa yang memiliki kemungkinan paling besar yang menjadi dalang dari kejadian tadi.

Ketika dirasa ia belum menemukan petunjuk, Jeno menutup laptopnya dan kini matanya menatap punggung Renjun yang masih menikmati makan itu.

Dengan posisi duduk mereka yang bersisian namun Jeno yang menyenderkan punggung, sementara Renjun memajukan tubuhnya ke arah meja—  membuat Jeno bisa dengan leluasa menatap tubuh belakang Renjun.

Renjun yang baru menelan air minumnya, menyadari Jeno tengah menatapi punggungnya.

"Apa tubuhku cukup baik dilihat dari belakang?" Tanya Renjun.

Sontak hal itu membuat Jeno tertawa dan segera mengembalikan posisi duduknya dengan benar juga menyimpan laptopnya di atas meja, kemudian ia menatap Renjun dengan sisa tawanya.

"Begitu baik, apalagi kalau tak ada kain yang menutupinya." Goda Jeno, sambil melirik leher jenjang Renjun.

Kalimat itu justru membuat Renjun memiliki satu kesimpulan menyenangkan. "Kau menyukainya." Maksud Renjun adalah Jeno menyukai tubuh Renjun yang tanpa kain.

Jeno tentu saja tak mengelak, ia kini kembali mendekatkan wajah mereka, mengecup ringan pipi Renjun.

"Kau mau menemaniku? Ranjangku akan senang mendapati kau berbaring disana." Ujar Jeno dengan senyum tipis.

Renjun membawa tangannya melingkar pada leher Jeno, mengusap tengkuk Jeno dengan sensual. "Benarkah? Tapi aku lebih suka membuat ranjangmu berantakan."

Senyum Jeno bertambah lebar mendengarnya, bibirnya kali ini mengecup basah bibir Renjun. Kemudian terdengar bisik menggoda dari Renjun.

"Aku akan menemanimu."

Bisik itu disambut ciuman panas dari Jeno, tangannya meraba tubuh Renjun dengan gemas—  ingin segera menelanjanginya.

Ketika ciuman mereka bertambah berantakan, Renjun beranjak naik menduduki paha Jeno untuk kembali memperdalam ciuman mereka.

Erangan keduanya terdengar diburu nafsu, Jeno yang semakin tak sabar pun segera mengangkat tubuh Renjun di pundaknya setelah sempat meremas bokongnya keras.

⚠️⚠️⚠️

Jeno membawa Renjun menuju kamarnya, dan setelah menutup pintu Jeno menurunkan tubuh Renjun yang langsung membuka bajunya.

Berhasil menelanjangi dirinya sendiri, Renjun berjalan mendekat pada Jeno dan membawa tangannya menyentuh tubuh tegap Jeno yang juga sudah sama telanjang sepertinya.

Tangan Jeno menahan tangan Renjun agar tidak dulu menyentuhnya, mata Jeno sejak tadi terpaku pada puncak dada Renjun. Dan ia pun dengan segera menundukkan kepalanya, untuk menyesap puncak dada Renjun keras-keras.

"Hmm..." Renjun bergumam menahan nikmat saat Jeno menghisap puncak dadanya.

Ketika Jeno menjauhkan tubuhnya, kini ganti Renjun yang membawa wajahnya sejajar dengan kejantanan Jeno. Tangannya meraih kejantanan Jeno dan menggeseknya pada wajahnya sebelum kemudian menjilatnya perlahan.

Setelah puas menlijat bagian luar selangkangan Jeno, sekarang Renjun memasukkan kejantanan Jeno pada mulutnya.

"Ahh..." Jeno mendesah saat merasakan Renjun menggerakkan kejantanannya keluar masuk mulutnya.

Jeno membawa kepalanya menunduk dan menatap bagaimana Renjun mengulum kejantanannya sesekali lalu kembali menggerakkannya keluar masuk mulut hangatnya.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang