29

335 50 104
                                    

Malam itu Yunho dan Mingi tengah beristirahat di apartement milik Hongjoong. Mingi tak bisa tidur malam itu, ia hanya memandangi Yunho yang kini telah terlelap dalam dekapannya. Kejadian hari ini membuat Mingi berpikir bahwa apa yang ia lakukan dulu benar-benar buruk.

Ia tak akan menyalahkan Jongho atau membenci Jongho tentang ucapannya. Mingi menerima semua caci maki yang dilemparkan Jongho untuknya. Ia memang pantas mendapatkannya. Siapa yang tak murka melihat laki-laki yang dulu menodai kekasihnya muncul kembali setelah lama menghilang? Siapa pun pasti sulit memaafkannya.

Mingi bahkan tak dapat membayangkan bila hal itu terjadi pada Yeosang terjadi juga pada Yunho. Ia pasti akan bersikap sama seperti Jongho. Mingi benar-benar menyesali perbuatannya. Mingi mengusap lembut pipi Yunho dan mengecup keningnya. Mingi memeluk Yunho erat.

"Aku berjanji akan menjagamu. Aku tidak akan melakukan sesuatu hal yang kau tak sukai. Aku tak ingin apa yang terjadi pada Yeosang yerjadi padamu. Aku bukanlah orang baik, tapi aku akan berusaha untuk membahagiakanmu. Aku tak ingin kembali menjadi Song Mingi yang dulu. Dulu aku tak masalah harus kehilangan seseoranh, aku bahkan tak tertarik menjalin hubungan. Tapi saat bertemu denganmu, kau merubah segalanya. Aku bahkan tak bisa menghilangkanmu dari pikiranku, aku bahkan tak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kau sudah menjadi bagian dari hidupku Yunho." Tanpa Mingi sadari Yunho mendengar semuanya, Yunho terbangun dari tidurnya sejak Mingi memeluknya erat.

Yunho meremat punggung Mingi dan mempererat pelukannya. Mingi tersadar bahwa Yunho memeluknya erat dan kini Yunho tengah menatapnya. Manik indah milik Yunho bagaikan menghipnotisnya, mata indah itu membuat Mingi tak bisa berpaling darinya.

"Sebelumnya aku tak mengerti pada perasaanku. Mengapa aku memperdulikanmu, kenapa kau selalu mengacaukan pikiranku dan kenapa aku harus menaruh hati pada pria brengsek sepertimu. Namun, saat kau menghilang tanpa kabar aku justru semakin merasa berada dititik terbawah dalam hidupku. Ternyata kehilanganmu lebih menyakitkan dibanding ketika kau selalu menggangguku. Aku sempat takut diriku jatuh hati pada orang yang salah, tapi kini tidak lagi. Semenjak kau kembali, aku selalu memperhatikanmu. Dan kau benar-benar sudah berubah. Aku tak lagi merasa terganggu memiliki kau disampingku. Aku bahkan kini merasa nyaman saat kau berada di sampingku, memelukku, menciumku." Mata keduanya bertemu.

Yunho menatap mata tajam milik Mingi, Yunho mengusap setiap inchi wajah Mingi dengan jari-jari panjang dan lentik miliknya. Mingi menggenggam tangan Yunho dan memberikan kecupan-kecupan manis disana.

"Apakah itu menandakan bahwa kau juga mencintaiku?" Suara Mingi terdengar lebih rendah dari biasanya. Jari-jari panjang dan besar milik Mingi tengah mengusap punggung tangan Yunho dengan ibu jarinya.

"Entah, tapi kurasa aku mulai tenggelam terlalu jauh. Dan perasaanku padamu semakin hari semakin kuat. Apa ini yang dinamakan cinta?" Yunho menatap dalam manik hitam milik Mingi.

"Bagaimana jika ku jawab kau mencintaiku hm?" Mingi mendekatkan wajahnya pada Yunho.

"Kurasa itu tak buruk." Yunho mengusap tengkuk Mingi.

"Kalau begitu bolehkah ku menyimpulkan bahwa kau benar mencintaiku?" Hidung keduanya bersentuhkan satu sama lain. Lengan kekar milik Mingi kini tengah melingkar di pinggang ramping milik Yunho

"Why not?" Mingi memberikan kecupan-kecupan lembut pada bibir Yunho.

"What are we?" Yunho bertanya pada Mingi tentang hubungan mereka.

"Boyfriend?" Mingi mengusap bibir mungil Yunho.

"So we just a friend or..."

"No, you're mine and i am yours." Mingi menjelaskan bahwa hubungan mereka bukan hanya sekedar teman. Lagi pula teman yang seperti apa yang melakukan hal-hal intim seperti mereka? Berciuman, berpelukan, dan sebagainya. Tidak ada bukan? Kecuali Friends with Benefit, tapi Mingi tak ingin hubungan yang seperti itu.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang