36. Has recovered

1.2K 210 46
                                    

⚠️⚠️⚠️

Dua minggu kemudian Renjun bisa tersenyum puas karena luka di perutnya telah sembuh dan bekasnya pun tak ada. Ia sampai menjanjikan hadiah pada Andrea karena bisa membuat bekas lukanya hilang.

Sesuai perkataannya kala itu, ketika ia telah pulih ia akan kembali pulang ke mansionnya. Dan sebelum itu, pagi harinya ia menyempatkan merasakan kenikmatan familiar itu dari Jeno.

Renjun meremas bahu Jeno ketika ciuman mereka semakin dalam, tubuhnya yang berada di atas Jeno merapat tak sabaran. Ia menggesekkan bagian selangkangannya pada perut bawah Jeno.

Keduanya tengah berada di ruang tv dengan Jeno yang berbaring di atas sofa, dengan Renjun yang bergerak menggoda Jeno di atas tubuhnya.

Tangan Renjun menelusup masuk ke balik celana Jeno untuk meremas kejantanannya, dan Jeno tersenyum menerima sentuhan itu. Dominan itu mendorong bahu Renjun agar duduk di atas pahanya.

Dan Renjun pun kini duduk dengan kepala yang sedikit menunduk untuk menatap kegiatan tangannya sendiri yang tengah membuka kait celana Jeno. Setelah berhasil membukanya ia mengeluarkan kejantanan Jeno dari sana, lalu ia turun dari atas sofa untuk berlutut di sisi sofa dengan menghadap selangkangan Jeno.

Jeno pun mengganti posisinya menjadi duduk mengangkang, menanti mulut Renjun memainkan kejantanannya.

Tangan Renjun meremas kejantanan Jeno sebelum mulai memasukkannya pada mulutnya itu, setelah berhasil memasukkan sebagian kejantanan Jeno ia mendongak pada dominan yang kini menatapnya dengan senyumnya.

"Go on, chèrie." Jeno menjulurkan tangannya untuk membelai pipi Renjun, dan ia merasakan lidah Renjun di dalam sana menggelitik bagian kejantanannya.

Tangan Renjun juga kini bermain pada pangkal kejantanan Jeno membuat Jeno bisa merasakah nafsunya bertambah seiring setiap rangsangan yang Renjun berikan.

Suara panas yang dihasilkan dari Renjun yang tengah mengulum kejantanannya semakin membuatnya tercekat, gerakan Renjun memaju mundurkan kepalanya agar kejantanannya masuk dan keluar dari mulutnya itu jelas membuat Jeno tak bisa menahan erangan nikmatnya.

Jika tadi tangan Jeno membelai lembut pipi Renjun, kali ini ia membawa jarinya itu untuk menjambak kasar rambut Renjun. "More.."

Dan Renjun menambah kecepatan permainan mulutnya, ia sempat tersedak namun itu tak membuatnya menghentikan kegiatannya.

Napas Jeno semakin cepat, kepuasan itu tepat di depan matanya. Dan di beberapa gerakan basah mulut Renjun akhirnya ia meledak. Kepalanya jatuh pada sandaran sofa dengan mata terpejam dan tangannya yang menekan kepala Renjun agar mulutnya menelan semua cairan panasnya.

Matanya perlahan terbuka ketika Renjun melepas kulumannya, dan ia melihat bagaimana gerakan Renjun yang mengusap sudut bibirnya bagai bagian dari tarian erotis yang tengah Renjun lakukan.

Kemudian ketika jari anak itu juga melepas satu persatu pakaiannya, Jeno mendesah takjub. "Semua tentangmu selalu begitu menggiurkan untuk dilihat."

"You're so seductive." Jeno menelan salivanya.

"Dan kau bisa merasakan manusia menggiurkan ini, Jeno." Desah Renjun, sengaja menggoda Jeno. Ia duduk di atas pangkuan Jeno, mengangkang menghadap dominan itu. Tangannya membimbing tangan Jeno agar menyentuh lubangnya.

"Ia selalu nikmat." Jeno mengecup bahu Renjun, menggigitnya pelan hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.

Renjun memeluk leher Jeno, mendekatkan bibirnya pada daun telinga Jeno. Bokongnya menggesek tangan Jeno yang sejak tadi ada di bawah sana, mengisyaratkan agar Jeno segera berulah pada tubuhnya.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang