38. Arrogance

1.3K 189 88
                                    

Sebelumnya maaaaaaf banget, tapi boleh ya bacanya pelan-pelan, biar kalian gak salah menyangka lagi siapa karakter perempuan dan yang mana karakter laki-laki ^^

_________

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banyak orang yang Renjun temui dalam hidupnya, entah itu orang yang bekerja sama dengannya, orang yang menjadi bawahannya, yang menjadi pelayannya, yang menjadi pelanggan di rumah prostitusi miliknya, atau menjadi teman tidurnya.

Dan diantara banyaknya orang yang Renjun temui itu, tak ada yang benar-benar menjadi temannya kecuali Leon. Kebetulan laki-laki itu adalah anak dari salah satu kenalan papanya, dulu pun Renjun mengenalnya di acara pesta yang dihadiri orangtua mereka dan kebetulan mereka ikut dan mulai saling mengenal.

Leon memiliki tinggi badannya yang lebih unggul darinya, hidungnya kecil dan tinggi, matanya berwarna kecoklatan dengan bibir tebal merahnya. Ia juga memiliki wajah yang bisa dikatakan cantik untuk ukuran seorang laki-laki, ia memiliki satu tahilalat kecil di bagian hidungnya.

Yang membuat Renjun nyaman berteman dengan Leon adalah bagaimana mereka memiliki selera yang nyaris sama dalam beberapa hal. Mereka suka mengenakan banyak perhiasan diantara kulit putih mereka, dan mereka juga bisa memiliki kebencian pada suatu hal yang sama.

Hal itu membuat Renjun selalu yakin tentang apa yang akan ia tunjukkan pada Leon adalah apa yang akan disukai anak itu.

"Tidak, Leon. Kau harus tau semenyenangkan apa Verona." Renjun segera menahan Leon yang mengatakan tak tertarik berjalan-jalan di Verona meski sekarang ia sedang disana.

Pagi itu ia mendapat pemberitahuan dari temannya bahwa ia baru mendatangi sebuah undangan, dan akan langsung kembali pulang nanti malam.

📞 "Aku tak merasa tertarik dengan Verona, Renjun."

"Bertemu denganku sebelum kau kembali ke Milan." Renjun berujar kukuh pada temannya itu.

Dan siang harinya Renjun dan Leon bertemu di depan sebuah toko perhiasan, tentu mereka masuk kesana untuk memilih beberapa. Lalu setelah selesai dari sana, keduanya pergi berjalan di sekitar jalanan Verona yang cantik di musim gugur yang cukup dingin itu.

Mereka berjalan hingga ke sebuah restoran yang Renjun sebutkan sebagai tempat makan kesukaannya. Renjun benar memandu Leon hari itu, bahkan ia yang merekomendasikan menu makan yang menurutnya enak.

"Melihat bagaimana caramu membicarakannya, ia benar memuaskanmu di ranjang." Komentar Leon tentang Jeno yang baru saja Renjun ceritakan.

Keduanya sudah mendapat tempat duduk yang nyaman di restoran tersebut, dan pesanan mereka pun telah sampai di meja.

"Kau harus menemukan satu yang seperti itu." Kata Renjun setelah menyeruput air minumnya sebelum mulai mengambil sendok dan menikmati makan siangnya— sudah nyaris sore sebenarnya.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang