17. Failure

1.5K 220 41
                                    

Jeno berbaring di ranjangnya, hidungnya menghirup dalam aroma kamarnya, mencari wangi Renjun yang tertinggal disana, menemukan wangi dari sisa persetubuhan mereka.

"Kontrak kerja." Jeno bergumam geli mengingat Renjun yang ingin menyertakan sex mereka dalam itu, padahal Jeno pun tak akan menolak jika Renjun kembali mengajaknya bersetubuh tanpa harus diberi judul 'kontrak kerja'.

Tubuh Renjun begitu candu, rasa dari setiap nikmat yang Jeno rasakan setiap memasuki Renjun meninggalkan keinginan agar ia bisa terus melakukannya.

Dan yang lebih membuat Jeno gembira adalah, bahwa mulai sekarang Renjun akan selalu mengisi kamarnya setiap datang kemari dan menghangatkan ranjangnya. Ia dapat menyentuh tubuh menggairahkan itu lagi.

Menghirup aroma ranjangnya lagi, Jeno benar mencium wangi Renjun. Dengan ini Jeno bisa merasakan gairahnya naik, ia jadi teringat perkataan anak itu yang berujar bahwa ia akan mencapai orgasme lagi hanya dengan mencium wangi Jeno.

Jeno kini terkekeh. "Aku juga bisa kembali bernafsu hanya dengan menghirup sisa wangimu, Renjun."

Setelah beberapa saat Jeno pun bangun dari ranjangnya, teringat ia belum mengecek ponselnya sejak pagi—  karena ia memiliki sarapan menggairahkan dengan Renjun.

Aku mendapat wajahnya.

Laporan itu diikuti sebuah potret wajah yang tak asing, dan Jeno tau memang orang itu mengincarnya sejak tau Jeno ada di italy.

Aku menginginkan datanya.

Aku sedang mencarinya. Setelah dapat aku akan mengirimkannya.

Bisa kau dapatkan sebelum esok?

Ya.

Kini Jeno tinggal menunggu bawahannya melaporkan data lengkap milik orang tersebut.

Javier William.

Jeno mencoba mengingat keterhubungannya dengan orang bernama itu, tapi ia tak menemukan. Hingga sore hari ia mendapat laporan data dari bawahannya, barulah ia ingat nama belakang orang itu adalah salah satu mafia yang menjadi incaran kliennya.

Dan Jeno semakin yakin dengan semua praduganya atas motif William ini mengincarnya setelah membaca semua datanya.

Keesokan harinya Jeno berencana menemui Renjun untuk pembahasan ini—  sebenarnya Jeno tentu bisa bergerak sendiri, tapi mengingat apa yang sudah mereka sepakati kemarin Jeno kau tak kau harus mengikut sertakan Renjun disini.

Sekarang Jeno merasa harus segera merencanakan apapun itu bersama Renjun, sebelum William kembali bergerak.

"Renjun, kau dimana?" Tanya Jeno sebelum menyalakan mobilnya hendak menemui Renjun.

📞 "Aku baru sampai di hotel." Jawab Renjun santai.

Dan itu membuat Jeno mendengus geli. "Sepagi ini? Dan kau sudah berada di sana?"

📞 "Aku mendapat pesanan dan pemesannya mengundangku ke tempatnya, tentu saja aku datang mengingat ia mengatakan hendak memesan barang mahal dariku."

Jeno tak enak hati mendengarnya, ketika kemudian ingatannya terlempar pada data yang ia baca semalaman.

Sialan!

"Tunggu, hotel apa?" Tanya Jeno dengan was-was.

📞 "William hotel."

"Putar balik, Renjun." Jeno memetintah tak mau dibantah.

📞 "Huh—  " Sesaat Renjun terdengar bingung, namun sepertinya ia menangkap cepat maksud Jeno.

📞 "Apa ini jebakan?" Desisnya kesal.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang