27

405 63 84
                                    

Liburan ke pemandian air panas pun tiba dan kini mereka tengah berendam di kolam air panas. Namun suasana canggung masih terasa diantara Jongho, Yeosang dan juga Mingi. Setelah mengetahui Mingi telah kembali Jongho terlihat begitu dingin pada Mingi, Yeosang pun tak banyak bicara.

Hongjoong dan San yang melihat itu pun mencoba mengajak Jongho dan Mingi berendam bersama mereka. Mingi pun sejak tadi hanya diam. Sepertinya Mingi sedang menunggu waktu yang tepat untuk bicara dengan Jongho dan Yeosang. Jongho menatap Mingi tak suka.

"Kenapa kau kembali? Ku kira kau sudah mati." Jongho menatap tajam Mingi. Mingi mengangkat wajahnya dan menatap Jongho, ia terlihat tenang.

"Tidak, aku tidak mati. Aku hanya menghilang kurang lebih 1,5 tahun intuk memperbaiki diri." Mingi tersenyum, senyum itu membuat Jongho muak.

"Entah hal bodoh apalagi yang akan kau perbuat kali ini. Jujur saja melihat wajahmu saja aku muak." Jongho benar-benar menunjukkan ketidaksukaannya pada Mingi.

"Choi Jongho, jaga bicaramu." Hongjoong menegur Jongho yang berkata tidak sopan pada Mingi.

"Kenapa aku harus menjaga bicaraku pada orang sepertinya? Kenapa juga kau selalu membelanya?" Jongho merasa Hongjoong selalu membela Mingi. Hongjoong tak menjawab ia hanya menatap Jongho tanpa ekspresi. Jongho yang ditatap seperti itu pun diam.

"Sudah.. Sudah.. Disini kita untuk berlibur bukan untuk bertengkar." San menengahi pertengkaran antara Hongjoong, Jongho, dan Mingi. Walaupun Mingi tak mengatakan apapun, ia hanya menerima kata-kata peda yang dilemparkan padanya oleh Jongho.

"Maaf jika kalian bertengkar karna ku. Tapi jika boleh aku ingin bicara denganmu dan Yeosang setelah ini. Apakah bisa?" Mingi bertanya langsung pada Jongho.

"Tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Sudah berapa kali ku katakan padamu hah?" Jongho masih menatap Mingi tajam.

"Aku tahu. Tapi aku benar-benar ingin bicara penting pada kalian berdua." Mingi mencoba menjelaskan.

"Tak perlu. Aku tak ingin mendengar apapun dari mu. Kita sudahi saja, aku akan membawa Yeosang pulang. Terima kasih atas liburannya." Jongho bangkit dan pergi meninggalkan tempat pemandian. Iaoun segera menarik Yeosang untuk keluar dari sana. Dan seketika semua mata menatap ke arah Mingi dengan tatapan bingung.

"Tidak apa, kau bisa coba lain hari. Untuk sekarang biarkan Jongho sendiri." San menepuk pundak Mingi. Mingi hanya mengangguk. Hongjoong menghela napasnya panjang.

"Anak itu selalu keras kepala." Hongjoong tahu sekali bagaimana Jongho.

"Tidak apa Hongjoong, aku akan mencobanya lagi nanti." Hongjoong menatap Mingi.

"Maafkan perkataan Jongho tadi, ku harap kau tak masuki hati kata-katanya tadi. Anak itu memang seperti itu." Mingi menggeleng.

"Aku tidak apa. Hal wajar ia marah padaku. Aku memang pernah melakukan sesuatu yang buruk pada orang yang ia kasihi, dan aku pun mengecewakannya." Mingi tersenyum kecil.

Jika boleh jujur hatinya sakit, tapi Mingi merasa ia pantas mendapatkannya. Ia memang banyak menyakiti orang-orang terdekatnya. Mungkin ini adalah hukuman untuknya, jadi ia akan terima konsekuensinya. Apapun itu.

Yunho menatap Mingi yang terlihat sangat terluka, mungkin Mingi tersenyum, tapi mata dan ekspresi itu tak dapat berbohong. Yunho tiba-tiba bangkit dan keluar dari kolam pemandian, ia mengejar Jongho dan juga Yeosang. Meninggalkan yang lainnya dengan tatapan bingung.

"Jongho! Yeosang!" Jongho dan Yeosang yang sedang mengganti pakaiannya pun menatap Yunho.

"Yunho? Ada apa?" Yeosang menatap Yunho.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang