44

240 39 67
                                    

Langkah kaki sepasang kekasih itu terlihat sedikit terburu-buru. Sang submissive menarik tangan sang dominan yang membawakan koper milik mereka dan ia terlihat sedikit kewalahan. Mereka tengah berdiri di sebuah pintu berwarna coklat.

"Kalian? Sedang apa kalian disini?" Sebuah suara mengalihkan pandangan mereka pada pintu coklat tersebut.

"Jongho? Yeosang? Apa yang kalian lakukan disini?" Wooyoung menatap Jongho dan Yeosang yang ada di hadapannya.

"Aku ingin bertemu Mingi. Kalian kenapa bisa disini?" Jongho menatap San dan Wooyoung bergantian.

"Kami juga ingin bertemu dengan Mingi juga Yunho." San menjawab pertanyaan Jongho.

Keempatnya saling menatap satu sama lain hingga mereka mendengar suara pintu terbuka. Mereka menoleh kearah pintu yang baru terbuka dan menampilkan wajah Mingi yang begitu tampan dengan setelan kemeja dan celana hitam serta kacamata yang ia kenakan.

"Kalian sudah datang? Masuklah." Mingi tersenyum dan membuat keempatnya terpesona melihat senyum indah Mingi untuk pertama kalinya. Mingi menatap keempat pria dihadapanya dengan tatapan bingung.

"Kenapa? Masuklah." Keempatnya mulai tersadar dari lamunan mereka dan akhirnya mereka mengangguk dan masuk ke dalam apartement Mingi.

"Wah... Tak kusangka apartementmu sangat keren!" Wooyoung terlihat antusias.

"Hahaha tidak juga." Mingi hanya tertawa.

Yunho melambaikan tangannya dari sofa dan disana telah datang Hongjoong juga Seonghwa. Mereka berkumpul di ruang tengah, Yunho membantu Mingi membuatkan coklat hangat untuk sahabat-sahabat mereka.

"Bagaimana kalian bisa datang bersama?" Seonghwa bertanya pada Wooyoung dan Yeosang.

"Kami bertemu di depan." Jawab Yeosang.

San dan Jongho memyimpan koper mereka di ujung ruangan agar tak mengganggu. San segera menghampiri Wooyoung dan duduk di smpingnya, sedangkan Jongho kini sedang menatap Mingi yang sedang bercanda dengan Yunho di dapur. Jongho dapat melihat Mingi kini banyak tersenyum dan ia terlihat jauh lebih hidup, begitupun Yunho.

Jongho merasa lega melihat keduanya kini telah menemukan kebahagiaan mereka masing-masing. Mingi mengecup pipi Yunho dan melingkarkan lengan besarnya pada pinggang ramping milik Yunho. Jongho seolah asing dengan pemandangan yang ada di hadapannya, dan yang membuat Jongho terkejut adalah Yunho memberikan kecupan pada bibir Mingi. Seorang Jeong Yunho? Sulit dipercaya.

"Sayang, kenapa hanya berdiri disana? Kemarilah." Suara Yeosang membuyarkan pikirannya, Jongho pun menghampiri Yeosang dan duduk di sampingnya.

"Kau kenapa sayang?" Yeosang bertanya pada Jongho.

"Tidak apa sayang, aku hanya terkejut. Ternyata semua telah benar-benar berubah, aku hanya merasa sedikit asing dengan ketenangan dan keromantisan yang mengelilingi mereka." Yeosang menaikkan salah satu alisnya.

"Maksudmu?" Jongho menununjuk Mingi dan Yunho yang sedang bermesraan di dapur. Yeosang melihat kearah dimana Jongho tunjuk dan ia bisa melihat seoasang kekasih tersebut sedang bermesraan di dapur, ia hanya tersenyum.

"Kenapa? Apa kau iri dengan mereka?" Yeosang bertanya pada Jongho.

"Tidak, aku tak iri dengan mereka. Aku hanya tak biasa melihat dua orang tersebut bermesraan." Yeosang terkekeh pelan.

"Sudah, biarkan mereka. Mereka sedang kasmaran." Yeosang melingkarkan tangannya pada lengan kekasihnya dan menyenderkan kepalanya pada pundak Jongho.

"Hei... Kalian lama sekali, mana coklatku?" Hongjoong merasa kedua manusia tinggi itu terlalu lama di dapur, ia sudah kedinginan.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang