Kepala Renjun mendongak dengan mulut terbuka menahan jerit nikmatnya, setiap kamar di kapal pasti memiliki fasilitas kedap suara tapi Renjun tetap mencoba menahannya karena tak ingin membuat keributan.
Berbeda dengan saat ia di mansion Jeno atau di mansionnya, juga penthouse Athes, ia bisa menejrit dan mendesah sekeras apapun yang ia mau.
"Oh, god!" Desah Renjun ketika ia dan Jeno mendapat puncak luar biasa yang mereka inginkan.
Perlahan Renjun mulai merasakan sisa perih di pinggangnya karena cengkraman jari Jeno ketika mereka saling memuaskan, Renjun juga dapat merasakan sisa panas di bokongnya karena tamparan tangan Jeno ketika ia menunggung tadi.
Tapi Renjun tak keberatan juga, sensasi itu membuat otot perutnya semakin menegang karena puas mengingat persetubuhannya dengan Jeno barusan.
Jeno menelan salivanya, tubuhnya bahkan begitu bahagia karena mendapat lagi tubuh Renjun menyatu dengannya.
"Sex di atas laut tak seburuk itu." Ujar Renjun setelah berhasil mengembalikan kesadarannya, mencoba berbicara tanpa ada geraman nikmat juga napas terengah.
"Kau puas." Jeno tersenyum melirik perutnya yang memiliki sisa cairan dari puncak kenikmatan Renjun tadi.
Renjun menyadari arah tatapan Jeno, ia pun menyusuri kulit perut Jeno dengan jarinya. "Ya."
Geraman Jeno kembali terdengar ketika gerakan tangan Renjun kelewat panas pada tubuhnya.
Melihat respon itu, Renjun tersenyum sebelum melepas dirinya dari Jeno. Kemudian ia bergeser maju dan membaringkan kepalanya di dada Jeno.
"Aku akan tidur disini." Renjun menatap bagian kamar Jeno di kapal pesiar ini, yang tak ada bedanya dengan kamar milik Renjun di sampingnya.
Jeno melingkarkan tangannya di tubuh Renjun, tanpa berniat menutupi tubuh keduanya dengan selimut.
"Kalau aku tak meminum martini, kau akan berakhir meniduri gadis itu?" Tanya Renjun tiba-tiba, tangannya menyentuh bekas luka di lengan Jeno yang baru ia sadari.
"Ah iya aku lupa, Sara menitip maaf untukmu." Jeno teringat ucapan Sara tadi sore.
Renjun tak begitu penasaran dengan asal luka yang ada di lengan Jeno, tapi ia menerka sendiri semuanya diantara jemarinya yang terus menari di lengan Jeno.
"Si pirang?" Tanya Renjun karena asing dengan nama Sara yang Jeno sebut barusan.
"Ya."
"Kau benar terlihat kesal padanya." Jeno terkekeh.
"Ia benar-benar menghancurkan waktu menyenangkanku, dan itulah kenapa aku juga ingin menghancurkan waktu menyenangkannya— mendekatimu." Renjun rasanya puas ketika mengingat raut tak terima gadis pirang itu ketika Jeno memilih menghampirinya dan menjilat lehernya, daripada meladeni tangan gadis itu yang ia ketahui nyaris menyentuh selangkangan Jeno.
"Tapi kau sepertinya mendapat ganti waktu yang baik berkat bartender tadi, kalian terlihat memiliki percakapan yang menarik." Jeno tadi melihat bagaimana bartender itu tertawa bahagia dengan Renjun yang nampak senang juga berbincang dengannya.
"Aku bahkan tak tau namanya." Ujar Renjun santai.
Beberapa detik kemudian ia mengernyit menyadari percakapan mereka agak aneh, apa mereka tengah bersaing mendapat teman yang menyenangkan di perjalanan ini atau apa?
Dengan posisi kepala Renjun yang berbaring di dada Jeno itu, membuat Renjun dapat merasakan getaran di dada Jeno. "Apa sisa orgasmenya masih begitu berpengaruh padamu? Kau masih begitu berdebar."
Jeno tertawa kecil. "Kau tak sedang berpikir bahwa gairah dan tubuh panasmu hanya berefek jangka pendek padaku kan?"
"Tentu saja tidak, aku bisa membuat kepalamu hanya berisi desah dan bayangan tubuhku di atas ranjang." Jawab Renjun yakin dengan permainan ranjangnya.
Dan itu kembali membuat Jeno tertawa.
"Kau memiliki pengaruh yang lebih dari itu." Kata Jeno setelah menghentikan tawanya.
_________
Keesokan harinya, Renjun tengah berendam dengan menghadap ke kaca besar yang menampilkan pemandangan laut lepas. Langitnya nampak cerah dan begitu cocok dengan wangi yang memenuhi kamar mandi di kamarnya itu.
Jeno yang sejak tadi ada di kamar Renjun kini berjalan menuju area kamar mandi yang Renjun biarkan terbuka, Jeno menyandarkan tubuh tingginya sementara matanya memperhatikan Renjun yang berendam dengan lenguhan pelan yang sesekali terdengar dari mulutnya.
"Aku begitu menyukai suasananya."
Senyum Jeno terulas mendengar hal itu, ia pun berjalan mendekat ke sisi bathup yang Renjun tempati kemudian duduk di pinggiran bathup dengan tangan yang langsung meraba bahu Renjun.
"Kau mengajak kita makan bersama siang ini." Ujar Jeno dengan tangan yang perlahan menyusuri tulang selangka Renjun, lalu turun pada puncak dadanya untuk ia cubit satu persatu.
Renjun memejamkan matanya.
Setelah bermain kecil dengan puncak dada Renjun, Jeno dengan usil mencekik ringan leher jenjang itu hingga menghasilkan satu desahan lolos dari mulut Renjun.
Jeno melepas cekikannya, dan kini beralih menyentuh wajah Renjun dan mendekatkan wajahnya kesana. Menghirup dari dekat kulit wajah anak itu.
Merasakan jarak wajahnya dengan Jeno begitu dekat, Renjun pun membuka matanya membuat tatapan keduanya langsung bertemu tepat pada netra masing-masing.
"Aku akan menyelesaikan ini dan kita akan pergi makan siang." Renjun yang memutus tatapan itu lebih dulu.
Dan hal itu jadi alasan satu sudut bibir Jeno naik hingga membentuk seringai tipis. Menyadari bahwa Renjun kini terlihat tak seperti karakternya yang biasanya— menantangnya tak gentar.
Namun kali ini anak itu terlihat mengalihkan tatapan lebih dulu, memutus interaksi panas mereka.
____________
Sara gak bakal banyak dibahas, dia nih karakter penting gak penting. Dia gak bkal berakhir mati kayak Javier, tapi bukan juga karakter tetap disini. Waktu dia emang cuman bentar aja di cerita ini haha
Dan,
Sekali lagi aku mengingatkan, part cerita ini akan lebih banyak dari tulisan-tulisan aku sebelumnya. Untuk yang merasa bahwa ini begitu bertele-tele karena aku terus menceritakan scene serupa dan latar waktu yang masih sama di beberapa part, aku sangat menyarankan kalian mulai berpikir ulang untuk berhenti baca ini.
Karena kedepannya pun tulisannya akan tetp seperti ini, kejadian di hari yang sama akan aku ceritakan di lebih dari satu part, atau mungkin juga sedikitnya dialog antar karakter di beberapa part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Do You Want
FanfictionNOREN [LEE JENO - HUANG RENJUN] ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ mature bxb mature dark mature