45

335 59 43
                                    

"Mingi, bisa kita bicara sebentar?" Jongho mendekati Mingi yang sedang menikmati segelas coklat panas di tangannya.

Kini mereka tengah berlibur ke Lauterbrunnen Valley, dimana mereka menikmati waktu mereka bersama-sama. Yunho, Yeosang, Seonghwa dan Hongjoong tengah berkeliling di sekitar penginapan untuk melihat air terjun. Sedangkan Wooyoung dan San akan melakukan paragliding. Tersisalah Mingi dan Jongho yang memilih untuk tetap berada di penginapan.

Mingi menatap Jongho, Jongho terlihat ingin membahas sesuatu yang cukup serius. Mingi menganggukkan kepalanya dan akhirnya mereka mendudukan diri mereka pada sofa yang berada disana sambil menatap Yunho, Yeosang beserta Seonghwa dan Hongjoong yang sedang melihat air terjun.

"Apa yang ingin kau bicarakan Jongho?" Jongho meletakkan segelas coklat panas yang bahkan belum sempat ia minum di atas meja.

"Mingi, aku ingin minta maaf padamu." Mingi menaikan salah satu alisnya dengan ekpresi bingung.

"Maaf? Maaf untuk apa?"

"Iya, aku ingin meminta maaf atas sikapku padamu waktu itu dan juga ucapanku yang mungkin sangat menyakitimu. Aku tak seharusnya bersikap seperti itu padamu. Saat itu aku masih meragukanmu bahwa kau benar-benar telah berubah Mingi, keraguanku padamu justru membawaku mengatakan hal-hal buruk padamu dan sikapku padamu sangatlah buruk." Mingi hanya diam tak mengatakan apapun. Jongho melanjutkan kata-katanya.

"Kau tahu? Aku meragukanmu, aku merasa semua orang berada dipihakmu, mereka semua percaya padamu, termasuk Yeosang. Itu sungguh membuatku frustasi, bagaimana bisa ia percaya padamu saat itu dan memaafkanmu. Pikiran-pikiran seperti itu membuatku ikut meragukan Yeosang. Kau harus tahu Mingi, Yeosang pernah menyukaimu." Jongho menatap kearah Yeosang yang kini sedang tertawa bersama Yunho.

"Hal itu lah yang membuatku meragukan cintanya padaku ketika ia memilih percaya padamu dan memaafkanmu, hingga akhirnya aku mengatakan hal-hal yang seharusnya tak ku katakan padanya. Aku harusnya mengerti bahwa ia sudah tak memiliki rasa apapun padamu, ia bahkan tak ingin mendengar apapun tentangmu tetapi aku terus memojokkannya hingga kami bertengkar cukup hebat." Mingi masih mendengarkan perkataan Jongho tanpa ingin menginterupsinya.

"Seonghwa bahkan Hongjoong hyung ikut turun tangan untuk membuatku menghentikan semua ini. Seonghwa hyung membeli 60% sahamku dan Hongjoong hyung memintaku untuk beristirahat sejenak. Mereka mengirimku ke Jepang untuk menenangkan diri. Aku bahkan tak diizinkan menghubungi Yeosang, hingga akhirnya Seonghwa hyung memberitahuku bahwa Yeosang akan datang dan aku harus menemuinya. Selama aku menenangkan diri, aku menyadari bahwa sikapku benar-benar buruk." Jongho menghela napasnya panjang, ia benar-benar dalam masa sulit saat itu.

"Aku membencimu tapi justru aku membuat diriku terlihat lebih buruk. Perlahan aku mulai berdamai dengan diriku, aku menurunkan ego ku dan berkaca. Jika aku ingin semua membaik maka aku harus mengubah sikap dan perkataanku, dan aku harus meminta maaf padamu. Aku tak ingin hidup dengan rasa penyesalan Mingi. Jadi kumohon maafkan aku." Jongho menatap Mingi yang kini juga menatap kearahnya. Bukannya menjawab penyataan Jongho, Mingi justru memberikan segelas coklat panas milik Jongho yang berada di atas meja pada Jongho.

"Minumlah selagi hangat." Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Mingi.

"Tapi Mingi-"

"Minumlah. Aku sudah membuatkannya untukmu. Jadi kau harus mencicipinya." Jongho tak mengerti dengan Mingi, namun ia tetap mencicipinya.

"Rasanya nikmat." Ucap Jongho.

"Nikmat bukan? Kau tahu? Aku yang membuatnya."

"Iya aku tahu kau yang membuat coklat panas ini. Kau sudah mengatakannya tadi" Mingi menggelengkan kepalanya.

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang