4

1K 115 25
                                    

Yunho telah merapikan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Ia sengaja menghindari orang-orang di sekitarnya, dan beberapa orang disana mencoba mengajaknya untuk minum-minum, namun Yunho menolaknya.

Yunho merasa itu sangat merepotkan jika harus berkumpul dengan orang-orang asing dan ia tak suka dengan basa basi. Terlalu palsu. Ia hanya ingin pulang lalu tidur. Tiba-tiba seseorang menghampirinya dan yang Yunho tahu dia adalah Yeosang, asisten Mingi.

"Maaf Tuan Jeong mengganggu waktu anda. Perkenalkan saya Kang Yeosang, Asisten dari model Song Mingi. Saya diperintahkan untuk mengajak Tuan Jeong menghadiri makan malam bersama sebagai acara penyambutan atas bergabungnya anda dalam project ini." Ucap Yeosang. Yunho menaikkan satu alisnya. Bukan kah di kontrak sudah jelas tertulis bahwa ia hanya ingin kerja lalu pulang? Apa orang-orang disini minim literasi??

"Maaf Yeosang, saya tidak bisa. Saya ada urusan lain. Ucapkan saja salamku pada yang lain." Yeosang terkejut.

"Tapi Tuan, semua orang telah menunggu anda." Yunho menghela napas panjang.

"Tetapi saya tidak meminta kalian membuat acara penyambutan bukan? Dan di kontrakpun sudah tertulis dengan jelas jika aku hanya ingin bekerja dan pulang. Aku tak punya banyak waktu. Permisi." Yunho membungkuk kemudian berlalu meninggalkan Yeosang dengan wajah cemasnya. Ia takut Mingi akan marah padanya dan menghukumnya.

Yunho berjalan menuju arah lobby namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang yang menggunakan masker, kacamata hitam dan juga pakaian serba hitam. Yunho tak dapat berteriak sebab orang itu membungkam mulutnya. Apa kah ia sekarang menjadi korban penculikan??? Yang benar saja?? Apa ini adalah hari sialnya??

"Mmhh!!" Pria itu memasukkan Yunho ke dalam mobil dan langsung membawanya pergi.

Begitu pria itu membuka kacamata dan juga maskernya, Yunho terkejut. Apa maksudnya semua ini???

"Song Mingi? Apa maksud semua ini??!! Ini namanya penculikan!" Mingi tak menjawab.

"Turunkan aku!"

"Silahkan turun jika kau ingin terjatuh. Duduk dan diamlah dan kita akan acara penyambutanmu. Yang lain telah menunggu." Yunho menatap Mingi tak percaya.

"Tidak, aku ingin pulang! Turunkan aku!!" Yunho menatap sengit Mingi.

"Ku bilang silahkan jika kau ingin turun. Tapi aku tak akan memberhentikan mobilku." Mingi menjawab datar.

"Dasar gila!"

"Ya.. Ya.. Terserah kau saja." Mingi tetap melajukan mobilnya, Yunho hanya bisa duduk dan menahan kesal. Ia akan melaporkan ini pada Hongjoong.

"Tidak jadi turun?" Mingi bertanya namun Yunho tak menjawab atau bahkan menoleh kearahnya. Yunho hanya menatap lurus keluar jendela mobil.

"Pasrah rupanya, ku tak menyangka kau semudah itu menyerah."

"Diam atau ku patahkan lehermu." Yunho sangat marah dan memberikan tatapan mematikan pada Mingi. Jujur saja tatapan itu tak membuatnya takut, justru Yunho terlihat sangat sexy.

"Hahaha kau mengancamku?"

"Dan kau menculikku sialan!"

"Hahahah jika tak begini, ku yakin kau tak akan datang." Yang dikatakan Mingi benar.

"Aku hanya ingin pulang dan tidur. Aku lelah. Aku tak ingin terlibat lebih jauh dengan orang-orang, terutama kau. Menjijikan." Mingi mengeluarkan seringainya sambil tertawa.

"Ya.. Ya.. Terserah apa katamu saja. Tapi ku yakin aku akan segera mendapatkanmu." Mingi memang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

"Jangan mimpi. Kau tak akan mendapatkan apapun dari ku." Jawab Yunho datar.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang