22. Lock gaze

1.3K 224 59
                                    

Terkadang menjadi seseorang dengan pekerjaan yang tak begitu dibenarkan, membuat mereka harus lebih berbaur dan tak terlalu mencolok.

Tapi Renjun tak menyukai hal itu, ia senang menikmati hasil dari apa yang ia lakukan. Ditambah ia juga selalu memastikan apa yang ia dapat adalah yang terbaik.

Untuk keberangkatannya, Renjun tentu mendapat dua tiket vip di pesiar tersebut.

Pemandangan megahnya kapal pesiar yang menyambutnya membuat Renjun tersenyum puas, rasanya ia bisa membayangkan akan semenyenangkan apa perjalanannya di atas laut.

Setelah pengecekan tiket, Renjun dan Jeno langsung menuju kamar mereka untuk menyimpan barang. Dalam satu jam kapal akan segera berlayar.

"Jeno, kau tak harus selalu di dekatku semacam bodyguard. Cukup nikmati perjalanannya." Renjun tersenyum manis sebelum memasuki kamarnya yang terletak tepat di samping kamar Renjun.

Mendengar hal itu Jeno hanya mendengus geli, sebenarnya apa yang Renjun pikirkan tentang perjalanan yang akan ia nikmati jika bukan karena anak itu?

Tentu, ia tak akan terus berada di dekat Renjun. Ia akan melakukan hal yang bisa membuat matanya tetap melihat keberadaan anak itu, tanpa harus berada di dekatnya.

Jeno pun memasuki kamarnya, melihat-lihat bagaimana luasnya ruangan itu. Jeno pun tak memiliki rencana apapun dalam beberapa jam kedepan selain mengecek pekerjaan jarak jauhnya, sebelum nantinya akan menikmati perjalanan seperti yang tadi sudah ia rencanakan.

Perjalanan dari italy ke paris tentu ada pilihan lebih cepat, tapi Renjun memang sengaja mengambil tiket ini untuk berlibur dan membuat mereka akan berlayar selama beberapa hari sebelum sampai di paris.

Dan selama itu Jeno tentu tak bisa mengerjakan perannya sebagai pembunuh bayaran, maka yang ia lakukan adalah mengurus hal kecil di perusahaan ayahnya— yang ia gunakan sebagai hal yang bisa menyamarkan ia yang juga memiliki pekerjaan kotor.

Karena internet tetap berjalan seperti biasa, Jeno pun tak kesulitan menangani pekerjaannya.

Waktu berlalu hingga Jeno tersadar bahwa jam sudah berganti, kapal sudah berlayar beberapa waktu.

Jeno beranjak dari kamarnya masih dengan setelah kaos berkerahnya serta celana yang membungkus kaki panjangnya.

Setelah menyimpan barangnya, Renjun hanya membuka bagian jendela kamarnya dan membiarkan angin laut perlahan masuk ke dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah menyimpan barangnya, Renjun hanya membuka bagian jendela kamarnya dan membiarkan angin laut perlahan masuk ke dalam.

Dan setelahnya ia langsung keluar dari kamar, hendak langsung menikmati semua fasilitas yang tersedia disana.

Kakinya melangkah menyusuri kapal, ketika kemudian ia berada di salah satu lantai ia melihat sebuah kafetaria, tanpa pikir panjang ia langsung memasukinya. Menikmati beberapa hidangan ringan sebagai awal perjalanannya tak ada salahnya.

Kafetaria tersebut terletak di dalam ruangan, tak ada pemandangan luar yang bisa ia lihat selain dari jendela-jendela kecil. Satu-satunya yang disediakan kafetaria untuk jadi penghiburan kecil disana hanyalah sebuah televisi besar.

Who Do You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang