Seorang photographer monocromatic terkenal bernama Yunho sangat tidak menyukai memotret manusia, ia lebih suka memotret pemandangan. Namun di suatu kesempatan, dirinya harus bekerja dengan seseorang model bernama Mingi yang dikenal sebagai playboy...
Setahun berlalu, semua kembali seperti semula. Hongjoong melanjutkan koleksi-koleksi busananya, Seonghwa juga tengah sibuk menjadi model untuk brandnya sendiri. Setahun terakhir ini keduanya tengah sibuk. Hongjoong yang tengah menyiapkan brand miliknya launching di paris fashion week benar+benar hampir dibuat kuwalahan dengan busana yang ia buat, untung saja semua sudah selesai dan ia tengah mengerjakan aksesoris-aksesoris sebagai finishing.
Seonghwa yang juga memiliki brandnya sendiri tak kalah sibuk dengan Hongjoong, ia tengah launching produk tas yang tentu saja digambar oleh Hongjoong sesuai dengan ide Seonghwa. Kesibukan keduanya membuat pasangan suami istri ini hampir tak memiliki waktu bersama walau hanya untuk berkencan. Saat tiba di rumah keduanya sudah sangat lelah lalu pergi tidur.
Seonghwa yang baru saja selesai dengan pemotretannya menghela napas panjang. Akhirnya ia bisa bernapas lega, ia sangat lelah. Seonghwa ingin pulang lebih awal, dirinya merindukan Hongjoong, tetapi Hongjoong mungkin sedang sibuk hingga ia tak ingin mengganggu Hongjoong.
"Ahhh aku ingin pulang lebih awal. Aku rindu rumah, aku rindu Hongjoong." Seonghwa dan Hongjoong sangat sibuk, bahkan mereka jarang sekali bimerbincang seperti biasanya. Ia merindukan perhatian Hongjoong.
Seonghwa mengambil ponselnya dan membuka kontak Hongjoong, iya mengetik sesuatu disana namun ia menghapusnya kembali. Mereka adalah sepasang suami istri namun mengapa mereka sulit berkomunikasi. Bahkan untuk menanyakan kabarpun mereka tak sempat, atau merasa takut mengganggu satu sama lain. Seonghwa terlihat frustasi.
"Pulanglah, kau pasti lelah hyung. Sisanya biar aku yang menghandlenya." Itu Jongho, Jongho berpura-pura tidak mengerti situasi Seonghwa dan Hongjoong yang setahun terakhir terlihat sedikit berjarak. Jongho meminta Seonghwa untuk pulang dengan niat Seonghwa bisa bicara dengan Hongjoong.
"Tapi Jong-"
"Tidak hyung, pulanglah. Beristirahatlah." Seonghwa akhirnya mengangguk dan mengambil barang-barangnya lalu pulang.
Jam menunjukkan pukul 8 malam. Seonghwa telah tiba di rumah. Ia melihat sepatu Hongjoong tergeletak sembarangan. Seonghwa merapikan sepatu milik Hongjoong dan memasuki rumah mereka. Seonghwa dapat melihat suaminya tersebut tengah tertidur di sofa. Ia sepertinya sangat lelah hingga tertidur di sofa.
Seonghwa menaruh tas miliknya diatas meja lalu menghampiri Hongjoong yang masih tertidur. Seonghwa mendudukkan dirinya di samping Hongjoong, menyandarkan kepalanya di sofa sambil memandangi wajah Hongjoong yang tengah terlelap. Jari-jari lentik milik Seonghwa merapihkan rambut Hongjoongbyang terlihat sudah memanjang hingga menutupi matanya.
"Kau pasti lelah sekali hingga kau tertidur di sofa. Bisa melihatmu ketika aku pulang rasanya lelahku menghilang entah kemana. Hongjoong.. Boleh aku menceritakan sesuatu?" Seonghwa tahu Hongjoong tak akan menjawabnya sebab Hongjoong tengah tertidur.
"Kau tahu? Setahun ini kita hampir tak ada waktu bersama, bahkan untuk sekedar kencan pun sulit. Aku dan kau sangat sibuk hingga komunikasi diantara kita pun menurun. Bahkan untuk saling menelpon pun sulit. Mengapa ada jarak diantara kita Joong? Bisakah kita kembali seperti dulu?" Lagi, tak ada jawaban dari Hongjoong.
"Aku merindukanmu Joong, sangat. Aku rindu perhatianmu, aku rindu bercerita denganmu, aku rindu menghabiskan waktu bersama dengan mu, aku rindu pelukanmu, ciumanmu, semuanya." Seonghwa menitikkan air matanya. Ia benar-benar merindukan Hongjoong.
Seonghwa memeluk Hongjoong yang tengah tertidur, ia terisak. Ia ingin mereka seperti dulu. Kini Seonghwa merasa hampa tanpa Hongjoong. Setiap memikirkan Hongjoong rasanya ia ingin berlari dan memeluk Hongjoong, ia tak ingin melepaskan Hongjoong. Ia ingin Hongjoong terus berada disisinya.
Tiba-tiba Hongjoong membalas pelukan Seonghwa dan mengusap kepala Seonghwa lembut, Seonghwa pun segera mengangkat kepalanya. Ia dapat melihat Hongjoong menatapnya sambil tersenyum lembut padanya.
"Kenapa menangis hm? Jika kau merindukanku kau tak perlu menutupinya, maafkan aku terlalu sibuk hingga aku tak sempat memberikanmu kabar. Asal kau tahu sayang.. Aku ingin lekas menyelesaikan semuanya agar aku bisa menghabiskan waktu denganmu. Dan hari ini semua sudah selesai. Terima kasih karena kau sudah sabar menungguku, maafkan aku membuatmu kesepian hingga kau menangis seperti ini. Aku juga merindukan istri cantikku ini. Sangat. Kau semangatku untuk menyelesaikan semuanya lebih awal dari jadwal karena aku ingin menghabiskan waktu denganmu, aku tak tahan lagi jika harus disibukkan oleh pekerjaan hingga aku mengorbankan waktu untukmu. Jangan menangis lagi hm? Aku disini, aku tak akan meninggalkanmu." Hongjoong mengusap air mata Seonghwa yang semakin deras membasahi mata cantiknya.
"Aku mencintaimu Joong, sangat. Maaf tapi aku sangat ingin menangis sekarang, peluk aku." Hongjoong tersenyum lembut dan membawa Seonghwa ke dalam pelukannya kemudian ia memberi kecupan-kecupan lembut pada pucuk kepala Seonghwa.
"Aku juga mencintaimu Seonghwa. Setelah kau selesai dengan projectmu ayo kita habiskan waktu bersama-sama." Hongjoong mengangkat dagu Seonghwa dengan jarinya dan menghapus air mata Seonghwa. Seonghwa mengangguk.
Hongjoong mengecup bibir istri cantiknya dengan lembut, sudah lama ia tak memberikan kecupan pada Seonghwa. Seonghwa menatap Hongjoong lalu menarik tengkuk Hongjoong dan mencium bibirnya lembut. Hongjoong pun menyambut ciuman lembut tersenut dan membalas ciuman Seonghwa, ia menarik Seonghwa ke atas pangkuannya.
Keduanya larut dalam ciuman manis yang menggambarkan kerinduan disana tanpa ada niatan untuk melepasnya. Keduanya mengobati kerinduan mereka dengan ciuman manis tanpa nafsu disana. Seonghwa melepas ciumannya.
"Ayo kita mandi bersama. Sudah lama kita tak mandi bersama." Seonghwa mengajak Hongjoong untuk mandi bersama seperti biasanya sebelum mereka sibuk akhir-akhir ini. Hongjoong mencubit lembut pipi Seonghwa
"Baiklah.. Ayo kita mandi bersama." Hongjoong mengecup bibir Seonghwa lalu menggendongnya menuju kamar mandi.
"Sayang.."
"Iya sayang?".
" Apa kau lelah?".
"Hm.. Tidak juga, memangnya kenapa?" Seonghwa memainkan kancing kemeja Hongjoong.
"Hm? Kenapa sayang?" Hongjoong bertanya pada Seonghwa yang enggan menjawabnya.
"Hm... Bisakah kita melakukannya?" Hongjoong terlihat belum bisa memproses kata-kata Seonghwa.
"Melakukan apa?" Hongjoong menatap Seonghwa. Wajah Seonghwa berubah memerah, ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Hongjoong.
"Aku ingin kau menyentuhku. Aku ingin kau melakukannya." Hongjoong akhirnya mengerti dan ia tertawa renyah.
"Astaga, kenapa kau tak bilang padaku dari tadi sayang, tentu saja aku dengan senang hati melakukannya. Aku justru sudah lama menahannya dan kurasa ini waktuku untuk memberikan apa yang tuan putri ini inginkan, benarkan?" Seonghwa yang malu pun memukul pundak suami tercintanya lalu kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hongjoong.
"Diamlah, aku malu."
"Hahaha kita sudah lama menikah tetapi kau masih saja malu sayang, aku sudah berkali-kali melihat tubuhmu, jadi kenapa kau harus malu sekarang?"
"Sebab sudah lama kita tak melakukannya." Gumam Seonghwa.
"Kalau begitu ayo lakukan sekarang." Hongjoong menutup pintu kamar mandi mereka dan mereka akan melakukan apa yang diinginkan oleh Seonghwa, ia akan memberikan apapun yang Seonghwa inginkan. Sebab ia sangat mencintai istri cantiknya, Kim Seonghwa.
Tbc Haii bonchap 1 nih Jangan lupa vote dan comment ya (*´︶'*)♡Thanks! -voyez
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.