43. Kill easily

1.1K 188 28
                                    

Setelah kepergian Renjun, Jeno berjalan ke ruang kerjanya untuk membuka laptopnya. Ia mencari tau siapa saja yang semalam datang ke casino milik Athes dan membobol cctv nya untuk mengetahui siapa yang membuat Renjun tak nyaman itu.

Dalam hitungan menit ia telah mendapatnya, lalu ia mencoba memperhitungkan di pukul berapa Renjun datang ke casino tersebut. Setelah itu ia pun mencoba mencari dimana letak Renjun duduk, dan ketika ia melihat bagian ruangan dengan sofa-sofa melingkar dan meja penuh botol minuman. Jeno memperhatikan bagaimana Renjun yang awaknya berbicara dengan Athes, tiba-tiba didatangi seorang laki-laki. Renjun tampak bergeser menjauh dari sosok itu dengan merapat pada Athes.

Jeno melihat bagaimana mereka terlibat perbincangan, kemudian ia bisa menangkap bagaimana gerakan tangan Renjun yang turun ke bawah— mencoba membuka pisau lipatnya. Jeno tersenyum melihatnya, Renjun benar terlihat ingin membunuhnya.

Dan benar Athes berusaha menahannya. Meski raut Renjun tetap menunjukkan ketidaksukaan— Jeno berhenti seketika.

Renjun tak suka..

Kalimat itu membuat ia mengerjap, menyadari bahwa mungkin yang ia lakukan ini adalah apa yang tak Renjun sukai— mencari tau sendiri tanpa ada izin darinya. Tadi ia belum sempat mendapat jawaban dari Renjun mengenai siapa yang mengganggunya, juga tak sempat menanyakan jika ia mencari tau sendiri soal ini boleh atau tidak. Tapi, mengingat Renjun mengatakan tak memerlukan bantuannya ketika ia menawarkan, ada kemungkinan Renjun tak membolehkannya mencari tau sendiri juga.

Tapi sungguh Jeno kesulitan dengan hal ini, ia terbiasa ingin mencari tau sendiri tentang informasi apa yang ingin ia dapat. Termasuk segala hal mengenai Renjun apa saja yang ia lewati setiap harinya dan kejadian apa yang dialaminya. Tapi Renjun tak akan menyukai itu, dan Jeno harus berhenti.

Untuk mengalihkan apa yang ingin ia lakukan, Jeno keluar dari sana dan menuju ruangan tempat dimana senjatanya berada, menuju papan yang berisi foto targetnya dan mulai melepas beberapa yang sudah selesai ia kerjakan.

Dalam beberapa minggu kedepan ia tak memiliki target, ia benar luang dan bisa mengajak Renjun pergi. Yang perlu ia lakukan adalah bertanya apa submisif itu memiliki pekerjaan mendesak atau tidak maka Jeno bisa membawanya pergi ke tempatnya.

"Renjun menitip pesan agar kau segera menyalakan ponselmu." Oliver berbicara dari ambang pintu, sebab pintu itu memang tak ditutup oleh Jeno.

Dan iya memang yang mengantar Renjun tadi adalah Oliver.

Jeno sempat tersentak karena sungguh ia lupa belum menyalakan lagi ponselnya sejak kemarin pergi dari mansion Renjun.

Setelahnya, Jeno menatap lagi Oliver. "Kau mengantarnya kemana?"

"Mansionnya, dan ia sempat mengatakan akan langsung pergi setelah mengambil senjatanya."

Mendengar hal itu Jeno tsrkekeh pelan. "Ia begitu tak sabaran membunuh orang yang tak ia suka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang