18

1K 119 126
                                    

Time Skip

Hari ini adalah hari pernikahan Hongjoong dan juga Seonghwa. Pesta pernikahan yang tertutup dan juga hanya sedikit tamu yang diundang oleh Hongjoong dan Seonghwa. Keduanya tak ingin pernikahan yang meriah, menurut mereka pernikahan dalam skala kecil lebih nyaman.

Yunho yang tak ingin berinteraksi dengan banyak orang hanya duduk menyendiri di meja tamu paling ujung. San dan Wooyoung tengah menjelajah kuliner pesta, sebab Wooyoung memiliki nafsu makan yang cukup tinggi. Jongho dan Yeosang pun sedang berbincang dengan Hongjoong dan Seonghwa.

Yunho duduk menyendiri sambil menikmati hidangannya, namun matanya masih melihat kesekeliling, terutama ke arah pintu masuk. Seolah ia mencari seseorang.

'Tak ada, ia tak datang.'

Sudah kurang lebih setahun Yunho tak pernah bertemu dengan Song Mingi. Tak ada diantara mereka yang tahu dimana keberadaan Song Mingi. Ia hilang begitu saja tanpa kabar. Yunho bukan merindukan Mingi, ia hanya ingin tahu jika bajingan itu masih hidup atau tidak.

"Kau tidak ingin bergabung dengan mereka?" San mengagetkan Yunho.

"Ada apa? Apa kau kurang enak badan?" Wooyoung memandang Yunho yang sepertinya sedang kurang sehat.

"Ah tidak. Aku baik-baik saja." Yunho tersenyum kecil.

"Mereka menuju kesini, kau benar baik-baik saja?" San memastikan jika Yunho baik-baik saja dan Yunho mengangguk.

"Hai.. Bagaimana hidangannya? Apakah kalian suka?" Tanya Seonghwa pada sahabatnya, Wooyoung juga Yunho. Yunho mengangguk.

"Tentu saja, hidangan pestamu sangat luar biasa, aku bahkan sampai berkali-kali menyantapnya. Dan lihat lah perutku membesar." Wooyoung menepuk-nepuk perutnya yang kini penuh. Semua tertawa.

"Yunho, kau tidak menyantap hidangan lain? Kau hanya memakan puding sejak tadi ku lihat." Hongjoong menepuk pundak Yunho.

"Ah tadi ramai, jadi aku menunggu sepi." Hongjoong menghela napas.

"Apa kau benar-benar tak suka keramaian?" Jongho bertanya kali ini. Yunho mengangguk.

"Tapi kenapa?" Yeosang menatap Yunho.

"Aku hanya tak suka terlibat dengan orang lain dan berada di kerumunan orang, aku merasa tak nyaman." Jongho dan Yeosang mengangguk.

"Makanlah atau mau aku ambilkan?" Seonghwa menatap Yunho.

"Tidak usah, aku akan mengambilnya sendiri nanti." Seonghwa mengangguk.

"Baiklah. Jika kau butuh sesuatu katakan saja oke?" Yunho mengangguk.

"Dia tak datang." Semua mata menatap Hongjoong.

"Siapa?" San bertanya.

"Song Mingi." Mendengar nama itu Yunho terdiam.

"Kenapa kau masih memperdulikannya Hyung? Kau bahkan mengundangnya. Aku tak mengerti cara berpikirmu." Jongho merasa heran dengan Hongjoong. Kenapa ia sangat perduli pada bajingan itu?

"Aku hanya ingin memastikan bahwa ia masih hidup dan baik-baik saja. Hanya itu." Hongjoong menjelaskan.

"Tapi dia bukan lagi urusanmu Hyung." Jongho melipat tangannya di dada.

"Aku tahu. Ia bagai hilang ditelan bumi. Aku tak dapat menemuinya dimana pun, bahkan ponselnya tak lagi aktif." Hongjoong menghela napas.

"Kau terlalu memikirkan orang lain Hyung, ku benci sifatmu yang seperti itu." Jongho tak suka dengan sifat Hongjoong yang terlalu baik, ia sering dikecewakan akhirnya.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang