Jeno yang sejak tadi tak melepas matanya dari Renjun, kini melihat saat Renjun ditinggal sendirian oleh Javier yang terlihat pergi ke area toilet.
Dan Jeno juga melihat ketika Javier kembali dengan menodongkan pisau pada leher Renjun, tepat ketika ia hendak bergerak masuk, asisten Javier yang sejak tadi berdiri tak jauh darinya menodongkan pistol tepat di dahinya.
Jeno menaikan alisnya. "Singkirkan itu segera." Titah Jeno.
Asisten Javier tak mengikuti perintah Jeno. "Aku akan—"
Belum selesai ucapan anak itu, sebuah tembakan yang mengenai leher orang itu terdengar dari arah belakang— pengawal Jeno menembaknya dengan tepat.
Tumbangnya satu orang asisten Javier, membuat anak buah Javier yang lain keluar dan menyerang Jeno serta orang-orang Jeno.
Kepala Jeno hanya terus memutar kenyataan bahwa Renjun di dalam sana mendapat serangan, dan ia mesti masuk kesana untuk memastikan Renjun tak terluka.
Sebelum langkahnya menuju pintu, sebuah tembakan jatuh tepat di depan kakinya. Tapi Jeno tak peduli, lagi pula orang-orangnya langsung meladeni satu tembakan itu dan membiarkan Jeno memasuki restoran.
Ketika ia memasuki restoran, tepat saat tubuh Renjun dibanting di atas meja oleh Javier, dengan tangan Javier yang mencengkram wajah Renjun. Sementara leher keduanya sama-sama memiliki luka kecil dari pisau yang tadi mereka todongkan bergantian.
Suara bantingan itu membuat Jeno yakin bahwa bantingan itu begitu keras.
"Kupikir, dibanding kau merobek leherku, aku yang akan lebih dulu menghancurkan wajah cantikmu." Javier benar mengencangkan cengkramannya pada wajah Renjun ingin meremukkannya.
Jeno yang melihat itu berdesis marah, ia maju hendak menyerang Javier namun beberapa pengawal Javier yang ada disana menyerangnya lebih dulu. Menyulitkan Jeno.
Baru saja Jeno melayangkan pukulan keras pada wajah salah satunya dengan permukaan pistol yang keras, suara beberapa orangnya memasuki restoran dan mengambil alih tikus-tikus itu sementara Jeno kembali mengalihkan tatapannya pada Javier yang kini terlihat merebut pisau dari Renjun dan mengambil ancang-ancang untuk menusuk perut Renjun.
Tanpa pikir panjang Jeno menembak tangan Javier tersebut, membuat pisaunya jatuh tak jauh dari tubuh Renjun.
Erangan Javier terdengar beriringan dengan tubuhnya yang tak lagi mengukung tubuh Renjun, Renjun segera bangun dan meraih pisau tadi hendak benar-benar merobek leher Javier yang barusan berani menyentuh wajahnya.
Namun ketika ia berbalik hendak menyerang Javier , ia melihat Jeno yang menyudutkan Javier dengan ia yang berjalan menodongkan pistol sementara Javier celingukan mencari benda untuk melawan Jeno.
Jeno membuka topeng kulitnya, Javier melotot terkejut mendapati bahwa pembunuh bayaran yang hendak ia tarik lewat Renjun sekarang benar ada di hadapannya.
"Ah benar ternyata anak itu adalah kelemahanmu." Javier mencoba berbicara diantara debar ketakutan juga tangan yang nyeri akibat tembakan.
"Kau melukainya." Jeno mengarahkan pistolnya untuk menembak leher Javier, Javier sudah memejamkan matanya pasrah apalagi saat suara pelatuk ditarik membuatnya yakin pelurunya akan mengenai—
"Akh!" Javier menjerit sakit, ketika Jeno sengaja membuat tembakannya meleset ke bagian samping lehernya dan hanya menyerempet kulitnya. Menimbulkan panas dan nyeri yang luar biasa.
Jeno juga kembali mengarahkan pistolnya pada dada Javier, hendak menembaknya. Namun suara rengekan Renjun menghentikannya.
"Berikan padaku, Jeno. Berikan." Renjun benar merengek tak terima jika Javier mati begitu saja di tangan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Do You Want
FanfictionNOREN [LEE JENO - HUANG RENJUN] ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ mature bxb mature dark mature