51. Disarray

904 171 108
                                    

Jeno tak pernah membiarkan Renjun tau dimana ia mengejar seseorang untuk ia bunuh, ia selalu berusaha menyembunyikannya dari Renjun. Jeno ingin menjalankan misinya dalam kerahasiaan dari pihak luar, bahkan Oliver pun jarang ia beritahu kecuali memang klien yang menghubunginya lewat tangan kanannya itu.

Dan kliennya yang satu ini kebetulan juga tak membiarkan Oliver tau rencana mereka sedetail itu, Oliver hanya tau beberapa hal yang masih wajar diketahuinya. Seperti saat kliennya meminta waktu Jeno membunuh targetnya dimajukan dari rencana awal.

Rencana awal yang Christof inginkan adalah agar Jeno membunuh seseorang bernama Matthew, Christof tau bahwa Matthew ini akan datang ke Verona dan ia ingin Jeno membunuhnya saat Matthew datang ke Italy.

Tapi kemudian dengan tiba-tiba Christof mengajaknya bertemu lagi dan mengatakan bahwa ia ingin memajukan waktunya, sebab kedatangan Matthew ke Italy pun jadi lebih awal dari apa yang ia ketahui sebelumnya.

Jeno tak pernah bertanya motif kliennya ingin membunuh seseorang itu apa, kecuali jika kliennya memberitaunya sendiri alasan itu. Dan kebetulan Christof tak mengatakan apa yang membuatnya ingin melihat kematian orang bernama Matthew ini.

Dan kemudian pada beberapa hari sebelum kedatangan sosok Matthew, Jeno pun memulai penyamarannya dengan berpura-pura melamar pekerjaan menjadi pengawal mansion itu— atas bantuan Oliver yang membuatkan berkasnidentitas baru untuknya. Dan Jeno yang mengenakan topeng kulitnya ketika mengikuti semua seleksi.

Kenapa ada lowongan menjadi pengawal Matthew? Karena ternyata sosok itu memang terbilang baru berada di Italy, menurut Christof dulu Matthew sempat menetap tapi tiba-tiba pindah ke London.

Pengawalan yang dimiliki Matthew pun sekarang dibuat baru lagi, karena menurut informasi yang ia dapat Mattew hanya membawa beberapa pengawal kepercayaannya dari London.

Semua rencana Jeno berjalan baik, ia lolos seleksi dan menjadi bagian dari pengawal Matthew. Ia bahkan terbilang menjadi yang cukup dipercaya juga dengan semua kemampuan bela dirinya, membuat ia yang ditunjuk untuk menjemput Mattew di bandara begitu sosok itu datang.

Tentu Jeno pernah melihat foto Matthew ini, tapi ketika melihatnya secara langsung ia bisa merasakan aura hangat dari sosok itu— tak ada aura segelap para mafia lain yang ia kenal. Bahkan Renjun sekalipun ia bisa merasakan sisi gelapnya, Jeno menyadari ada bagian dari kehidupan Renjun yang tak bisa ia sentuh. Bukan karena tak bisa, tapi karena Renjun membatasi.

Pria bernama Matthew ini berada di usia tiga puluhan, dan wajahnya tentu masih segar— menunjukkan bahwa ia salah satu manusia dengan dikelilingi harta dan kebahagiaan. Tingginya hampir setara dengan Jeno, namun Matthew beberapa centi lebih tinggi darinya.

Matthew memiliki mata tosca dengan surai kecoklatannya, dan sungguh manusia itu lebih ramah dari dugaannya.

Begitu Jeno menyetir dan membawa Matthew ke mansionnya, sosok itu banyak bertanya tentang kehidupannya yang tentu Jeno jawab dengan penuh kebohongan.

Kemudian ketika sampai di mansion, Matthew langsung memanggil penjaga gerbang menemuinya ke salah satu ruangan. Dan tak lama kemudian ia kembali keluar dengan Matthew yang seolah mengingatkan lagi.

"Ia akan datang lima hari lagi, kau jangan meragukannya. Langsung biarkan ia masuk setelah ia menyebutkan namanya." Titah Matthew.

"Ia akan merengut padaku jika kau meragukannya." Matthew terkekeh di akhir kalimatnya, tampak lebih berseri ketika membicarakan sosok yang entah siapa.

Mungkin kekasihnya? Ah, Jeno juga begitu merindukan kekasihnya. Ia benar-benar harus mempercepat misinya agar bisa segera bertemu Renjunnya yang cantik.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang