18. "You, die.."

1.9K 229 76
                                    

"Renjun!" Jeno memanggil nama Renjun dengan panik, pasalnya anak itu langsung mematikan sambungan telpon setelah mengatakan akan turun. Dan Jeno belum mengatakan apapun tentang kemungkinan titik yang dijaga oleh para anak buah William.

Dari dalam mobil yang ia parkirkan di depan dua gedung sebelum hotel William, Jeno menanti dengan tak sabaran sekaligus tak tenang. Matanya terus memperhatikan pintu keluar hotel dengan waspada.

Setelah beberapa saat tak juga melihat sosok Renjun keluar, Jeno pun memutuskan turun dari mobil hendak melakukan penyamaran dan masuk kesana.

Tangannya sudah meraih topeng kulit yang ada di dashboard mobil, ketika matanya menangkap seseorang berperawakan tak asing keluar dari hotel mengenakan pakaian santai.

Celana pendek di atas lutut, kaos pendek yang ditutupi kemeja tipis, kemudian sandal pantai dengan topi kuning cerah menutupi rambut hitam yang jatuh di atas bahunya. Kacamata coklat yang dipakainya menambah penampilannya seperti seseorang yang hendak bersantai di pinggir kolam renang atau pantai.

Jeno menyipitkan matanya saat melihat sosok itu menoleh ke arahnya, dan ia pun tersenyum ketika ia sudah yakin itu memang sosok Renjun.

Renjun mendekat dan langsung masuk ke mobil Jeno tanpa menunjukkan bahwa ia tergesa, setelah Jeno ikut masuk ke dalam mobil dan mulai menyalakan mesin mobil barulah Renjun menghela napas keras-keras.

"Bisa bisanya aku lengah dengan undangan itu." Dengus Renjun tak percaya pada dirinya sendiri yang hampir mengikuti alur jebakan.

Untungnya tadi ia terpikir untuk mengunjungi lantai hotel yang terdapat toko baju, untuk ia membeli pakaian baru dan mengganti yang ia pakai untuk sebuah penyamaran.

Jeno masih menatap Renjun dengan senyumnya. "Penyamaranmu bagus."

Tak menyahut apapun Renjun hanya membuka topi lalu kacamatanya, Jeno melihat Renjun yang masih mengenakan wig dengan potongan sebahu yang nampak cocok padanya.

"Kemana?" Tanya Renjun setelah membuka wig nya, ia merasakan Jeno yang mempercepat laju mobilnya.

"Menyusun rencana, kita perlu tempat yang lebih baik daripada berbicara di dalam mobil." Jawab Jeno.

"Benar."

Jeno membawa Renjun ke sebuah daerah sepi, lalu berhenti di belakang sebuah rumah dengan garasi yang tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno membawa Renjun ke sebuah daerah sepi, lalu berhenti di belakang sebuah rumah dengan garasi yang tertutup. Jeno turun dari mobil lalu membuka pintu garasi dengan mudah, Renjun yang mengekori Jeno pun kini melihat bagaimana isi garasi itu.

Ruangan yang nampak hangat dengan hiasan dinding dan lampu yang menambah kenyamanan dengan suasananya. Ada sebuah meja besar dengan beberapa kursi yang mengelilinginya, nampak sekali tempat ini biasa dipakai 'rapat'.

"Jadi motifnya apa?" Tanya Renjun setelah memasuki garasi tersebut dan melihat-lihat, sementara Jeno kembali menutup pintu garasi.

"Aku dalam pembicaraan untuk membunuhnya." Jawab Jeno, kemudian berjalan ke sebelah Renjun dan duduk di dekatnya.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang