36

328 51 106
                                    

Yunho mengarahkan kameranya pada objek yang ingin dia ambil foto. Tangan-tangan profesional tersebut melakukan tugasnya. Kini Yunho sedang nengambil foto dari banyak view yang ia lihat untuk ia gunakan dalam pameran tahun depan. Mingi menemaninya dan memberitahukan tempat mana saja yang bagus untuk Yunho bebas mengambil foto.

Ini adalah tempat ketiga mereka. Yunho mengedarkan kameranya ke sekelilingnya dan kameranya terhenti ketika ia melihat dari kameranya Song Mingi yang tengah duduk di atas cup mobil miliknya dengan kepala yang mengadah keatas dengan mata terpejam.

Seketika memori ketika mereka melakukan pemotretan berputar kembali di kepala Yunho. Yunho selalu berkata pada dirinya sendiri bahwa Song Mingi adalah model profesional yang benar-benar berbakat. Mingi tak perlu berusaha keras untuk mendapatkan pose dan hasil foto yang memukau. Mingi memiliki bakat alami sebagai seorang model.

Tanpa sadar Yunho mengambil foto Mingi dengan latar pemandangan yang menakjubkan. Satu kali, dua kali, tiga kali hingga akhirnya Yunho mengambil foto Mingi dari banyak angle, dengan total 25 foto. Mingi tak menyadari itu, sebab Mingi hanya sibuk menikmati pemandangan. Mingi tengh membersihkan pikiran-pikiran negatif dalam kepalanya dan juga menenangkan dirinya dari banyak pikiran yang mengganggu.

Sejujurnya ia rindu berpose di depan kamera. Namun ia tak yakin bahwa ia masih dapat diterima di dunia model dengan masa lalunya yang kelam. Pasti banyak orang yang sudah tak mempercayai dirinya. Sepertinya Mingi harus mengubur keinginannya tersebut dan hidup sebagai rakyat biasa, jauh dari dunia entertainment dan fashion.

Yunho yang tengah melihat hasil fotonya pada kamera miliknya pun memiliki pikiran yang berbeda dengan Mingi, Yunho masih ingin melihat Mingi berpose di depan kamera. Yunho ingin Mingi kembali menjadi model, karena tak semua orang memiliki bakat alami seperti Mingi dan akan sangat disayangkan jika bakat yang menakjubkan seperti ini harus terkubur begitu saja.

"Mingi.." Mingi menoleh pada Yunho dan dengan cepat Yunho memotret Mingi. Mingi pun terkejut.

"Kau sedang apa sayang?"

"Aku sedang mengambil fotomu."

"Eh? Kenapa kau mengambil fotoku? Bukankah kau ingin memotret pemandangan di Swiss?" Yunho mendekati Mingi dan meletakkan kamera miliknya di samping Mingi.

"Saat aku memotret pemandangan tadi, tanpa sengaja kamera ku menangkap dirimu dan jari ku tanpa sadar mengambil fotomu. Dan kau tahu Mingi? Ketika aku melihat hasil fotomu, aku teringat kembali ketika dulu kau masih menjadi model. Sejak dulu aku selalu kagum pada hasil fotomu." Mingi menatap Yunho dengan tatapan bingung.

"Kau kagum dengan hasil fotoku?" Yunho mengangguk.

"Dulu aku membencimu, tapi aku tak dapat pungkiri bahwa kau adalah model profesional yang berbakat, bakat yang kau miliki adalah bakat alami Mingi. Kau tak perlu berusaha keras untuk mendapatkan hasil foto yang menajubkan. Kau diberkahi proporsi tubuh dan juga ekspresi yang sangat menakjubkan dan itu tak dibuat-buat." Mendengar itu dari Yunho, Mingi seketika berpikir kembali tentang rencananya untuk mengubur mimpinya.

"Dan kau tahu? Ketika San menggantikanmu, aku dan juga Hongjoong merasa ada sesuatu yang hilang, sentuhannya terkihat berbeda denganmu. San memang berbakat, namun tak ada yang benar-benar bisa mendapatkan essence dari tema Hongjoong kecuali dirimu. Hongjoong pun merasakan hal yang sama. Bakat alami yang kau miliki itulah yang membuat semua terasa berbeda." Yunho menatap Mingi yang kini seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Apa aku masih bisa melakukannya? Apa mereka masih mau menerimaku kembali? Atau aku harus mengubur semuanya dan hidup seperti sekarang?" Mingi menatap lurus kedepan sambil melontarkan kata-kata tersebut.

"Kau berbakat Mingi, jika kau ingin mendengar pendapatku, maka jawabanku adalah ya, kau harus kembali. Menjadi seorang model adalah passionmu, berpose di depan kamera adalah hidupmu bukan? Kau terlihat menikmati ketika kamera menyorot dirimu atau mengambil fotomu." Mingi menghela napas panjang.

"Ku rasa tak semudah itu sayang.. Kau tahu kan bahwa namaku sudah sangat buruk di mata banyak orang. Bahkan staff disana pun tahu bagaimana buruknya sikap dan sifatku dulu. Ku rasa sulit untuk mereka dapat menerimaku kembali." Yunho tak menatap Mingi dan ia tahu apa yang dikatakan Mingi itu benar, tapi Mingi telah berubah sekarang.

"Tapi kau sudah berubah sayang. Kau bukan lagi Song Mingi yang dulu, kau sudah berubah menjadi Song Mingi yang jauh lebih baik." Yunho  menangkup pipi Mingi.

"Tapi.. Apakah aku masih pantas mendapat kesempatan kedua untuk kembali meraih cita-citaku menjadi seorang model profesional?" Yunho mengangguk.

"Jika kau tahu, hasil fotomu tak pernah buruk. Semuanya menakjubkan hanya saja sikapmu lah yang buruk. Jadi ku rasa kau masih bisa kembali Mingi."

"Tapi bagaimana jika mereka menolakku?" Mingi menatap Yunho yang masih menangkup pipinya.

"Jika mereka menolakmu. Maka jadilah modelku." Seketika Mingi terdiam. Apa maksud Yunho?

"Jadi modelmu? Bukan kah kau hanya memotret pemandangan saja?" Yunho mengusap pipi Mingi.

"Ya, aku memang memotret pemandangan, tapi saat ku mengambil fotomu tadi. Aku sadar, fotoku jauh lebih hidup ketika kau ada disana. Kau memberikan warna baru dalam foto-foto Monocromatic ku Mingi. Jadi.... Jika mereka menolakmu, maka jadilah modelku." Mingi tak bisa berkata-kata.

"Sayang, apa kau yakin?" Yunho mengangguk.

"Aku sangat yakin, dan aku akan memberikan bayaran yang kau inginkan."

"No."

"Eh? Kenapa?" Yunho bingung ketika menolak.

"Aku tak ingin kau membayarku."

"Hah? Kau ini bicara apa? Jika kau menjadi modelku, tentu saja aku harus membayarmu." Yunho tak mengerti dengan Mingi.

"Aku tak ingin kau membayarku dengan uang." Mingi menarik pinggang Yunho dan mendekap pinggang langsing tersebut dengan lengan-lengan berotot miliknya.

"Eh? Lalu?" Yunho menatap Mingi.

"Aku ingin kau membayarku dengan cintamu. Cintai aku seumur hidupmu. Dengan begitu sudah cukup dan kau tak perlu membayarku dengan uang." Yunho dibuat tak habis pikir oleh Mingi. Apa Song Mingi ini gila? Bagaimana bisa seseorang bekerja tak ingin dibayar oleh uang? Bukankah orang bekerja untuk mendapatkan uang?

"Jika kau tak ingin aku membayarmu dengan uang lalu bagaimana kau menghidupi dirimu? Bukankah orang bekerja untuk mendapatkan uang agar dapat menghidupi diri mereka?" Yunho memiringkan kepalanya. Mingi tersenyum. Mingi bangkit dari duduknya dan mendekap erat pinggang Yunho.

"Aku akan mencari orang yang mau menjadikanku model mereka."

"Aku yang ingin menjadikanmu modelku Mingi."

"Jika denganmu, aku akan memberikannya cuma-cuma. Dengan kau mencintaiku saja sudah cukup."

"Kau gila Song Mingi. Mana bisa seperti itu? Jika seperti itu namanya aku hanya memanfaatkanmu demi keuntunganku sendiri."

"Mungkin kau harus tahu ini sayang. Aku adalah milikmu, oleh karena itu kau boleh menggunakanku sesukamu." Yunho terkejut mendengar ucapan Mingi.

"Kau gila Song Mingi!"

"Memang, aku memang gila karnamu."

"Hentikan gombalanmu itu."

"Tidak." Mingi mengecup bibir Yunho.

"Yak! Song Mingi!" Yunho memukul dada Mingi yang hanya dibalas kekehan dari Mingi. Mingi memang senang sekali menggodanya.

Tbc
Hai happy reading ya
Jangan lupa vote dan comment
(*´︶'*)♡Thanks!
-voyez

TbcHai happy reading yaJangan lupa vote dan comment (*´︶'*)♡Thanks!-voyez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si cantik 😭💕

MonocromaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang